Sekulerisme Membuat Perempuan Dan Anak terus dalam Bahaya
Oleh: Putri Sarlina SH
(Aktivis Muslimah KoAs Tanjungbalai)
Perempuan sejatinya adalah
makhluk mulia dan wajib untuk dijaga, namun pada faktanya Ada banyak peristiwa
yang menunjukkan adanya ancaman bahaya pada perempuan dan anak termasuk anak
perempuan.
Bahkan perbuatan yang
sangat keji pun menimpa anak perempuan. Seperti pada kasus korban mutilasi yang
merupakan eks aktivis WALHI yg hilang sejak 2019 lalu. Kasus lain yg terjadi
awal Januari, digegerkan anak 12 tahun hamil 8 bulan di Binjai diduga korban
kekerasan seksual. Begitupun di Jakarta seorang pemulung menculik anak
perempuan usia 6 tahun.
Fakta ini sungguh sangat
miris, tidak ada lagi keamanan bagi perempuan dan anak sekalipun disekeliling
keluarga nya. Banyaknya kasus pelecehan, penculikan hingga pembunuhan
Hal itu menunjukkan
mandulnya sistem hukum yang ada, yang tak mampu memunculkan efek pencegah
tindak kejahatan. Hal ini bisa dipahami
karena regulasi yang ada lahir dari pemikiran manusia yang lemah. Ditambah lagi dengan rusaknya kepribadian
manusia akibat penerapan sistrem sekuler.
Perempuan dan anak hanya
akan aman dalam naungan syariat Islam, yang memiliki aturan yang menyeluruh
yang mampu menimbulkan efek jera dan juga
mekanisme.
Ada keinginan memberantas
kasus pelecehan dan kekerasan seksual pada perempuan namun atas nama HAM
tayangan-tayangan yang memicu bangkitnya rangsangan seksual muncul dimana-mana.
Allahu 'alam bishawab