Peran Pemuda dalam Islam dan Refleksi Momentum Sumpah Pemuda
Dafin Fildiansyah (Santri Ponpes ats-Tsaqafiy)
Pendahuluan
Pemuda merupakan aset terpenting dalam perjalanan umat manusia. Dalam pandangan Islam, masa muda bukan hanya masa untuk bersenang-senang, melainkan masa yang sangat menentukan arah hidup seseorang dan masa depan umat. Rasulullah ﷺ memberikan perhatian besar kepada para pemuda karena dari merekalah lahir para penggerak dakwah dan penjaga agama.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober dapat dijadikan momentum bagi pemuda Muslim untuk merenungkan kembali peran dan tanggung jawabnya menurut Islam, bukan dalam konteks nasionalisme, tetapi dalam konteks keimanan dan perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi.
---
Peran Pemuda dalam Islam
1. Pemuda sebagai Penegak Agama
Pemuda dalam Islam memiliki kekuatan iman dan semangat yang besar untuk menegakkan kebenaran. Al-Qur’an memberikan banyak contoh tentang bagaimana para pemuda menjadi pelopor perubahan ke arah tauhid dan ketaatan kepada Allah.
Salah satu contoh adalah Ashḥabul Kahfi (para pemuda gua) yang disebutkan dalam surah Al-Kahfi ayat 13:
> إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13)
Ayat ini menggambarkan bagaimana para pemuda yang memiliki keimanan teguh berani meninggalkan lingkungan kufur demi menjaga tauhid. Mereka menjadi simbol keteguhan iman di usia muda.
---
2. Pemuda sebagai Pewaris Dakwah Para Nabi
Dalam sejarah Islam, banyak sosok pemuda yang menjadi tulang punggung dakwah Rasulullah ﷺ.
Ali bin Abi Thalib ra. masuk Islam saat masih remaja dan menjadi pembela pertama Rasulullah ﷺ.
Usamah bin Zaid ra. menjadi panglima perang di usia sekitar 17 tahun.
Mus’ab bin ‘Umair ra. diutus Rasulullah ﷺ ke Madinah sebagai duta dakwah pertama, dan melalui perjuangannya Islam tersebar di Madinah sebelum hijrah.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak pernah memandang remeh usia muda. Justru masa muda adalah masa terbaik untuk mengabdikan diri kepada agama.
---
3. Pemuda Sebagai Penuntut Ilmu dan Pembaharu Umat
Pemuda yang berilmu adalah tiang peradaban Islam. Rasulullah ﷺ bersabda:
> "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim)
Ilmu menjadi bekal bagi pemuda untuk beramal dengan benar. Imam Syafi’i rahimahullah menuntut ilmu sejak usia muda dan menjadi ulama besar sebelum mencapai usia 20-an. Hal ini menjadi teladan bahwa masa muda seharusnya digunakan untuk memperdalam ilmu agama dan menjadi cahaya bagi masyarakat.
---
4. Pemuda Sebagai Pelopor Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Pemuda Muslim tidak boleh diam melihat kemungkaran. Mereka adalah ujung tombak dalam menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
> كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran: 110)
Pemuda Muslim harus menjadi generasi yang berani menyuarakan kebenaran di tengah kebatilan, dengan adab dan ilmu.
---
Momentum Sumpah Pemuda dalam Pandangan Islam
Peringatan Sumpah Pemuda dapat dijadikan sebagai refleksi spiritual, bukan dalam konteks nasionalisme, tetapi dalam konteks kesadaran keislaman.
Momentum ini bisa dimaknai sebagai waktu bagi pemuda Muslim untuk:
1. Meneguhkan kembali jati diri keislaman – bahwa identitas sejati pemuda adalah hamba Allah, bukan sekadar bagian dari kelompok atau bangsa.
2. Meningkatkan semangat menuntut ilmu dan berdakwah – sebagaimana semangat pemuda Islam terdahulu yang berjuang dengan ilmu dan akhlak.
3. Menjaga ukhuwah Islamiyah – bukan berdasarkan suku atau bangsa, tetapi berdasarkan iman dan takwa. Allah berfirman:
> إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10)
4. Menjadi generasi yang bermanfaat bagi umat, dengan berkontribusi melalui amal saleh, ilmu, dan keteladanan akhlak.
---
Penutup
Pemuda adalah kekuatan yang menentukan arah masa depan umat Islam. Dalam Islam, masa muda tidak boleh disia-siakan. Pemuda yang beriman, berilmu, dan berakhlak akan menjadi cahaya bagi umat dan pelanjut risalah Nabi ﷺ.
Momentum Sumpah Pemuda hendaknya tidak sekadar diisi dengan upacara atau seremonial, tetapi dijadikan sebagai waktu untuk muhasabah diri — sejauh mana pemuda Muslim telah berperan dalam menegakkan agama Allah, memperjuangkan ilmu, dan memperbaiki umat.
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
> “Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang empat hal: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.”
(HR. Tirmidzi)
Maka, semoga para pemuda Islam hari ini bangkit kembali dengan semangat keimanan dan ilmu, menjadikan setiap momentum — termasuk Sumpah Pemuda — sebagai pengingat untuk berjuang di jalan Allah dan menegakkan kalimat La ilaha illallah.
