Diskusi Ngopi Deli Serdang Soroti Banjir dan Kerusakan Lingkungan, Dinilai Akibat Sistem yang Keliru

 



Diskusi Publik Ngopi (Ngobrol Pemikiran Islam) digelar Ahad pagi, 21 Desember 2025, di Kopi Umar, Jalan Baru, Tembung, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan yang mengangkat tema “Setahun Perjalanan Umat Islam, Menuju Kebangkitan atau Kemunduran?” ini diselenggarakan oleh Majelis Kajian Islam Kaffah (MKIK) Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Diskusi menghadirkan dua pembicara, Mas Ngatirin, wartawan senior Kota Medan, dan Ustadz Marwan Rangkuti, guru pesantren di Deli Serdang. Sekitar 100 peserta hadir, terdiri dari tokoh masyarakat, muballigh, pengurus majelis taklim, serta pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM).


Mas Ngatirin menyoroti persoalan banjir yang kerap melanda wilayah Tembung, khususnya Pasar V. Menurutnya, banjir tersebut bukan sekadar musibah alam, melainkan dampak buruknya sistem tata ruang dan pengelolaan lingkungan yang tidak komprehensif.

Ia mencontohkan kebijakan penanganan banjir yang hanya berfokus pada menaikkan badan jalan tanpa memperbaiki sistem drainase. Akibatnya, rumah warga justru semakin sering terendam.

“Yang seharusnya dibenahi adalah sistem drainase, bukan sekadar meninggikan jalan,” ujarnya.


Senada dengan itu, Ustadz Marwan Rangkuti menilai berbagai kebijakan yang ada saat ini lebih berorientasi pada kepentingan materi, sehingga memicu kerusakan lingkungan. Ia mencontohkan banjir di wilayah Tapanuli yang terjadi akibat penggundulan hutan untuk kepentingan tambang dan perkebunan.

Menurutnya, kerusakan tersebut merupakan bentuk fasad akibat ulah manusia. Solusinya adalah kembali kepada pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan aturan Islam.

“Perbaikan tidak cukup hanya dengan dakwah individu, tetapi juga membutuhkan perbaikan kebijakan melalui kekuasaan,” tegasnya. [DS]