Krisis Moral, Potret Buruk Generasi Muda




Oleh Sri Arya Ningsih (Aktivis Muslimah)

Sudah seharusnya para pendidik dan orang tua waspada dan prihatin. Generasi muda yang seharusnya menjadi tombak sebuah peradaban kini muncul berbagai fenomena yang menunjukkan kerusakan moral yang dialami oleh para generasi muda.

Baru-baru ini beredar video sekumpulan pelajar SMA di Tapanuli Selatan yang menendang seorang nenek lansia dengan dalih iseng, mereka tega menganiaya seorang nenek dengan menendangnya. Akibat perbuatannya ini polisi mengamankan mereka. Sebelum itu, beredar juga video beberapa pelajar SMP membully temannya di dalam kelas. Mereka beramai-ramai memukuli dan menendang kepala korban hingga pingsan. Pelaku mendapat sanksi dari sekolah tidak boleh mengikuti belajar offline bersama murid lainnya (kumparannews, 20/11/2022).

Kekerasan hingga tindak kriminal sudah amat sering terjadi. Bullying pelajar terhadap seorang nenek menggambarkan betapa buruk sikap pelajar tersebut, ini menunjukkan kegagalan sistem pendidikan dalam mencetak generasi muda yang berakhlak mulia dan juga gagalnya sistem kehidupan sehingga tidak menghormati orang yang sangat tua.

Di kasus lain, bullying antar pelajar tidak diselesaikan dengan tuntas, tetapi dengan kompromi yang tidak memberi rasa keadilan kepada korban. Bahkan, sekolah merahasiakan kasus bullying dan tidak menyelesaikan dengan tuntas. Fakta ini jelas kontradiksi dengan program sekolah ramah anak. Tidak siapnya sekolah dalam program tersebut membuat pihak sekolah justru menyembunyikan kasus.

Semua itu potret buruk sistem pendidikan Indonesia, sungguh berbeda dengan sistem Islam yang menjadikan akidah sebagai landasan dan mampu menghasilkan siswa yang memiliki kepribadian mulia. Saat ini, pengajaran Islam justru makin dijauhkan. Orang tua, pendidikan, dan masyarakat terus ditakut-takuti dengan isu Islam radikal di kalangan pelajar. Banyak pelajar yang mereka tuding terpapar radikalisme adalah mereka yang taat beribadah, menutup aurat, dan berakhlak mulia.

Pendidikan dalam dunia kapitalisme juga tidak jauh-jauh dari pendidikan yang sekuler, di mana yang terjadi sekarang adalah bahwa dalam pendidikan hanya terjadi transfer of knowledge bukan transfer of character yang sebenarnya menjadi poin penting dalam dunia pendidikan. Apalagi arus moderasi beragama makin gencar disosialisasikan dalam dunia pendidikan. Moderasi beragama juga menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di dunia pendidikan.

Selain itu, sekolah dan kampus juga terus dijadikan sebagai sarana kampanye deradikalisasi Islam. Bahkan, beberapa tahun lalu dimunculkan isu bahwa kerohanian Islam di sekolah adalah sarang teroris. Bahkan-olah Islam penyebab kerusakan di negeri ini dan merusak perilaku para pelajar. Ironinya, berbagai perilaku negatif para pelajar seperti pergaulan bebas, kurang ajar pada guru, perundungan, tawuran, hingga narkoba malah tidak pernah mendapatkan perhatian dan penanganan.

Islam adalah satu-satunya agama yang dapat mengubah masyarakat jahiliah (yang percaya syirik, takhayul, khurafat; biasa berzina, minuman keras, riba, dan sebagainya) menjadi masyarakat yang berperadaban unggul dan berakhlak mulia. Inilah realitas yang digambarkan oleh Al-Qur’an:

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“Alif Laam Raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim [14]: 1).

Islam tegak atas dasar akidah yang benar yakni akidah Islam. Dalam Islam, segala sesuatu yang ada dalam kehidupan selalu terikat dengan Islam dan tidak bebas sehingga tidak memiliki kebebasan yang mutlak. Dari segi tingkah laku, Islam juga ikut mengaturnya sehingga juga terikat dengan aturan Islam. Kemudian para generasi muda diarahkan menjadi pribadi yang memiliki kecerdasan beragam untuk berkontribusi bagi umat. Nabi saw. bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (h.r. Ahmad).

Wahai kaum muslim, saatnya kita menyelamatkan para generasi muda dan pelajar dari krisis adab/akhlak. Generasi muda adalah harapan masa depan umat. Para pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Jangan biarkan anak-anak muda terperosok ke dalam kubangan lumpur, hilangkan pemikiran sekularisme yang telah nyata merusak akhlak mereka.

Islam adalah solusi yang akan memperbaiki akhlak para remaja dan pelajar. Karena itu, mari kita menjadikan Islam sebagai solusi total kehidupan. Hanya Islam yang telah terbukti dalam sejarah mampu melahirkan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.

Wallahualam bissawab