Wacana penutupan KA Argo Parahyangan demi KA Cepat Jakarta Bandung Bukti Penguasa Musuh Rakyat dan Teman Asing?
Umma
Hanan (aktivis koAs Tanjung Balai)
KA Argo Parahyangan dikabarkan bakal ditutup saat Kereta Cepat
Jakarta-Bandung (KCJB) mulai beroperasi Juni 2023. Pemerintah berusaha terus melanjutkan proyek
kerjasama dengan China tersebut meski harus hutang dana tambahan.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Jodi Mahardi justru tidak menegaskan
penghentian operasional KA Argo Parahyangan yang disampaikan sebelumnya oleh
pimpinannya Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengatakan, saat ini, progres proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung sudah mencapai 80,40 persen dan akan terus dilanjutkan sampai
rampung pada pertengahan 2023. Dia juga mengatakan, proyek kereta api cepat ini
merupakan salah satu proyek utama Global Maritime Fulcrum-Belt and Road
Initiative (GMR-BRI) yang menjadi landmark kerja sama antara Indonesia dan
China.
Menanggapi isu ini, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil
Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno menilai KA Argo Parahyangan harus tetap
eksis meski ada KCJB.
Penutupan KA Argo Parahyangan terlalu gegabah, jangan cepat-cepat
memutuskan. Karena KA Argo Parahyangan itu masih banyak penggemarnya juga,
biarkan saja," katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/12).
Entah berdasarkan kemampuan keuangan hingga faktor lokasi pekerjaan.
Namun, ia menilai ada pangsa pasar yang berbeda antara keduanya.
KCJB menargetkan penumpang kendaraan pribadi yang rutin menggunakan
jalan tol. Sedangkan KA Argo Parahyangan harus tetap eksis karena ada
orang-orang yang memang daya belinya tidak bisa menggapai harga tiket kereta
cepat.
Tiket kereta cepat dibanderol Rp125 ribu-Rp250 ribu untuk tiga tahun
pertama beroperasi. Setelah itu, harga tiket KCJB akan naik ke Rp150 ribu
hingga Rp350 ribu. Sedangkan harga tiket KA Argo Parahyangan dibanderol di
kisaran Rp100 ribu-Rp150 ribu.
KA Argo Parahyangan itu pendapatannya masuk ke PT Kereta Api
Indonesia, kalau kereta cepat ini ke konsorsium BUMN. Penghasilan PT KAI dibagi
nanti, berapa persen ke PT Jasa Marga, ke PT Wijaya Karya, dan PT PTPN VIII.
Saya kira gak usah ditutup, terlalu cepat memutuskan itu," tegas Djoko.
Jika memang KA Argo Parahyangan dipaksa tutup, kereta cepat perlu
segera menyiapkan aksesibilitas yang baik. Hal ini mengingat tiga stasiun
pemberhentian yang berada di luar pusat Kota Bandung, yakni Stasiun Karawang,
Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.
Djoko menegaskan Pemkab Karawang, Pemkab Bandung, dan Pemkot Bandung
harus menyiapkan fasilitas angkutan umum dari kawasan perumahan dan pemukiman
menuju stasiun. Aksesibilitas dan kelanjutan perjalanan hingga mendekati
perumahan dan pemukiman akan menjadi kunci keberhasilan penumpang kereta cepat.
Di lain sisi, Pengamat Transportasi dan Tata Kota Universitas
Trisakti Yayat Supriatna menganggap penutupan KA Argo Parahyangan belum tentu
membuat penumpang beralih menggunakan kereta cepat.
Yayat memahami betul bahwa motif bisnis berperan di balik isu
penutupan KA Argo Parahyangan. Tujuan utamanya adalah menghindari kontestasi.
Alih-alih untung, KCJB malah bakal kena tikung moda transportasi lain.
Penutupan KA Argo Parahyangan jelas akan merugikan masyarakat banyak
yang tak mampu membeli tiket KA Cepat.
"Pilihan menutup itu kan memang pilihan bisnis. Apakah dengan
ditutupnya KA Argo Parahyangan nanti semua orang akan pindah ke kereta cepat?
