PILIHAN SAAT BERINTERAKSI BERSAMA UMAT
Oleh Ustadz Marwan Rangkuti
(Khadim Ma'had Sabiilul Mustanir)
Dakwahsumut.com,- Saat pengusung ideologi Islam yang agung sebagai solusi problematika umat berhadapan dengan taraf berfikir masyarakat yang lemah lagi mundur, dia mempunyai dua pilihan:
1. Menurunkan grade pemikirannya, menyesuaikan dengan keumuman yang ada, merubah apa yang harusnya ia sampaikan, dari pemikiran agung yang ia yakini, menjadi sekedar apa yang mau didengar oleh kebanyakan dan keumuman masyarakat.
2. Meningkatkan taraf berfikir keumuman yang diadopsi masyarakat, melakukan edukasi terhadap pemikiran dan pemahaman ditengah-tengah masyarakat, dengan bahasa yang lugas, jelas lagi selaras dengan ideologi Islam yang diusungnya.
Pilihan pertama, cenderung akan menjadikan pengusungnya mudah berkompromi, mencari jalan tengah antara haq dan bathil, ragu-ragu berbicara kebenaran secara lugas dan akhirnya akan mengkaburkan idologi Islam yang diusungnya.
Sehingga andaipun masyarakat menerimanya, tidak akan pernah maksimal dalam memahaminya apalagi siap ikut memperjuangkannya. Pengusungnya juga berpotensi menjadi lemah lagi lelah, akhirnya mundur teratur dari medan tarung pemikiran, sebab selalu mengikuti "selera pasar".
Pilihan kedua, mengharuskan pengusungnya secara stimultan mengedukasi masyarakat, perlahan namun pasti meningkatkan kadar kesadaran akan ideologi Islam yang agung, semakin memahami dan secara sadar akan memperjuangkannya.
Kesadaran ini akan menggerakkan masyarakat yang sadar untuk menyadarkan yang lain, sehingga dalam kadar cukup dan siap mengemban perubahan yang dituju, perubahan itu akan terjadi secara alami.
Memang pilihan pertama akan tampak lebih mudah di permukaan, namun sangat berbahaya bagi perjuangan dan keberlangsungan ideologi Islam yang agung, oleh sebab itu tidaklah pilihan pertama ini dipilih kecuali oleh orang-orang yang lemah, malas lagi penakut dengan guncangan perubahan.
Adapun pilihan kedua, mungkin akan tampak sulit diawal bagi pengusungnya, sebab mereka akan menghadapi tembok tebal pemikiran warisan penjajah yang dibangun ditengah-tengah umat, namun pengusung ideologi Islam yang agung tidak akan sembrono membobol tembok itu.
Sebab sejatinya, tembok itu adalah putra-putri umat yang justru akan dijadikannya sebagai benteng dan bukan penghalang bagi dirinya, disaat dia menghadapi gempuran pemikiran bathil warisan penjajah.
Dan pilihan kedua ini adalah pilihan para singa, bertarung dengan tenaga penuh untuk kemuliaan Islam dan Umatnya, bukan sekedar untuk mendapat appllause juga menikmati euforia panggung dari masyarakat sehingga terbelok lalu terjungkal dari tujuan ideologi Islam.
Disisi lain sejatinya masyarakat itu pun kelak akan bisa menilai, siapa pengusung ideologi Islam yang konsisten dan siapa yang sekedar dansa-dansi, siapa yang layak dijadikan teladan dan siapa yang sekedar hiburan.
Akhirnya, pilihan ada ditangan anda wahai para pengusung ideologi Islam.[]