Sistem Sekuler Melahirkan Generasi Krisis Iman dan Taqwa



Oleh Rahmi Lubis, S.Pd. (Aktivis Muslimah Medan)

 

Kini kata “tawuran” sudah sering terdengar. Seolah hal yang biasa, tawuran kini menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi. Dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa melakukan tawuran. Baru-baru ini terjadi tawuran antar warga di daerah Medan Belawan dan ternyata tawuran ini terjadi setiap tahunnya di daerah tersebut. Tawuran di Belawan terjadi karena minimnya ruang ekspresi. Oleh karena itu, Pemko Medan akan memberikan ruang kreasi bagi seluruh masyarakat Kota Medan agar bisa menyalurkan bakatnya ke hal positif sehingga terhindar dari masalah tawuran antar warga. Akankah ruang ekspresi ini menjadi solusi tuntas dalam menurunkan tingkat tawuran di Kota Medan?

Sistem Sekuler Melahirkan Generasi Krisis Iman dan Takwa

Perlu diketahui, sistem sekuler merupakan sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Aturan kehidupan hanya berlandaskan keinginan sesaat manusia tanpa pedoman yang jelas. Maka, wajar saja kemarahan cepat merasuk dalam pribadi manusia. Sulitnya kehidupan ekonomi membuat masyarakat terhimpit. Masalah kelaparan juga menjadi pemicu besar naiknya amarah seseorang. Hanya karena ingin makan sesuap nasi, seseorang rela mencuri bahkan sampai membunuh. Pendidikan karakter/akhlak bukan menjadi tujuan utama dalam sistem kapitalisme-sekuler ini. Buktinya saja, karena diejek oleh temannya, siswa SD melakukan tawuran bersama temannya. Tidak adanya rasa takut terhadap Tuhan menjadikan manusia layaknya binatang, melakukan sesuatu tanpa berpikir. Padahal, manusia diciptakan sebagai makhluk yang memiliki akal sehingga manusia akan berpikir dahulu tentang konsekuensi yang akan diterimanya sebelum bertindak. Namun, apa yang terjadi saat ini? Orang kuat menindas orang lemah. Si Kaya menindas si Miskin. Mengapa ini terjadi? sistem kapitalisme-sekuler merusak sampai pada akarnya.

 

Islam sebagai solusi pencetak generasi cerdas bertakwa

 

Hanya Islam yang mampu menjadi solusi satu-satunya dalam membentuk karakter generasi bermoral saat ini. Penanaman akidah sejak kecil menjadi pondasi kuat bagi si anak. Rasa takut kepada Tuhan menjadi benteng menahan amarah. Sikap saling menghormati, menyayangi, menghargai akan terbina dengan sendirinya dalam sistem Islam. Penguasa juga menjadi perisai dan pelindung bagi masyarakatnya. Sanksi yang jelas dan tegas sesuai syariat akan diterapkan bagi pelanggar hukum sehingga rasa takut dan efek jera juga sangat dirasakan. Kesejahteraan ekonomi dan keamanan pastinya akan membuang jauh jauh aktivitas tawuran. Jelas sudah, pendidikan karakter yang mulia akan mencetak generasi cerdas, beiman, dan bertakwa. Semua akan terbingkai dalam naungan Islam kaffah. Sekali lagi bukan ruang kreasi menjadi solusi tuntas mencegah aksi tawuran, melainkan ganti sistem dan ganti peraturan maka bergantilah kualitas generasi. Walllahu alam bishawab.