Tolak Jalan Attaturk Si Manusia Terkutuk!




Oleh Sari Ramadani (Aktivitas Muslimah)

Sungguh tragis! Hujan air mata terus saja membasahi seluruh negeri, darah-darah suci pertumpahan di sana sini, penderitaan yang dialami pun seolah tak bertepi. Semua ini tersebab sistem kapitalisme-demokrasi. Sungguh malang nasibmu wahai umat muslim di seluruh negeri. Ketiadaan Khilafah sebagai institusi menjadi sebab datangnya malapetaka yang silih berganti.

Masih segar di ingatan kaum muslimin bagaimana Attaturk si manusia terkutuk itu merobohkan peradaban Islam yang mulia, kemudian menggantinya dengan sistem buatan manusia. Berkat kerja kerasnya, kemunduran dan kesengsaraan umat muslim dimulai. Namun mirisnya, namanya malah terukir indah dalam sejarah sebagai pahlawan, hingga umat muslim hari ini terpecah dalam sekat kebangsaan, kocar-kacir tak tentu arah bak anak ayam yang tengah kebingungan mencari induknya.

Mustafa Kemal Attaturk adalah tokoh asal Turki yang baru-baru ini menjadi sorotan publik usai namanya diusulkan menjadi nama sebuah jalan di DKI Jakarta. Hai ini pun menuai beragam reaksi dari masyarakat. Walaupun usulan sudah diajukan, Pemprov DKI dan KBRI Ankara sepertinya masih menunggu kepastian nama yang akan digunakan sebagai jalan. (news.detik.com, 18/10/2021).

Hal ini pun mendapat reaksi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dengan kompak memprotes keras usulan tersebut. Mereka beranggapan bahwa rencana tersebut keliru sebab Attaturk dikenal sebagai tokoh yang merugikan Islam. Bahkan, MUI sendiri menyebut Attaturk adalah tokoh yang memiliki pemikiran menyesatkan. (cnnindonesia.com, 18/10/2021).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta memberikan penjelasan, bahwa penamaan jalan Attaturk merupakan bagian dari kerja sama Indonesia dengan Turki. (cnnindonesia.com, 17/10/2021).

Trik Busuk Attaturk

Mustafa Kemal Attaturk, adalah seorang yang berasal dari keluarga Yahudi tulen, lahir pada tahun 1881 di Salonika, Yunani. Berlatar belakang pendidikan militer sejak sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi. Inilah kesempatan awal baginya menjadi duri dalam daging ditubuh daulah Khilafah yang kala itu ia menjabat sebagai angkatan militer.

Berbagai propaganda busuk yang dihembuskan ke tengah-tengah kaum muslimin pada saat itu nyatanya mampu mendorong umat muslim untuk memisahkan diri dari Khilafah. Tak sampai di situ, Attaturk juga menyebarkan berbagai macam fitnah demi memuluskan rencana liciknya untuk menghancurkan institusi Islam. Yang pada akhirnya ditahun 1923 pada tanggal 29 Oktober, Attaturk berhasil diangkat menjadi Presiden Turki melalui Majelis Nasional Agung di Ankara.

Karena hal inilah terdapat dua substansi kepemimpinan. Khalifah Abdul Majid II di Istanbul dan Mustafa Kemal Attaturk di Anatolia. Sejak saat itulah, berbagai ide busuk terus digencarkan demi menjauhkan umat dari ajaran agamanya yang mengakibatkan kuatnya pengaruh Attaturk di tengah-tengah masyarakat pada kala itu. Dan sebaliknya, Khalifah hannyalah simbol semata.

Ditahun 1924 menjadi puncak ketika Attaturk secara resmi membubarkan Khilafah Ustmani. Bahkan biadabnya lagi, ia mengusir Khalifah Abdul Majid II dari singgasananya di Istanbul. Setelah itu, dengan berbagai kebijakan yang dibuatnya, ia mengubah Turki menjadi negara berasas sekuler. Mengganti azan dengan bahasa Turki, melarang penggunaan jilbab bagi muslimah di tempat umum, mengharamkan pemakaian peci dan menggantinya dengan topi.

Tak berhenti di situ, Attaturk juga menghapus bahasa Arab kemudian menggantinya dengan bahasa Turki, bahkan menjadikan Masjid Hagia Sofia (Ayasofya) sebagai museum dan masih banyak lagi deretan kelicikannya agar umat benar-benar terperosok ke dalam jurang yang sangat jauh.

Dengan berbagai track record yang dilakukannya, telah nyata pula kebenciannya kepada Islam, maka sudah seharusnya kaum muslimin dapat cerdas menempatkan sikap. Tidak mengagumi sosoknya dan tidak pula masuk dalam tipu muslihat barat yang menjadikannya sebagai tokoh revolusioner Turki. Terkesan baik, namun nyatanya ada kebusukan yang sengaja ditutupi.

Maka, sudah seharusnya kita menolak dengan tegas wacana penamaan jalan di DKI Jakarta dengan nama si penghianat sebagai bentuk pembelaan dan bukti keimanan kepada Allah Swt. Ingatlah bahwa Indonesia merupakan negeri dengan mayoritas muslim, untuk itu, harusnya kita tak akan rela memberikan ruang untuk menghormati orang yang sudah menghancurkan dan merobohkan Islam sebagai agama dan institusi negara.

Mengulang Masa Keemasan Khilafah Islamiyah

Sudah seharusnya, jika memang penguasa negeri ini berniat ingin memajukan dan menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya, tentunya harus melihat kembali masa keemasan Islam yang begitu luar biasa. Bahwa penerapan aturan Allah secara sempurna bukanlah sebuah dongeng semata.

Khilafah Islamiyyah benar-benar pernah tegak memberikan kegemilangan kepada seluruh alam. Yang diterapkan selama 1400 tahun lamanya dan menguasai hampir 2/3 dunia. Memberikan kesejahteraan baik kepada muslim maupun nonmuslim. Menjadi negara adidaya di saat barat sedang mengalami masa suram.

Sayangnya, sejak Khilafah Islamiyah yang terakhir berhasil diluluhlantakkan oleh tangan keji Mustafa Kemal Attaturk, umat muslim terpisah-pisah tak memiliki kekuatan. Bagaikan air di sungai, terbawa arus kezaliman sistem kapitalisme liberal.

Ketiadaan Khilafah pun menjadi faktor terabaikannya hukum-hukum Allah yang mulia. Selain itu pula, menjadi sebab Islam dilecehkan tanpa ada yang mampu memberikan pembelaan dan menghukum si pelaku. Tak sampai di situ, Allah dan Rasul-Nya mendapat penghinaan, bahkan mudahnya darah kaum muslimin pertumpahan, hingga ulama yang terus saja menjadi sasaran kejahatan, semua ini tersebab ketiadaan Khilafah yang mampu melakukan perlawanan dengan jihad.

Maka, tegaknya masa keemasan Khilafah Islamiyah yang kedua, merupakan impian yang harus diwujudkan. Yakinlah masa kejayaan Islam akan terulang kembali, karena itu merupakan janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah. Untuk itu, bersatulah wahai kaum muslimin, rapatkan barisan demi menyongsong peradaban gemilang.

“… Kemudian akan tegak kembali Khilafah yang mengikuti metode kenabian. Setelah itu Rasulullah diam.” (HR. Ahmad).

Wallahualam bissawab.