Dangkalnya Logika Sesat Feminisme


Dakwahsumut.com, Wanita memiliki kedudukan yang sangat penting baik dalam keluarga, masyarakat maupun Negara. Seorang wanita yang berkepribadian baik akan mampu menghasilkan generasi terbaik melalui pendidikan yang diberikan dalam sebuah keluarga, wanita juga mampu menjadi pelopor di tengah-tengah masyarakat untuk menggerakkannya menjadi kontrol sosial dalam sebuah Negara. Sehingga dengan demikian wanita telah memberikan kontribusi yang sangat besar untuk kemajuan sebuah peradaban dan semua ini tidak terlepas dari kodratnya wanita sebagai pendidik serta pengurus keluarga yang akan menjadi tonggak dalam membangun sebuah peradaban.

Begitu mulianya tugas seorang wanita yang semua hanya menjadi angan-angan kosong saat pemikiran kaum wanita telah tersusupi oleh logika sesat feminisme yang menyatakan bahwa wanita harus setara dengan laki-laki dalam bidang pendidikan, pekerjaan, pemerintahan dan lain sebagainya. Dangkalnya logika sesat feminisme ini dapat kita lihat dari agenda besar feminisme yang diadakan pada tanggal 03 Maret 2018 dengan tema Women’s March Jakarta 2018. Dan memunculkan slogan-slogan menyesatkan kaum wanita, salah satunya adalah slogan “ Aurat Gue Bukan Urusan Loe ” dicetuskan oleh Hannah Al Rashid yang menuai banyak pro Kontra.

Inilah pendapat mereka bahwa seorang wanita seharusnya bebas untuk melakukan apa saja yang dia kehendaki salah satunya ialah mengumbar aurat mereka yang dengan kata lain mereka bebas berpakaian sesuka hati mereka, tak perlu merasa risih atau terganggu dengan tindakan mereka toh dosa ditanggung masing-masing, ujar mereka. Penyesatan logika seperti ini memiliki dampak begitu luar biasa rusaknya, bagaimana tidak? Lihatlah jika hal ini dibiarkan berlanjut, tentu saja tindak kriminalitas akan semakin meningkat terutama pelecehan seksual dan tindakan asusila lainnya. Melihat kejahatan bermula bukan karna ada niat melainkan ada peluang. Serta akan menyuburkan paham-paham liberalisme yang berujung kepada Islam sebagai agama yang mengekang serta mengatur otoritas hidup seorang wanita sehingga bila wanita berusaha menjalankan syari’at Islam, misalnya dengan menutup aurat serta menggunakan cadar akan menimbulkan pemahaman akan fanatisme golongan, radikalisme, intoleran, dan lain sebagainya.

Hanya dari satu slogan sudah menyesatkan pemikiran kaum wanita serta memiliki dampak yang sangat signifikan. Belum lagi penuntutan aktivis feminisme bahwa wanita harus setara dengan laki-laki dalam meraih karir dunia. Maka jika ada seorang perempuan bergelar sarjana hanya menjadi ibu rumah tangga adalah hal yang sangat memalukan serta menanggung beban sosial yang begitu berat. Feminisme benar-benar telah merenggut idealisme kaum wanita yang seharusnya wanita menjadi pencetak generasi pejuang serta penggerak peradaban menjadi wanita-wanita yang mengeksploitasi dirinya hanya untuk karir dunia. Miris sekali, Bagaimana Negara mampu bangkit, apabila penyongsong peradaban telah patah akibat feminisme.

Semua ini terjadi sebab Negara memberikan kebebasan yang kebablasan kepada rakyatnya. Maka dari itu Islam hadir menjadi agama yang mengatur hingga semua menjadi teratur sebab Islam bersumber dari Zat yang Maha Mengetahui dan Maha Pengatur. Dalam Islam wanita dipandang begitu istimewa hingga hanya orang-orang tertentulah yang dapat mengenalnya secara mendalam, seperti aturan menutup aurat, dilarang ikhtilat ( campur baur ), berkholwat ( berdua-duaan ), juga dilarang mendekati zina. Aturan ini merupakan bentuk penjagaan terhadap kaum wanita yang membuat wanita merasa aman dan nyaman serta lebih fokus dalam memujudkan visi besar dalam mencetak generasi penakluk dan pejuang Islam.
Wallahu’alam bish shawab.

Noor Fazia Khansa
Aktivis Mahasiswi Muslim UMN