Diskusi Islam & Peradaban - Refleksi Akhir Tahun



Dakwahsumut.com, Binjai - Ahad (30/12/2019) Bertempat di Masjid At-Thohirin Binjai Utara, Komunitas Kajian Islam Kaffah mengadakan Diskusi Islam & Peradaban dengan tema "Refleksi Akhir Tahun". Acara ini bertujuan untuk melihat kembali peristiwa-peristiwa ekonomi, politik, kesehatan dan pendidikan sepanjang tahun 2019 untuk dikupas dan ditelaah serta penyelesaiannya menurut perspektif Islam.

Ust. Taufiq Simbolon, SP sebagai pemerhati kebijakan publik mendapatkan kesempatan pertama. Beliau memaparkan persoalan proyek OBOR (One Belt One Road). Proyek ini sangat terkesan dengan hegemony China. Proyek apapun yang dijalankan baik di darat, udara, ataupun air yang bersifat infrastruktur pasti akan di kuasai oleh China secara bertahap. Hal ini berhubungan erat dengan persoalan hutang. Selain proyek OBOR tersebut, China juga memberikan hutang kepada negara-negara lain termasuk Indonesia. Sampai-sampai jika tidak bisa dibayar, maka mereka akan mengambil aset-aset pada negara tersebut. Memang secara tidak langsung merubah sistem negara tersebut, tetapi beberapa negara sudah ada yang dirubah mata uangnya menjadi Yuan.

Ust. Taufiq juga menyoroti persoalan kericuhan pemilu yang telah lewat. Rezim pada saat itu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang kebanyakan tidak pro terhadap rakyat. Hal ini berbanding lurus dengan kebangkitan Islam walaupun belum bangkit secara menyeluruh, maka munculah isu-isu "2019 ganti presiden". Namun faktanya yang terjadi adalah setelah pilpres selesai, muncul hal yang mengecewakan yaitu paslon tersebut bergabung dengan rezim saat ini.

Kemudian dibahas juga mengenai Revisi UU KPK. Analisa dari Ust. Taufiq bahwa revisi UU KPK ini sangat erat kaitannya dengan proyek OBOR. Dalam proyek OBOR tersebut pastinya ada proses pemudahan-pemudahan yang sangat erat kaitannya dengan korupsi, kolusi, dan gratifikasi. Sehingga dengan adanya KPK membuat proyek OBOR sedikit terhambat. Maka lahirlah revisi UU KPK yang didalamnya lahir poin-poin yang melemahkan KPK. Padahal sebelum direvisi saja KPK sudah cukup sulit, apalagi setelah di revisi.

Masalah yang tentunya kita masih ingat yaitu mengenai OPM. Info terbaru yaitu Bpk. Hendro Priyono dan Prabowo Subianto akan menaikkan status OPM dari Kelompok Kriminal Bersenjata akan di usulkan menjadi Terorrist Internasional. Namun hal ini masih menjadi kewenangan dari Menkopolhukan yaitu Mahfud MD. Sejauh ini hal tersebut merupakan hal yang baik, kata Ust. Taufiq.

Pembicara kedua yang dihadirkan yaitu Ust. Roni Darwin, ST sebagai pemerhati ekonomi. Beliau membahas mengenai tingkat kemiskinan dan pengangguran yang semakin hari semakin meningkat. Pemerintah punya target dalam menurunkan tingkat kemiskinan dari 9% menjadi 7%. Namun hal ini tidak berhasil dan tingkat kemiskinan masih berkisar 9.25%, bisa dikatakan sekitar 25 juta penduduk miskin. Harusnya ini merupakan tanggung jawab dari Pemimpin.

Hal lain yang dilakukan pemerintah untuk menaikkan ekonomi ialah dengan cara investasi, dan investasi yang paling besar di tahun 2019 adalah dari China lewat kebijakan OBOR. Tetapi apakah investasi ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita? Ternyata negara gagal dalam hal tersebut. Kenapa? Karena investasi tersebut tidak menguntungkan bangsa ini, justru menguntungkan China dan malah membuat hutang kita semakin banyak.

Pembicara ketiga yaitu Ust. Novri Yeldi, M.Si sebagai Tokoh Kota Binjai membahas mengenai peran negara dalam pendidikan dan kesehatan yang terjadi selama tahun 2019 ini. Sebuah peradaban ditentukan bagus atau tidaknya pendidikan di negara tersebut. Kalau dilihat sistem pendidikan di negara ini menganut sekularistik dan materialistik. Sistem ini memisahkan antara pendidikan yang agama dengan dengan non-agama. Berbeda dengan pendidikan dalam Islam. Islam mampu menciptakan para pendidik dan peserta didik yang taat dan patuh kepada Allah SWT. Bekal pendidikan bukan hanya untuk duniawi saja tetapi juga bermanfaat untuk akhirat. Begitupun pola pikir dan pola sikap yang dibentuk adalah berdasarkan Islam.

Sementara pemaparan Ust. Novri dalam hal kesehatan yang terjadi sepanjang tahun 2019, beliau menyoroti mengenai masalah BPJS. Seperti yang dijelaskan bahwa BPJS memang memberikan jaminan kesehatan secara gratis, tetapi tetap rakyatlah yang di paksa untuk membayarnya. Jika tidak dibayar maka akan dipersulit untuk pengurusan-pengurusan hal lain seperti SIM, Passpor, dan lainnya. Seharusnya hal ini menjadi tugas negara untuk menjamin kesehatan rakyatnya, bukan tugas rakyat lagi memikirkan hal tersebut karena kesehatan adalah hak rakyat.

Dari pemaparan yang disampaikan oleh para pemateri, dapat disimpulkan bahwa liberalisme, komunisme, sekularisme, kapitalisme telah diterapkan oleh rezim saat ini. Kebijakan-kebijakan yang dibuat rata-rata merugikan rakyat.

"Ada indikasi skenario besar yang ingin diterapkan di dunia Islam secara umum, khususnya di Indonesia untuk melemahkan umat Islam. Lalu apa yang menjadi target selanjutnya? Dana Zakat, karena hal ini yang menjadi pondasi umat Islam. Kenapa indikasi-indikasi ini muncul? Karena ada isu kebangkitan umat Islam di negeri kita ini", kata Ust. Taufiq Simbolon, SP.

"Kita harus sadar bahwa satu-satunya solusi adalah kembali kepada Syariat Islam dan mari sama-sama kita belajar memahami Islam secara Kaffah", ujar Ust. Novri Yeldi, M.Si.

"Tentunya kita semua menginginkan adanya perubahan dan perubahan tersebut tentunya akan terwujud ketika kita berupaya merubah sistem pada saat ini. Sistem yang akan memberikan kemaslahatan dan keberkahan kepada umat ialah diterapkannya sistem Islam. Dan untuk menegakkannya kita harus berjuang mewujudkannya", ujar Ust. Roni Darwin, ST sebagai pesan penutup dari acara.[]