PANJI RASULULLAH : This Is My Identity


Oleh: Noor Fazia Khansa
(Mahasiswi UMN AW, Aktivis Muslimah Medan)


Mencintai dan membenci adalah sifat dasar manusia. Setiap manusia ketika mencitai atau membenci sesuatu memiliki kecenderungan untuk membawanya dalam seluruh aktivitasnya. Maka tak heran bila ada orang – orang yang dengan sengaja membakar bendera tauhid dengan dalih daripada tercecer juga ada yang berdalih itu adalah bendera suatu ormas. Kebencian yang tak mendasar ini akan terbawa dalam setiap aktivitas mereka, sehingga saat melihat bendera tauhid tersebut rasanya ingin lansung bakar saja. Ini adalah sifat dasar manusia saat membenci. Namun yang menjadi permasalahannya adalah dasar dari sebuah kebencian serta cara menyalurkan kebencian. Membakar bendera tauhid adalah kebencian yang tak berdasar, tanpa mancari kebenaran mereka langsung mengklaim bahwa itu adalah bendera suatu ormas terlarang yang benderanya pantas untuk mereka bakar. Jika dasar membencinya salah, maka jelas cara pengaplikasiannya juga salah. Seorang muslim haruslah berbuat berdasarkan Al – Qur’an dan Hadist, lalu mencintai dan membenci juga harus berdasarkan Perintah dan Larangan Allah SWT. 

Maka kita perjelas tentang bendera tauhid yang dibakar oleh beberapa orang. Apakah bendera tersebut adalah bendera suatu ormas? Ataukah Allah memerintahkan kita untuk membencinya? Mari kita telisik asal usul bendera tauhid yang berwarna hitam dan berwarna putih, serta masing – masing tertulis kalimat tauhid di dalamnya.

14 abad yang lalu, Rasulullah saw. bersabda: “Rayah Rasulullah saw. Berwarna hitam dan Liwa’ berwarna putih. Tertulis padanya La Ilahaillallah Muhammad Rasulullah ( HR. Abu Syaikh al –Ashahani dalam akhlaq an-Nabiy saw)” dalam riwayat lain di perjelas “ Rayah Rasulullah saw. Berwarna hitam, persegi empat, terbuat dari kain wol Namirah ( HR at-Thirmidzi dan an-Nisa’I )”. Hadist – hadist berikut cukuplah menjadi dalil bahwa Bendera Hitam yang tertulis lafaz Lailaha illallah Muhammad Rasulullah bernama Rayah dan Bendera Putih yang tertulis Lailaha illallah Muhamad Rasulullah bernama Liwa’. Maka bila ada pihak – pihak yang mengklaim bahwa itu bendera suatu ormas adalah sebuah kebohongan. Liwa’ dan Rayah merupakan Panjinya Rasulullah serta identitas kaum muslim yang seharusnya kita mampu untuk menjaga dan memuliakannya. Bagaimana cara memuliakan Panji Rasulullah? Apakah dengan dengan dibakar?. Tentulah tidak serta-merta demikian. 

Panji Rasulullah merupakan syiar pemersatu ummat, identitas Islam dan kaum muslimin. Kemuliaan islam pastilah terletak padanya. Maka akan mengundang murka Allah apabila kita melecehkannya. Memuliakan Panji Rasulullah haruslah dengan menjaga agar Panji Rasulullah tetap berada di tempat tertinggi sebagi identitas dan pemersatu ummat. Bila ada oknum – uknum yang tidak bertanggung jawab melecehkannya, kita harus siap berada di garda terdepan dalam barisan perjuangan. Sebagaimana yang pernah dilakukan Ja’far bin Abdullah saat perang Mut’ah. Pada saat peperangan Rasulullah menunjuknya sebagai Komandan Perang yang harus menjaga Ar – Rayah agar tetap brkibar. Maka ia menggenggam Rayah di tangan kanannya, namun seketika musuh menebasnya. Lalu dengan sigap tangan kirinya menangkap Rayah tersebut, namun tangan kirinya juga di tebas. Hingga dia menghimpit Rayah dengan kedua lengannya. 

Dan musuh pun menusuk punggungnya hingga Ja’far syahid dalam peperangan. Inilah bentuk kecintaan yang hakiki, akan mampu berkorban meski nyawa menjadi taruhan. Harusnya begitulah sikap kita saat simbol – simbol juga syiar – syiar Islam di lecehkan. Bukan malah acuh tak acuh saat islam dinistakan. Allah berfiman “Demikianlah ( Perintah Allah). Siapa saja yang mengagungkan syiar – syiar Allah, sungguh timbul dari ketaqwaan kalbu”( Qs. Al Hajj : 32), dari sini maka jelaslah dimana posisi kita saat ini, ketika kita berada dalam barisan orang – orang yang memperjuangkan Panji Rasulullah juga syiar- syiar islam yang lainnya maka kita adalah orang – orang yang memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT. Dan sebaliknya orang – orang berada dalam barisan menghinakan atau mengacuhkan syiar – syiar Islam maka mereka adalah orang – orang yang jauh dari Allah SWT. Naudzubillah.

Maka, marilah kita sama – sama menjaga persatuan ummat islam dengan tetap memuliakan Panji Rasulullah sebagai identitas kaum muslim serta syiar – syiar Islam yang lainnya dengan bergabung orang – orang yang membela kalimat tauhid. Wallahua'lambishawab.