Nasib Buruk Pekerja Migran, Dampak Buruk Ekonomi Kapitalis

 



Oleh: Putri Sarlina SH (Aktivis Muslimah KoAs Tanjungbalai)

Kasus penganiyaan terhadap buruh migran kembali terungkap, KBRI mengatakan dalam lima tahun terakhir terdapat 5000 masalah pekerja rumah tangga di Malaysia. Seorang mantan pekerja migran Indonesia mengaku mengalami penyiksaan lebih dari delapan tahun lalu di tangan majikannya di Malaysia. Dikutip dari BBC.com

Namun, dia mengatakan tidak pernah memikirkan rasa sakit yang tak terkiryatas kejadian delapan tahun lalu itu. Yang ada di benak ibu empat anak asal Desan terpencil di Nusa Tenggara Timur itu adalah bagaimana caranya bertahan hidup. Wajah anak-anaknya menjadi penguat untuk bertahan. (Dikutip dari Kompas.com)

Sebelum menjadi pekerja migran, suaminya itu bekerja sebagai tukang batu di proyek-proyek bangunan dengan nafkah tak cukup untuk menghidupi empat anaknya yang saat itu masih kecil-kecil, inilah alasan nya rela menjadi pembantu rumah tangga di negeri orang.

Maraknya Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah buah dari kemiskinan dan sempitnya lapangan  kerja di dalam negeri.  Kemiskinan yang membuat rendahnya ketrampilan  para pekerja migran, membuat lapangan kerja yang tersedia adalah lapangan kerja tak layak.  Kondisi ini membuat  para  PMI  rentan  dengan kekerasan.  Dan dengan rendahnya posisi tawar Indonesia di negeri lain, PMI pun mengalami berbagai penderitaan. Mirisnya pemerintah  hanya mengupayakan  perbaikan perlindungan PMI tanpa berusahaa meyelesaikan akar persoalan adanya PMI di banyak

Kemiskinan  di Indonesia terjadi karena kesalahan sistem ekonomi yang diterapkan.  Sistem kapitalisme nyatanya justru  membolehkan perampasan SDA , yang pengolahannya  seharusnya mampu  membuka lapangan kerja  yang banyak.  

Islam memiliki sistem ekonomi yang mampu mmeberikan jaminan kesejahteraan rakyat dan juga membuka lapangan kerja yang Luas.  SDA yang banyak akan mampu menjadi sumber pemasukan negara untuk mensejahrerakan rakyat.   Rakyat tak perlu menjadi PMI untuk mencari sesuap nasi karena di negeri sendiri tersefdia banyak lapangan pekerjaan.

Allahu 'alam bishawab