Politik Klenik di Tengah Polemik IKN



Oleh Fitria Sari (Praktisi Pendidikan)


اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْۤا اِيْمَا نَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰٓئِكَ لَهُمُ الْاَ مْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ


"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk." (TQS. Al-An'am [6]: 82).


Allah sudah mengatur hidup kita semua, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.


Menjelang penyelesaian persiapan IKN, Presiden Joko Widodo, mengadakan acara ritual Kendi Nusantara yang dihadiri oleh 34 gubernur se-Indonesia, dengan mengumpulkan 34 tanah dan air yang nantinya akan dibawa dititik nol IKN. Beberapa kegiatan pun digelar, seperti berkemah bersama presiden yang dilakukan pada titik nol IKN di kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Utara. (kompas.com, 14/03/2022).


"Saya sudah tidak paham maksudnya, hanya saja ritual semacam ini membawa IKN kembali ke masa magis dan mistis dimasa silam"  ucap Azyumardi. (tempo.com, 13/03/2022).


Dari beberapa sumber berita yang ada di atas, membuktikan bahwa kegiatan mengumpulkan tanah dan air dalam kendi yang dihadiri 34 gubernur adalah praktik yang salah. Sebab, sedari awal proyek IKN ini sudah banyak penolakan terhadap masyarakat, namun penolakan tersebut tak menggentarkan sedikit pun perasaan mereka, bahkan tidak dihiraukan sama sekali. Tetapi dibalik penolakan tersebut, pemerintah malah justru membuat kegiatan seremoni kendi yang dilakukan pada proyek IKN ini.


Sangat mengejutkan, mengapa hal seperti ini bisa dilakukan dengan mudah dan bangga, tanpa memikirkan masyarakat lain. Walaupun penolakan terus-menerus terjadi, namun tidak akan menghalangi proyek tersebut untuk terus dijalankan, apa pun komentar masyarakat tidak menjadikan masalah.


"Politik Klenik" tanah dan air dikumpulkan oleh 34 gubernur, sadar tidak sadar bahwa apa yang sudah dilakukan tersebut adalah sebuah kesirikan, yang mana syirik (menyekutukan Allah) adalah dosa besar. Mengapa ritual seperti itu dibanggakan? Meminta sesuatu kepada selain Allah?


Padahal Allah sudah mengatur rezeki, jodoh, dan maut dari mulai kita dilahirkan hingga kita kembali lagi kepada Allah. Lalu mengapa masih menyembah dan meminta kepada selain Allah? Mengharapkan sesuatu pada sesuatu benda yang sama sekali tidak dapat melakukan apa pun, bahkan benda tersebut juga Allah yang menciptakan. Sungguh sangat sudah merusak!


Benarlah seperti kembali pada masa dulu, yang mana menyembah patung-patung, api, pohon dan masih banyak lainnya. Padahal, peraturan Allah yang sudah jelas tertera dalam Al-Qur'an dan Hadits dikesampingkan, bahkan bagi yang menginginkan taat dan mengkaji Islam lebih dalam dianggap musuh besar, dan sebagai pelaku kejahatan bahkan sangat menakutkan dan mengganggu.


Sedangkan aktivitas seperti itu, di anggap sah-sah saja dan sangat di banggakan pula. Begitulah alam demokrasi, kebebasan dijunjung tinggi. Ingatlah, kapan saja Allah mau menurunkan azabnya sanggatlah mudah,napa yang Allah kehendaki maka terjadilah. Sungguh hal seperti ini yang membuat Allah murka.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَآءُ ۗ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِا للّٰهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيْدًا

"Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu) dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali." (TQS. An-Nisa' [4]: 116).


Jangan sampai, kita tersesat sangat jauh hanya karena melakukan ritual-ritual yang memang bukan ajaran Islam. Allah beri akal agar kita berpikir, agar mengetahui mana yang hak dan mana batil. Negara demokrasi yang katanya mementingkan suara rakyat demi kepentingan dan juga kemajuan negara namun nyatanya sangat terbalik.


Masyarakat seperti dianggap tidak ada, bahkan kritik dan masukan pun dianggap seperti angin lalu, tidak dipedulikan sama sekali oleh pemerintah. Lalu mana yang dikatakan rakyat punya hak untuk menyuarakan pendapat? Apakah hal yang demikian itu hanya sebuah slogan saja?


Begitu banyak kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat, membuat rakyat terombang-ambing dengan peraturan yang telah dibuat bahkan hal-hal yang menentang peraturan Allah pun harus diterima dengan senang hati. Bukannya masalah rakyat yang diselesaikan dengan tuntas, namun malah sibuk dengan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.


Praktik politik klenik ini sangat mencerminkan, bahwa rusaknya sistem kapitalis saat ini. Sebab, dengan ritual mengumpulkan 34 tanah dan air dalam kendi Nusantara sama sekali tidak dapat membuat negara semakin maju, membaik dan dapat menyelesaikan masalah masyarakat.


Satu-satunya peraturan yang harus diterapkan adalah hanya hukum Allah bukan hukum yang dibuat oleh manusia yang kapan pun dapat diubah. Sekian banyaknya kerusakan yang ada, harusnya membuat kita sadar betapa rusaknya sistem sekuler ini. Bukan menyelesaikan masalah malah mengundang kemurkaan Allah.


Pada dasarnya, umat dan seluruh alam semesta dapat sejahtera dengan sistem Islam bukan yang lain. Aman dengan peraturan Allah bukan yang lain. Jangan gadaikan iman demi kepentingan duniawi, ritual 34 tanah dan air dalam kendi tidak membuat hidup berkah malah akan menambah murka Sang Pencipta.


Semoga umat lebih menyadari lagi kerusakan sistem sekuler yang sangat rusak. Bukan orangnya yang diganti. Namun, sistemnya yang wajib kita ganti dengan sistem Islam, karena hanya dengan sistem Islam umat akan berjaya. Semoga kita selalu dalam keadaan memperjuangkan hukum Allah.


Wallahualam bissawab.