MKIK & FOSIL BKM PERCUT SEI TUAN SEPAKAT, HENTIKAN PENGHINAAN TERHADAP ISLAM



 NGoPI News - Majelis Kajian Islam Kaffah (MKIK) Percut Sei Tuan bekerja sama dengan Forum Silaturahmi Badan Kemakmuran Mesjid (Fosil BKM) Percut Sei Tuan dan Badan Kemakmuran Masjid  (BKM) Al-Mukhlisin, telah menggelar acara diskusi publik sambil ngopi pada Sabtu, 16 Juli 2022 / 17 Zulhijjah 1443 H, di Masjid Al-Mukhlisin, jalan Terusan Dusun II, Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Acara diskusi sambil ngopi yang mengambil tema, "Menyikapi Penghinaan Terhadap Islam Yang Terus Berulang" ini, dihadiri oleh pengurus MKIK, pengurus Fosil BKM Percut Sei Tuan, pengamat politik, komunitas Pemuda Pejuang Tauhid, perwakilan Forum Umat Islam Sumatera Utara (FUI-SU) dan elemen masyarakat dan jemaah Mesjid Al-Mukhlisin. Turut juga dihadirkan pemateri diskusi, yakni;
Bapak Prof. Didik Santoso,  (Penasehat Fosil BKM Percut Sei Tuan), yang juga merupakan Dosen UIN-SU, dan Ustadz Rony Darwin, ST, pengamat politik dan Ketua Komunitas Medan Beriman, Sumatera Utara. 



Acara dibuka oleh Ustadz Ibnu Rahmadi, yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh akhuna Indika Ma'arif. Ustadz Ibnu Rahmadi juga kemudian meminta kata sambutan kepada pihak-pihak penyelenggara acara diskusi sambil ngopi ini.

Dalam sambutannya, Ustadz Agustan Muhammad, selaku Ketua MKIK, menyatakan bahwa, penghinaan terhadap islam selalu sering terjadi. Islam diposisikan sebagai kelompok yg kalah, berbeda dengan visi misi Allah menurunkan Islam ke dunia ini, yaitu dimenangkan atas segala agama dan inilah menjadi tugas bersama mengembalikan kehidupan islam agar islam kembali menjadi agama yang dimenangkan atas segala agama, meskipun orang-orang Musyrik tidak menyukainya.

Begitupun Sambutan dari ketua Fosil BKM, Ustadz Baharuddin, S.Ag, menyatakan bahwa acara seperti ini harus selalu diadakan dan pihaknya akan terus mendukung dan bersinergi dengan MKIK untuk acara-acara selanjutnya. Juga perwakilan dari BKM Al-Mukhlisin, Pak Mas'ud Wanto, juga menyambut hangat diadakan acara ini di tempatnya dan mendukung berlangsungnya acara ini.

Dalam pemaparan diskusi yang dipandu oleh Ustadz Azwar Hadi Lubis, S.Pdi, kedua pemateri sangat antusias menyampaikan  pandangan-pandangan tentang penghinaan islam yang sering terjadi, termasuk dalam penghinaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassallam oleh pihak Hollywing baru-baru ini. Keduanya sepakat, bahwa kejadian seperti ini bertentangan dengan syariat islam dan tidak boleh terjadi lagi di negeri ini.

Dalam menanggapi sesi tanya jawab dari peserta yang hadir dalam acara diskusi, Prof. Didik Santoso dalam pemaparannya menyatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab terjadinya pelecehan dan penghinaan terhadap simbol-simbol agama diantaranya adalah faktor ketidaktahuan si pelaku dan faktor kesengajaan dari orang-orang yang mengetahui. Solusi konkritnya menurut beliau adalah membenahi lembaga pendidikan, baik ilmu pengetahuan secara umum maupun ilmu agama untuk kebutuhan spiritualitas umat dimana hal ini dianggap kering. Pembenahan yang dilakukan hari ini untuk kebutuhan perbaikan moral umat dimasa depan.

Sedangkan Ustadz Roni Darwin, ST., dalam tanggapannya menyatakan bahwa kondisi sekarang memang didesain untuk memukul dan  menghancurkan ajaran Islam, minimal berupaya sekuat tenaga dan mencurahkan segala pikiran yang ada untuk mencegah Islam bangkit kembali.

Rand Corporation yang merupakan lembaga think-thank Amerika secara aktif Internasional mendanai dengan kekuatan finansial mereka  menciptakan propaganda adu domba dengan membagi dan mempetakan kekuatan umat Islam menjadi 4 kelompok, yakni Islam Fundamentalis (Radikal), Islam Moderat, Islam Liberal, dan Islam Kultural (Tradisional). Dengan politik belah bambu yang memainkan pola satu diangkat dan satu diinjak, satu dipelihara dan didanai, kemudian yang satu diburu dan dinistakan.

Beliau juga menyatakan bahwa walaupun pelecehan dan penghinaan sejak jaman Rasulullah, namun Beliau shallallahu 'alaihi wassallam mencontohkan sikap cara melawan perlakuan mereka hingga Beliau shallallahu 'alaihi wassallam dan para sahabat berhasil memenangkan pertarungan, ditandai dengan berdirinya Sebuah Daulah Islamiyah yang menciptakan kehidupan Islam yang khas secara meluas ke pelosok penjuru dunia dan mampu bertahan  hingga lebih dari 1300 tahun lamanya. Saat ini, karena ketiadaan institusi negara yang sama, seperti jaman kepemimpinan Rasulullah dan para sahabat, maka seolah kita kembali ke fase peradaban mundur sebelum Islam tegak, seharusnya kita juga mampu bertarung seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam dan para sahabat Beliau, mengadopsi fikroh (pemikiran) dan thoriqoh (metode) Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam, sehingga Umat Islam dapat meraih kemenangan dan menikmati manisnya Iman secara hakiki.

Acara ditutup dengan pembacaan doa oleh  Ustadz Irfansyah Harahap SHi, MH. Dan juga dilakukan foto bersama diantara pemateri maupun peserta yang hadir dalam acara diskusi, juga pernyataan sikap tentang penolakan terhadap penistaan simbol-simbol islam baik yang terjadi di negeri ini maupun di negeri yang lain yang dipimpin oleh Pembina MKIK, Ustadz Rahmat Taher Lubis.[]h-am