Kapitalis Biang Kerok Tergerusnya Fungsi Keluarga


Oleh : Siti Nuraini Dongoran, SKm (Aktivis Muslimah Medan)

Entah apa yang ada difikiran YA alias Amat (34) warga Dusun XI Jalan Medan Batang Kuis Pondok I Desa Bandar Klippa Percut Seituan. Ia tega memperlakukan dua putri kandungnya seperi pemeran film porno. San (10) dan Nsn (9) diduga kerap dicabuli ayah tak bermoral itu sejak tahun 2015 silam. Aksi cabul pria berkacamata itu terhadap putri kandungnya, terakhir dilakukan pada Desember 2018. Dan kini ia telah meringkuk di dalam pengapnya sel tahanan. (mimbarumum.co.id 9/2019).

Tak kalah mengejutkan, seorang ibu di Tangerang tega membunuh buah hatinya sendiri lantaran kesal dengan mantan suami keduanya. R (28), ibu kandung QR, bayi 1,5 tahun yang tewas dengan luka lebam di tubuhnya, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resort Metro Tangerang. (Liputan6.com 19/01/2019.
Berita miris ini tentu membuat setiap orang yang mendengarnya mengelus dada. Ayah dan Ibu adalah pilar penting dalam sebuah keluarga, kini berubah menjadi monster yang menakutkan bagi para korban. Ayah adalah pemimpin keluarga. Melekat kewajiban padanya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia adalah teladan yang akan menjadi contoh anak-anaknya. ia juga laksana perisai, tempat berlindungnya para anggota keluarga. Lantas bagaimana bisa perisai itu kini berubah menjadi monster? Dan ibu, wanita yang kita kenal berhati malaikat, yang rela mengorbankan apa saja demi anak-anaknya, yang lemah lembut lagi penuh kasih sayang. Lalu bagaimana mungkin tega menghabisi buah hatinya dengan tangannya sendiri?
Tentu semua itu tidak terlepas dari sistem kapitalis yang diterapkan saat ini. Kapitalis yang beraqidah memisahkan agama dari kehidupan berkontribusi besar menghasilkan keluarga yang lemah yang tak mampu memahami fungsinya. 

Kesengsaraan yang dihadiahkan kapitalis memberikan dampak yang luar biasa. Baik itu di bidang teknologi informasi, media digital, ekonomi, pergaulan, pendidikan dan lain-lain. Tidak hanya itu, minimnya pengetahuan orang tua tentang bagaimana fungsi orangtua dan keluarga membuat orang tua tidak mampu menjalankan perannya. Dan tak sedikit saat ini orang tua yang melalaikan tugasnya mendidik buah hati karena disibukkan dengan mencari nafkah lalu mencukupkan pendidikan yang di dapat hanya dari sekolah. Kesempitan hidup dan minimnya iman di dada menjadi faktor pendorang yang kuat pada kasus diatas.

Padahal Islam telah menggariskan urgensitas keluarga bahwa keluarga merupakan bagian dari masyarakat Islam dan di dalam keluargalah seorang belajar mengenal Islam sejak kecil. Sebuah keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan karena setiap manusia tentu berangkat dari sebuah keluarga. Maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa keluarga adalah tempat dimana pondasi nilai-nilai agama diajarkan kepada seorang anak.
Sedangkan ibu dan ayah adalah bagian terpenting dalam sebuah keluarga. Sebagai orang tua peran yang tak boleh dilupakan adalah mendidik anak-anaknya menjadi pribadi yang taqwa kepada Allah SWT. Dalam Islam, mendidik anak orang tualah yang menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. maka ia bertanggung jawab menggali potensi yang ada pada anak-anaknya dalam rangka mensholihkan jiwa dan mencerdaskan akalnya sehingga anak bisa berproses menuju arah yang telah ditetapkan Allah SWT. Yaitu menjadi pribadi yang Takwa yang tunduk pada segala perintah dan larangan Allah.

Dengan demikian dalam membangun sebuah keluarga, seorang muslim harus memiliki dasar untuk  apa keluarga itu dibangun. Sehingga fungsi orang tua dapat dilaksanakan maksimal. Tentu kita tidak mengingingkan kejadian mengenaskan di atas terulang lagi. Tapi selama sistem yang diterapkan masih sama tentu besar peluang kejadian-kejadian serupa bisa terjadi. Bahkan lebih parah lagi. Hari ini kita melihat kejadian tersebut dari layar atau handphone, bukan tidak mungkin kejadian senada bisa terjadi disekitar kita. Dahulu, kita hanya mendengar penyiksaan dilakukan oleh ibu tiri. Tapi saat ini ibu kandung pun bisa tega menghabisi anaknya. Dahulu kita jadikan ayah sebagai pelindung dari berbagai ancaman, tapi kini kita bisa melihat ayahnya lah yang menodai puterinya.
Wahai kaum muslimin, sadarkah anda bahwa penerapan sistem kapitalis ini lama kelamaan membuat kondisi yang membahayakan bagi kehidupan manusia. Manusia tidak lagi hidup sebagaimana mestinya. Dari sisi keluarga, ayah dan ibu telah kehilangan jati dirinya dan tidak mampu mengenali tugas yang seharusnya. Maka sudah saatnyalah kita kembali kepada sistem Islam. Sistem buatan Rabb seluruh alam yang menjadi kewajiban kaum muslimin untuk menerapkannya. Hanya penerapan syariat Islam dalam bingkai Khilafah ala minhajjinnubuwwah yang akan menjamin terselenggaranya fungsi keluarga yang benar. Sehingga mampu menghasilkan generasi yang suci hati dan cerdas akal. Wallahua’lam.