Kompleksitas Masalah Pendidikan, Hanya Sistem Islam Solusinya

 



Oleh Tasyati Nabilla (Aktivis Muslimah)

Sistem pendidikan hari ini sedang diterpa berbagai kompleksitas atau kerumitan. Apalagi di masa pandemi yang sudah hampir dua tahun berlalu, tetapi masalah pendidikan juga tak kunjung usai. Kondisi ini memberikan dampak dalam dunia pendidikan, khususnya di sekolah Dasar (SD) maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Sebagai program studi yang bergerak di pendidikan SD, Prodi PGSD UMSU tergerak untuk memberikan sumbangsih dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para guru di SD/MI, yaitu melalui Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Guru dalam Penyusunan Media Berbasis Screencast-O-Matic. (analisadaily[dot]com, 6/8/2021).

Ketua pelaksana, Eko Febri, mengatakan bahwa guru dirasa perlu diberikan pemahaman dalam penggunaan teknologi guna menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Hal ini karena masa pandemi karena masa pendemi telah membawa arah baru bagi pendidikan Indonesia. Guru yang biasanya berhadapan langsung dengan peserta didik (tatap muka), kali ini harus berada berjauhan atau melakukan pembelajaran online dikarenakan adanya kebijakan PSBB (sekarang PPKM). (analisadaily[dot]com 15/8).

Memang hadirnya pandemi ini banyak menuai masalah baru khususnya bagi kegiatan belajar mengajar. Pelatihan yang dibuat hanya terfokus pada permasalahan yang baru saja dan hanya mampu mengatasi  permasalahan dasarnya  bukan dari sumber akarnya. Jurusan PGSD/PGMI juga tidak memiliki kurikulum yang muatannya dapat mengampu pembelajaran jarak jauh. Solusi yang diberikan oleh mahasiswa tersebut pun hanya bersifat temporal dan dalam ruang lingkup yang kecil.

Adapun permasalahan pendidikan lebih kompleks ketimbang urusan efektivitas teknis penyampaian materi dari guru ke murid. Namun pemerintah seakan buta dengan masalah pendidikan dan malah melimpahkan seluruhnya kepada guru dan perguruan tinggi. Maka< benarlah bahwa fungsi pemerintah dalam kapitalisme-demokrasi hanya sebagai regulator. Ini menunjukkan ketidakmampuan negara dalam menangani proses pendidikan di tengah pandemi jika masih saja menganut sistem kapitalis-sekulerisme.

Lain halnya dengan daulah Islam yang fungsi dari pemerintah bukanlah hanya sekedar regulator hukum saja, tetapi periayah urusan umat. Sehingga tidak akan terkesan lepas tangan atau masa bodoh dengan problematika kehidupan. Terlebih untuk masalah pendidikan.

Tugas pemimpin islam yaitu: "Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusab rakyatnya." (h.r.  Al Bukhari).

Rasulullah saw. juga sangat konsen pada ilmu pengatahuan bahkan sejak awal penaklukan, Rasulullah mensyaratkan pembebasan tawanan perang dengan mengajari sepuluh orang kaum muslimin Bahasa Arab agar mudah memahami agama islam untuk menjadi hamba bertakwa. Inilah yang dimiliki oleh kehidupan dalam sistem kapitalisme-sekuler.

Bisa disimpulkan bahwa betapa buruknya sistem pendidikan yang ada di negara yang masih terus saja mengikuti sistem kufur, bukan sistem Islam yang berasal dari Allah Swt. Oleh karena itu sudah saatnya kita mengganti sistem kufur tersebut dengan sistem islam.

Wallahualam bissawab.