Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam Adalah Pembentukan Kepribadian Islam
Dakwahsumut.com,- Pemerhati Generasi dan Keluarga Ustazah Reta Fajriah mengatakan kurikulum sistem pendidikan Islam dari tingkat dasar sampai menengah adalah pembentukan karakter yang berkepribadian Islam
"Dalam kurikulum sistem pendidikan Islam maka tujuan pembelajaran dari mulai tingkat dasar sampai kira-kira sekolah menengah atas (SMA) yaitu adalah fokusnya di dalam pembentukan karakter yang berkepribadian Islam," tuturnya dalam Kuntum Khaira Ummah: Kurikulum Merdeka, Mencetak Pelajar Bertaqwa atau Sebatas Tenaga Kerja?, Rabu (5/07/23) di kanal YouTube Muslimah Media Center.
Dia menuturkan dalam sistem pendidikan Islam anak didik akan dibekali agar memiliki sikap hidup yang benar sebagai hamba Allah dengan memiliki kepribadian Islam. Membentuk pola pikir serta pola sikap yang sesuai dengan satu standar tersendiri yaitu aqidah Islam.
Lebih lanjut ia mengatkan anak didik tidak akan diberikan ilmu yang lain sebelum terbentuk dasarnya yakni aqidah Islam. Sehingga memang dengan bentukan dasar itulah maka otomatis bisa menjadi filter ilmu-ilmu yang sekiranya nanti bertentangan dengan Islam dan tentu saja akan ditolak.
*Dihisab*
Ustadzah Reta Fajriah menjelaskan sebenarnya kalau tentang pendidikan anak itu bebannya ada di orang tuanya yang akan dihisab oleh Allah SWT. Bagaimana produknya anak itu menjadi orang yang, seperti apa itu adalah orang tuanya itu.
Ia mengimbau, bagi orang tua bahwa landasan pembentukan kepribadian anaj jangan mengandalkan sekolah saja namun juga dari landasan Islam. Bahkan ketika mengandung orang tuanya itu harus sudah mulai ada terapi-terapi bagaimana anak itu nanti sudah punya dasar-dasar dasar keimanan.
"Sebenarnya anak dengan orang tuanya bahkan dengan ibunya bisa berkomunikasi sekalipun masih disaat dalam kandungan. "Di situlah orang tua sering memperdengarkan ayat-ayat Allah gitu sering berkomunikasi yang baik dengan anak itu kan nyambung perasaannya itu nyambung gitu antara orang tua dengan anak," imbuhnya
Lebih lanjut ia mengatakan setelah anak lahir, balita dan pra balig tinggal mendidiknya dengan Islam. Karena memang anak itu menjadi dewasa di masa balig dan terhisab seluruh perbuatan dan bisa bertanggung jawab sendiri nantinya.
"Nah sebelum balig itu masih jadi tanggung jawab orang tua," tuturnya
Dia mengimbau para ibu juga harus punya wawasan yang cukup luas karena mungkin sebagian atau tidak semuanya mampu untuk bisa sekolah yang kurikulumnya Islam
"Nah di situlah nanti ya memang sekiranya tidak sesuai dengan target pendidikan Islam di counter lah di rumah, jadi memang harus seperti itu kalau tidak pada akhirnya nanti bentukannya adalah bentukan kurikulum yang memang tidak sesuai dengan Islam," pungkasnya. [] Setiawan Dwi