Mewaspadai TPPO di dunia Pendidikan

 



Oleh: Putri Sarlina (Aktivis Muslimah KoAs Tanjungbalai)

Dakwahsumut.com,- Magang pada pelajar mahasiswa  ternyata rawan menjadi celah TPPO.  Magang seharusnya menjadi jalan pembelajaran secara langsung bagi siswa/mahasiswa.  Magang jelas berbeda dengan bekerja.  Sayangnya magang disalah gunakan akibat kerakusan oknum.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Anis Hidayah mengatakan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus magang sudah terjadi sejak 15 tahun lalu. Hal itu Anis sampaikan merespons kejahatan TPPO yang terjadi di perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. "Mungkin 15 tahun yang lalu sudah ada modus ini," kata Anis melalui pesan suara, Sabtu (8/7/2023). Di kutip dari Kompas.com

11 mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh menjadi korban TPPO dengan modus magang ke Jepang. Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan para mahasiswa yang dikirim ke Jepang malah bekerja jadi buruh.

Perlu mewaspadai juga praktek PKL, di mana siswa didik seharusnya belajar langsung, namun faktanya banyak dipekerjakan dan tanpa gaji karena dianggap sedang magang. Ada peluang dieksploitasi orang lain untuk mendapatkan keuntungan sendiri.

Berdasarkan kutipan di laman resmi Kemendikbudristek, program magang atau yang secara resmi disebut Magang Bersertifikat, sejatinya merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar perkuliahan. Dalam program Magang Bersertifikat, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman kerja di dunia industri/profesi nyata selama 1—2 semester. Dengan pembelajaran langsung di tempat kerja mitra dagang, mahasiswa akan mendapatkan hard skills maupun soft skills yang akan menyiapkan mereka agar nantinya lebih mantap untuk memasuki dunia kerja dan kariernya.

Islam menjadikan sistem pendidikan terbaik sehingga mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.  Dalam sistem pendidikan Islam, target besarnya adalah mencetak generasi berkepribadian Islam (syahsiah islamiah), bukan menjadi pekerja. Ilmu pengetahuan dan tsaqafah Islam yang diperoleh selama masa pendidikan dijadikan sebagai bekal untuk memberi solusi bagi problematik kehidupan, bukan sekadar meraih gelar. Oleh karena itu, jelas sistem pendidikan Islam sajalah sistem pendidikan terbaik yang dengannya juga mampu menghasilkan output terbaik.