Boros! Jalan Santai di Medan, tidaklah Seurgen Mutu Pendidikan



Oleh Astri Ahya Ningrum, S.Pd (Praktisi Pendidikan)

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dan sudah menjadi sebuah kebutuhan dasar masyarakat. Tanpa adanya pendidikan, tidak akan lahir generasi yang cerdas. Tentu saja adanya pendidikan tidak bisa dipisahkan dari generasi, khususnya generasi yang ada di Indonesia. Di mana, pendidikan bisa berpengaruh bagi kemajuan suatu negeri dan mampu membawa perubahan yang besar apabila pendidikan tersebut bermutu.

Di Indonesia telah ada sekolah-sekolah yang dibangun mulai dari TK, SD, SMP, SMA agar generasi negeri ini bisa menempuh pendidikan disekolah tersebut. Mulai dari sekolah negeri sampai sekolah swasta, dari kota hingga desa. Dengan adanya sekolah, tentu menjadi sebuah harapan besar yang akan makin membawa kemajuan bagi negeri ini.

Namun ternyata, banyak sekali permasalahan di dalam dunia pendidikan. Misalnya, masih saja ada kualitas pendidikan yang kurang baik, dibedakannya antara sekolah yang berada di kota dan di desa, fasilitas sekolah yang tidak memadai, gedung sekolah yang tidak layak huni, transportasi yang minim, lingkungan yang tidak mendukung, biaya sekolah yang mahal, dan masih banyak lagi permasalahan lainnya.

Permasalahan yang ada tentu akan berdampak terhadap kemajuan, serta bermutu atau tidaknya sebuah pendidikan. Meskipun telah diketahui bersama bahwa permasalahan ini nyata adanya dan berada di sekeliling kita, tetapi masih ada pejabat negeri ini yang seolah menutup mata dan telinganya seakan tidak peduli. Terkadang, permasalahan ini tidak dianggap sebagai hal yang serius. Wajar saja jika sebuah kebijakan yang diberlakukan tidak membawa perubahan bagi mutu pendidikan menuju arah yang lebih baik lagi.

Seperti kebijakan yang baru saja disampaikan bahwa, kepala dinas pendidikan Kota Medan Laksamana Putra Siregar, mengatakan tahun ini Dinas Pendidikan Kota Medan (Disdik Medan) anggarkan Rp 1,2 miliar untuk pengadaan baju jalan santai. Baju itu nantinya akan digunakan 15.000 siswa pada saat puncak acara Gebyar Pendidikan Kota Medan, sekaligus merayakan hari ulang tahun Kota Medan tanggal 1 Juli 2022 mendatang. (waspada.com, 09/06/2022).

Hal yang seperti ini tampaknya sangat berlebihan, mengingat dana yang akan dikeluarkan bukanlah sedikit, jumlahnya mencapai Rp 1,2 miliar, tentu saja ini adalah bentuk pemborosan dan yang sudah jelas mubazir. Padahal, masih banyak hal lain yang bisa dilakukan jika ingin merayakan ulang tahun untuk Kota Medan. Kalaupun memang harus dengan kegiatan jalan santai, tidak perlu juga dilakukan secara berlebihan, karena, tidak semestinya menghambur-hamburkan uang hanya untuk membeli baju. Sebab, masih banyak hal lain yang jauh lebih penting daripada hanya sekadar membeli baju baru.

Seharusnya, pejabat negeri ini lebih bijak dalam membuat kebijakan. Dengan anggaran sebanyak itu lebih baik digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan, karena menyelesaikan permasalahan yang memang sudah ada itu jauh lebih penting. Ketimbang hanya sekadar merayakan ulang tahun yang pada akhirnya tidak bisa memperbaiki mutu pendidikan, tetapi hanya sebatas seremonial saja.

Tampaknya kepedulian terhadap generasi sangatlah minim atau bahkan tidak ada. Sebab, jika para pejabat negeri ini benar memikirkan para generasinya, maka sudah pasti mereka akan melakukan berbagai cara untuk memperbaiki mutu pendidikan agar makin baik lagi. Misalnya, memberi fasilitas yang memadai dan adil di sekolah-sekolah mulai dari kota sampai desa tanpa dibeda-bedakan, memperbaiki gedung sekolah yang tidak layak huni, serta menolong siswa yang putus sekolah karena terhambat biaya.

Hal ini bisa dilakukan apabila pejabat negeri ini benar-benar memperhatikan generasinya, tetapi kenyataan memilukan di dunia pendidikan masih banyak terjadi sampai hari ini. Itu menandakan bentuk kepedulian tersebut tidaklah ada. Mereka malah lebih mementingkan prestasi dari pada mutu pendidikan itu sendiri sehingga lebih memilih untuk mengejar rekor muri.

Seperti yang sudah kita tahu, bahwa hari ini kita hidup dalam sebuah sistem rusak (demokrasi-kapitalis). Di mana, segelintir orang hanya akan memikirkan dirinya sendiri dan kepentingan pribadinya saja. Tentu saja hal ini mengakibatkan permasalahan tidak kunjung selesai seperti halnya masalah pendidikan.

Berbeda pula dengan sistem Islam yang benar-benar mampu mengatasi berbagai permasalahan hidup manusia. Mulai dari masalah sosial, ekonomi, politik, sampai pendidikan, Islam jelas mampu mengatasinya. Tidak hanya itu, sistem Islam juga melahirkan generasi cerdas lagi bertakwa kepada Allah Swt.

Sistem Islam sangat memperhatikan generasinya, sehingga mutu pendidikan menjadi hal yang harus diperhatikan. Sebab, jika tidak begitu, mustahil sistem Islam melahirkan para ilmuan hebat yang sangat luar biasa yang namanya dikenal hingga hari ini.

Sudah pasti semua prestasi itu terjadi apabila kita hidup dalam sistem Islam yang jelas mampu menjadikan generasinya cerdas dan bertakwa. Jika terus-menerus hidup dalam sistem yang rusak, mustahil hal itu terjadi. Maka, apabila kita ingin mencapai itu semua, haruslah ada perubahan yang menyeluruh yaitu menerapkan sistem Islam secara sempurna di dalam kehidupan ini.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَا نُوْۤا اِخْوَا نَ الشَّيٰطِيْنِ ۗ وَكَا نَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ [17]: 27).

Wallahualam bissawab.