Haru Pilu, Seorang Guru Hina Murid Yatim Piatu


 


Oleh Fitria Sari (Praktisi Pendidikan)

“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku.”

Penggalan lirik lagu yang berjudul "Hymne Guru” di atas menandakan bahwa guru adalah manusia terpuji yang memiliki banyak jasa dalam mendirikan peserta didiknya. Namun, apa jadinya jika seorang guru tidak memberikan contoh yang baik kepada muridnya dengan cara menghina murid misalnya?

Kali ini datang dari Kota Medan. Diduga ada dua oknum guru di SMPN 28 Medan telah menghina siswanya dengan sebutan "miskin, bodoh dan tidak waras" kepada siswa bernama Indah Pratiwi yang duduk di kelas 3 SMP, dan hinaan ini tidak hanya sekali namun dua kali dilakukan oleh oknum guru tersebut. Hinaan pertama dilakukan sekitar 6 bulan yang lalu, dan yang kedua dilakukan pada saat bagi rapor bulan lalu. (tibunmedan.com, 12/01/2022).

Sebagai tenaga pendidik yang memiliki tanggung jawab besar yang seharusnya dapat memberikan contoh baik untuk siswanya, semestinya tidak bertindak demikian, menghina siswanya sendiri. Karena jika demikian maka, sangat tidak pantas untuk dijadikan panutan. Sungguh miris ketika mendengar hal ini, ketika sosok guru yang harusnya menjadi panutan, malah menjadi sosok yang tak pantas untuk di banggakan.

Ke mana kewajiban guru yang seharusnya mendidik dan merangkul siswa untuk menjadi cerdas? Apa hanya sebuah ucapan saja? Atau hanya bangga dengan sebutan guru namun tidak berperilaku seperti guru?

Jelaslah dari sini, bahwa sistem yang hari ini sedang diterapkan benar-benar tidak akan pernah mampu melahirkan orang-orang yang memiliki akhlak yang baik, walaupun mengenyam pendidikan tinggi sekalipun. Bukan malah merangkul siswa dan mendidiknya agar menjadi generasi cerdas harapan bangsa, malah menghina dengan kata-kata yang menyakitkan.

Padalah di dalam sistem Islam, guru adalah manusia mulia yang jasanya sungguh tak terkira. Sebab, berkat perannyalah akan lahir manusia-manusia hebat yang taat pada aturan Tuhannya, serta generasi unggul yang akan memajukan negerinya. Tak hanya itu, dalam sistem Islam yang diterapkan secara sempurna dalam bingkai Khilafah, seorang guru akan difasilitasi untuk terus belajar menjadi tenaga pendidik yang bertakwa, meriayah siswa dengan baik, memberikan contoh yang benar. Tidak seperti sistem hari ini, yang telah menjadikan seluruh manusia rusak dan minim akhlak terpuji termasuk guru.

Sistem Islam juga sangat memuliakan guru, karena gurulah yang akan mencetak generasi muda yang cerdas bertakwa serta berguna untuk semua orang, dan di dalam sistem Islam, penguasa akan menyedihkan pendidikan terbaik bagi seluruh generasi dan guru terbaik yang ahli dibidangnya masing-masing tentunya. Sehingga dari sini, tidak akan ada penghinaan antara guru dengan siswa begitu pun sebaliknya, karena Islam sangat menjaga kualitas guru dan siswanya.

Apakah dengan sistem sekarang mampu mencetak guru yang berkualitas dan bertakwa? Tentunya dari banyaknya kejadian ini membuat kita harusnya yakin akan sistem Islam yang sudah nyata mampu mencetak guru berkualitas yang sudah berabad-abad lamanya Islam berjaya. Lalu, tunggu apalagi, marilah kita bangkitkan kembali sistem Islam untuk menjadi pengatur segala urusan kita dengan melibatkan Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَفَحُكْمَ الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (TQS. Al-Ma’idah [5]: 50).

Wallahualam bissawab.