Warga Medan Johor melaksanakan acara Bedah Film JKDN II

 



"Sejarah Menjadi Ibroh Untuk Berjuang Menegakkan Islam."(Prof. Basyuni).

Ahad, 12 Desember 2021 tepatnya 8 Jumadil Awal 1443 H, Warga Medan Johor mengadakan Bedah Film Jejak Khilafah Di Nusantara (JKDN) II di Gedung Biru JL. Eka Rasmi Medan Johor.

Acara yang dimulai pukul 09.00 wib itu disambut antusias dari peserta. Tim JKDN II Medan yang diwakilkan oleh Ustadz Salman menjelaskan dalam sambutannya, dengan diadakannya acara ini sebagai bentuk memahamkan kepada umat Islam bahwasanya terdapat bukti yang nyata di Nusantara(Indonesia)  jejak-jejak ke Khilafahan.  "Di dalam film (JKDN II) ini, kita akan semakin faham bahwasanya ada jejak-jejak khilafah di nusantara", jelasnya.

Ditampikan pula cuplikan film dokumenter JKDN II sebelum dibedah Filmnya. Meski diputar hanya 30 menit dari versi lengkapnya yang mencapai 2 jam lebih, tayangan tersebut sudah menggugah audien saat menyaksikan isi dari film tersebut.

Setelah selesai nonton bareng, maka acara dilanjutkan dengan bedah Film JKDN II yang dimoderatori oleh Ustadz Indra Kurnia dan sebagai Pembedah dibawakan oleh Ustadz Prof. H. Muhammad Basyuni, Ph.D.  Ustadz Basyuni menjelaskan bahwa berdasarkan isi film ini merupakan  bukti/sumber premier dan ilmiah. Film JKDN II ini berbeda dengan film JKDN I. "Film pertama yang hanya menjelaskan peninggalan makam peninggalan jejak Khilafah. Namun di JKDN II ini lebih lengkap dan jelas tergambar. Dilampirkan arsip-arsip yang lengkap dan sesuai dengan kebenaran. Selain itu hasil film dokumenter ini adalah hasil penelitian dari sutradara JKDN II yaitu Nicko Pandawa." jelasnya.

Tanpa islam maka kita tidak akan bisa terlepas dari penjajahan. Melalui film ini terbantahkan ungkapan bahwa tidak ada hubungan kekhilafahan dengan nusantara.

Setelah Khilafah Ustmani runtuh, kaum muslim masih berupaya agar khilafah tegak kembali. Secara historis, hubungan khilafah dengan kita (nusantara) sangat jelas . Prof Basyuni juga menunjukkan kepada hadirin batik yang beliau kenakan merupakan batik yang bertuliskan khilafah.

Melalui film ini menyadarkan kita ternyata nenek moyang kita berjuang bersama dan sangat erat kaitannya dengan  Khilafah Ustmaniyah.

Dengan kondisi saat ini,  kita harus terus berjuang layaknya pendahulu kita untuk kembali menegakkan khilafah. Maka dalam perjuangan ini kita tidak perlu takut kepada orang-orang liberal yang menghalangi pengemban dakwah agar kita tidak mendakwahkan Islam dan Jihad.

Padahal Melalui jihadlah Indonesia terlepas dari penjajahan. Mari kita mengajak saudara kita untuk berjuang bersama kembali menegakkan Islam.

Film ini menjadikan kita semakin paham bahwa nenek moyang kita bukan hanya seorang pelaut, tapi juga seorang pejuang yang gigih untuk merebut tanah kelahiran kita dari cengkraman penjajah.

Semoga dengan kegigihan kita untuk berjuang mengembalikan tegaknya khilafah maka Allah akan menolong kita.  Selain itu kita juga mencari teman yang benar agar kita kelak di akhirat agar saling mencari untuk tetap bersama di surgaNya. Karena kenikmatan surga itu seluas langit dan bumi. MasyaAllah.

Sejarah itu menjadi ibroh (pelajaran hidup), agar kita sebagai insan makhluk yang memiliki akal untuk berfikir agar tidak jatuh ke lubang yang sama atau menjadi hidup yang sengsara. Maka sejarah jangan dikaburkan dan dikubur.

Dari film ini, harapannya kita semakin istikamah dan semangat untuk memperjuangkan Islam sebagaimana pendahulu kita seperti yang ditampilkan di dalam film ini. Perjuangan itu tentu membutuhkan pengorbanan dan persiapan yang sesungguhnya, agar kita mampu menegakkan Khilafah Islam Rasyidah ala minhaj an Nubuwah.

Di akhir sesi acara, Pak Manurung salah satu peserta mengungkapan  kepada tim bahwa adanya Film ini dapat menjadi ibroh yang bisa dijadikan pijakan kita kedepannya. Semoga ini bisa merubah pelajaran sejarah di dalam buku-buku sejarah pendidikan yang ada saat ini.

Di akhir acara, di tutup dengan doa yang dibawakan oleh Ustadz Pandapotan Abu Yasin, semoga diberi keberkahan dan diberi pertolongan  oleh Allah untuk tegaknya kembali kejayaan Islam yaitu Khilafah. [Tim/Amar]