Belum tentu. Orang yang biasa menggunakan KA Argo Parahyangan pasti akan
menggunakan moda lain. Potensi terbesar adalah menggunakan travel," jelas
Yayat.
Yayat menyoroti soal perbedaan harga tiket KA Argo Parahyangan dan
kereta cepat. Menurutnya, kelompok tertentu akan sulit menjangkau harga tiket
kereta cepat, kecuali pelaku bisnis yang melakukan perjalanan dinas dengan
biaya negara atau perusahaan.
Benarkah KA Argo akan ditutup??
Ya [akan ditutup]," ujar Luhut menjawab pertanyaan kumparan
soal apakah betul kereta tersebut bakal ditutup, saat ditemui di The
Ritz-Carlton Pacific Place, Selasa (29/11). Jika benar ditutup. Maka
membuktikan bahwa pemerintah tidka berpihak pada rakyat dan justru membela
aseng .
Sungguh berbeda dengan Khilafah, yang menjadikan dirinya sebagai ra’in
dan junnah atau pelindung bagi rakyatnya .
Dalam praktiknya semua ini ditunjang penuh seperangkat aturan Islam,
yang jika seluruhnya diterapkan akan mampu mewujudkan kesejahteraan.
Islam memandang transportasi adalah urat nadi kehidupan yang juga
merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karenanya semua yang termasuk fasilitas
publik dilarang untuk dikomersilkan.
Meski pembangunan infrastruktur ini mahal dan rumit negara tidak
akan menyerahkan pengelolaan nya kepada swasta. Negara dalam sistem Islam berwenang
penuh dan bertanggung jawab
langsung memenuhi hajat publik khususnya
transportasi publik yang aman nyaman maupun ,murah dan tepat waktu. Serta
memiliki fasilitas yang memadai.
Pelayanan transportasi publik
juga akan disediakan negara secara merata baik di pusat maupun di antar daerah.
Secara politik negara akan dijauhkan dari intervensi dari kepentingan lain
diluar kemaslahatan umat dan kedaulatan negara.
Dalam aspek ekonomi aturan islam memberikan jaminan
kesejahteraan yang tiada tara. Dengan aturan
tentang kepemilikan yang luar biasa, negara akan memiliki modal yang cukup
untuk menyediakan segala kebutuhan vital rakyat nya. Termasuk urusan
transportasi dan pemenuhan yang maksimal.
Dalam membangun mode transportasi , biaya operasional yang digunakan
merupakan anggaran operasional yang bersifat mutlak. Artinya ada atau tidak ada
kekayaan negara untuk pembiayaan penyelenggaraan transportasi murah atau
gratis berkualitas bagi semua orang .
Pembangunan harus tetap terlaksana , sungguh tidak ada pelayanan
terbaik selain yang di landasi akidah Islam.
Sejarah telah membuktikan , para pemimpin yakni para Khalifah
menerapkan syariat Islam dalam segala aspek sistem kehidupan . Masyarakat
merasakan alat transportasi terbaik.
Seperti masa Khalifah Utsmaniyah yang membangun jalur kereta api
dengan tujuan memperlancar perjalanan haji.
Tahun 1900 Masehi, Sultan Hamid II
merancangkan proyek Hejaz Railway yakin jalur kereta yang terbentang
dari Istanbul ibu kota khilafah hingga ke Mekkah. Melewati Damaskus, Yerusalem,
dan Madinah. Di Damaskus jalur ini terhubung dengan Baghdad Railway yang rancangan nya terus ke timur
menghubungkan seluruh negeri Islam lainnya.
Sungguh negara khilafah telah
membangun infrastruktur publik dengan
standard teknologi mukhtahir . Dimasa sekarang pembangunan transportasi harus memperhatikan teknologi navigasi,
telekomunikasi, fisik jalan hingga alat transportasi nya itu sendiri.
Oleh karena itu, hanya khilafah Islam masyarakat dapat merasakan
transportasi publik dengan murah nyaman dan aman.