Keamanan Jadi Barang Langka di Medan?
Oleh: Endah Sefria, S.E (Aktivis Muslimah)
Kejadian berulang, seorang wanita lanjut usia (lansia) di Medan, Amimah Alama (72) ditemukan tewas bersimbah darah setelah dibantai pelaku perampokan. (Medanbisnisdaily.com, 20/7/2025)
Baru kemarin kita mendengar seorang bapak yang mengendarai sepeda motor sepulang dari mencari nafkah saat tengah malam dibegal di daerah Belawan Kampung Kurnia hingga korban meninggal dunia.
Tawuran antar remaja juga menjadi sebuah keresahan di tengah masyarakat. Bagaimana tidak, orang yang tidak terlibat dalam tawuran juga bisa saja sewaktu-waktu menjadi korban keganasan kekerasan para remaja yang sok jago ini.
Fakta demi fakta kita amati sendiri tentang keamanan kota kita semakin tragis. Tidak ada tersisa wilayah yang aman untuk ditinggali di kota tercinta kita ini. Kalau mau jujur, bringas, tega, tidak manusiawi, bersumbu pendek sudah mulai menyelimuti karakter warga Medan yang pada dasarnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, agama, adat istiadat, moral dan etika.
Penyebab utama kebiadaban para pelaku kekerasan tersebut adalah karena tidak ada lagi nilai agama dalam dada-dada mereka. Sistem sekularisme menggerus aqidah, akhlak dan moral. Ketika paham pemisahan agama dari kehidupan dijadikan landasan hidup maka kita akan menyaksikan kehidupan yang dipenuhi kemaksiatan dan kebrutalan bahkan kerusakan dari segala macam lini.
Sistem ekonomi kapitalisme juga menciptakan kesenjangan ekonomi dan sosial. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin terus berada dalam penderitaannya. Orang kaya di Medan juga ikutan resah, karena mereka merasa senantiasa diincar oleh orang jahat. Orang kaya dan pengusaha biasanya ketika sanggup membayar "backing" dari pihak polisi maupun angkatan maka merasa akan lebih aman. Tapi kalau tidak sanggup, maka siap-siaplah harta dan nyawa sebagai taruhannya. Jangankan orang kaya, contoh di atas seorang nenek-nenek tua saja disikat, dihabisi, dan dirampok hartanya di dalam rumahnya sendiri.
Orang-orang biadab ini biasanya juga para pemakai narkoba. Dan kita tahu narkoba itu sudah seperti jual kacang goreng, sangat mudah didapati dan jumlahnya sangat banyak di pasaran. Ketika akal sudah dirusak oleh narkoba, maka akan sangat mudah ia melakukan kemaksiatan bahkan sampai kebengisan tanpa ada rasa kasihan sedikit pun.
Bukan sesuatu yang mustahil untuk bisa menyelesaikan masalah keamanan kota Medan kita. Tapi memang mustahil memecahkan masalahnya kalau kita tidak tahu penyebab kerusakan ini. Jika kita teliti lagi melihat fakta, maka kita akan dapati bahwa kerusakan semuanya berasal dari sistem sekularisme yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Serta kesenjangan ekonomi dan sosial diakibatkan dari sistem Kapitalisme yang menciptakan kemiskinan terstruktur dan orang-orang dengan landasan aqidah sekulernya akan menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan kekayaan. Apakah itu dengan penipuan, mencuri, merampok, begal, judi, dan sebagainya. Maka masalah pelik ini tidak bisa hanya dipandang dari satu sudut saja. Tapi setiap elemen masyarakat dan sistem yang dijalankan bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi.
Islam adalah agama dan juga ideologi yang memiliki aturan yang lengkap dan sempurna dari Sang Pencipta manusia. Tidak ada satu masalah pun yang tidak diselesaikan oleh Islam. Aqidah adalah landasan pemikiran dan perbuatan setiap kaum muslimin yang mengembannya. Setiap perbuatan akan diminta pertanggungjawabannya oleh Tuhannya. Perbuatan kebaikan yang berdasarkan kepada hukum syariat dinilai sebagai amal baik dan akan diganjar pahala dan dijanjikan surga oleh Allah. Namun, perbuatan keji dan mungkar akan mendapatkan dosa dan di akhirat kelak akan mendapatkan azab yang pedih di neraka jika dia tidak bertaubat. Ini dari segi aqidah.
Dari segi syariat, Islam mewajibkan negara menjaga aqidah rakyatnya dengan cara sistem pendidikan yang berbasis aqidah Islam. Kecerdasan manusia akan senantiasa tunduk kepada Sang Pencipta. Halal dan haram adalah rujukan dari perbuatan manusia.
Sistem sosial juga menjaga akal, harta dan jiwa masyarakatnya. Islam mengharamkan khamar, termasuk di dalamnya narkoba. Dan sanksi yang tegas dan menjerakan jika ada orang mengkonsumsi barang haram tersebut. Hal ini dalam rangka menjaga akal manusia. Islam juga mengharamkan menyakiti fisik apalagi sampai nyawa. Ada hukum qishash bagi siapa yang sengaja membunuh darah yang dilindungi oleh negara, yakni warga negara khilafah muslim maupun non muslim. Sehingga orang akan berfikir seribu kali jika mau melakukan aksi bengisnya. Karena pasti balasannya hal yang setimpal, yakni dia akan dibalas bunuh. Hal ini akan melindungi nyawa setiap rakyatnya.
Begitu pula sistem ekonomi Islam akan menyejahterakan rakyatnya dengan ketentuan syariat. Yang jelas, ketika syariat dipakai maka tidak akan ada pihak yang terzalimi. Standard halal dan haram adalah patokan dalam memperoleh kekayaan. Negara juga akan menjamin kebutuhan pokok untuk seluruh rakyat. Serta negara akan bertanggung jawab penuh terhadap orang-orang yang papah dan tidak memiliki daya untuk mendapatkan kekayaan. Negara tidak akan pernah meninggalkan kewajibannya sebagai pelindung rakyat. Karena Allah telah mewajibkan amanah ini di pundak penguasa kaum muslimin, yakni kepada seorang Khalifah Pemimpin Negara Khalifah.
Sistem Islam ini wajib terintegrasi dan tidak parsial, sehingga masalah yang kita lihat pelik ini sangat mudah diselesaikan oleh Khilafah.
Wallahu a'lam bi shawab.