Hari Anak Nasional, Seremonial Tanpa Realitas

 



Oleh Rizki Eka Manurung (Aktivis Muslimah)

Hari anak nasional HAN 2021 kembali di peringati di negeri ini, tepat pada tanggal 22 Juli lalu Kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (Kemendikbud ristek) mengajak seluruh anak Indonesia untuk ikut memeriahkan acara tersebut.

Peringatan HAN tahun ini mengangkat tema "anak terlindungi, Indonesia maju" dengan Tagar #AnakPeduliMasaPandemi. Tapi fakta yang terjadi di masyarakat saat ini sangat jauh dari tema yang di usung oleh pemerintah. (kemendikbud.go.id).

Faktanya Kekerasan terhadap anak di kota Medan pada masa pandemi covid-19 tertinggi di Sumatra Utara, yakni mencapai 154 korban.

Disusul kabupaten Langkat dengan 97 kasus dan Padang Sidempuan dengan 96 kasus. Hal ini berdasarkan data simfhoni -PPA milik pemprovsu Sumut hingga 4 Februari 2021.

Jenis kekerasan yang di alami anak pun beragam, mulai dari kekerasan seksual, fisik, psikis, penelantaran, trafficing dan eksploitasi.

Pelaku kekerasan anak dan perempuan di dominasi oleh laki-laki. Tercatat 6.371 pelaku adalah laki-laki, sedangkan 814 pelaku adalah perempuan. (kompas.com, 23/07/2021).

Banyaknya kasus kejahatan terhadap wanita dan anak-anak tak lain akibat dari penerapan sistem kapitalisme, liberalisme dan gaya hidup bebas yang berlaku di negeri ini.

Dalam sistem kapitalis perempuan dan anak-anak terhina karna sering dijadikan objek bisnis oleh para kaum kapital. Di dalam sistem ini juga keluarga tak lagi jadi tempat teraman bagi perempuan dan anak-anak, banyak kasus kekerasan yang di lakukan oleh anggota keluarga sendiri.

Kapitalisme gagal dalam melayani kebutuhan rakyat secara merata sehingga banyak kaum wanita yang terpaksa ikut bekerja untuk membantu keluarganya serta melalaikan mereka dari mengurus keluarga dan mendidik anak-anaknya, belum lagi dorongan ide feminisme dan kesetaraan gender yang sudah salah kaprah sehingga sebagian wanita lebih memilih mengejar karier mereka.

Tak jarang lantaran impitan ekonomi ini banyak wanita yang terkena kasus trafficing karena tergiur tawaran kerja dan ikut serta dalam sindikat tersebut.

Dalam Islam wanita adalah sosok yang di muliakan. Dan Allah berfirman tentang bagaimana seharusnya memperlakukan kaum wanita dalam ayat berikut:

“Hai orang-orang yang beriman tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji dan nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”(QS. An- Nisa [4]: 19).

Sebagaimana hak laki-laki, wanita juga terjamin di dalam Islam. Wanita itu layaknya mutiara yang harus di jaga kehormatannya, dan Islam menempatkannya sebagai makhluk yang mulia. Atas dasar inilah sejumlah aturan yang di wajibkan Allah Swt. agar kaum wanita dapat menjalankan peran strategisnya sebagai pendidik umat generasi mendatang.

Dalam Islam pendidikan seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan haruslah sama, tidak ada diskriminasi antara kaum laki-laki maupun perempuan dalam hal pendidikan. Mereka mendapatkan hak yang sama tanpa di bedakan dengan yang lain.

Ketika sistem sekuler tidak bisa menjaga kaum wanita dan anak-anak, maka Khilafah mampu melakukannya. Karena khilafah berfungsi sebagai pemelihara, menjaga dan mengemban Islam serta mengurusi  urusan umat Islam dan melindungi mereka.

Khilafah juga menjadi perisai bagi umat Islam. Pembelaan terhadap kehormatan dan darah kaum muslim terus dilakukan oleh para penguasa sepanjang sejarah.

Seperti di ceritakan Ibnu Hisyam salah sirahnya, ketika ada seorang Yahudi Bani Qoinuqa, karena membela kehormatan seorang Muslimah yang di singkap pakaiannya oleh pedagang Yahudi, Rasulullah Saw. Segera mengirim pasukan kaum muslim untuk memerangi mereka dan mengusir mereka dari Madinah setelah mengepung perkampungan mereka selama 15 malam (Sirah Ibnu Hisyam, 3/9-11).

Begitulah tegasnya Islam dalam membela kaum wanita, karna Islam selalu memuliakan harkat dan martabat wanita. Dan hanya Khilafah lah yang mampu mengembalikan kemuliaan seorang wanita di masa sekarang

Wallahualam bissawab.