Fenomena BTS Meal : Generasi dalam Jeratan Hedonisme

 



Oleh. Friska Ananda, S.farm (Aktivis Muslimah Medan)

Rabu (9/6/2021), BTS Army---sebutan penggemar BTS---di Indonesia dan di beberapa negara lain yang menyambut peluncuran paket Chicken Mcnuggets yang diberi nama BTS Meal alias santapan BTS dengan gegap gempita. Mereka menyerbu puluhan gerai McDonald’s atau memesan lewat layanan pesan makanan secara daring. Fenomena ini sempat jadi perhatian beberapa media di dunia. Pasalnya, peluncuran BTS Meal di negara lain sebelumnya tidak seheboh di Indonesia, setidaknya hingga saat ini (12 Juni 2021 Jakarta, Kompas).

Hal ini tak terlepas dari suksesnya barat yang gencar dalam menginvasi dunia dengan ide kapitalisme-sekuler-nya. Barat terus-menerus menyebarluaskan hegemoninya menyentuh semua lini kehidupan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melalui para idol Korea Selatan ini. Barat turut menggandeng idol-idol millenials, salah satunya BTS. Idol yg berasal dari Korea Selatan.

BTS adalah salah satu grup idol Korea yang familiar seantero dunia dan memiliki banyak fans. Kebanyakannya adalah kaula muda. Mereka memberi dua jempol pada BTS ini karena melihat sisi istimewa yang tak dimiliki K-pop lainnya. Selain memiliki wajah yang good looking, penampilan menarik, etos kerja yang tinggi, K-pop ini memakai pendekatan emosional people to people dalam menggait penggemarnya. Sehingga, mereka merasa dekat dengan idolnya dan muncul solidaritas serta rasa memiliki diantara penggemar. Tak heran, penggemar begitu berlebihan dalam mencintai mereka.

Melihat potensi ini, barat menjadikan BTS sebagai alat untuk menyebarkan ide sekuler-liberalnya. Hal ini terlihat di saat UNICEF yang merupakan lembaga Internasional dunia menghadirkan BTS di hadapan majlis PBB untuk mengkampanyekan peluncuran Generation Unlimited dari UNICEF pada 2017 di New York. Secara tak langsung, UNICEF mengumumkan pada dunia bahwa BTS adalah ikon pemuda yang menginspirasi anak muda. Sebelumnya BTS bekerja sama dengan Komite UNICEF Korea dan Jepang untuk meluncurkan kampanye untuk mencintai diri sendiri atau Love Myself.  Bersama UNICEF, mereka juga menggaungkan #ENDviolence untuk menghentikan para remaja hidup dalam ketakutan akan kekerasan.

Mereka juga mempromosikan tagar #BTSLoveMyself yang meminta para fans untuk memposting hal yang bertema mencintai diri sendiri. Dengan ini, generasi muda bebas mengeksplore dirinya sendiri semata-mata untuk menunjukkan cinta terhadap dirinya dan mendapat kebahagiaan.

Maka tak heran hari ini banyak generasi muda yang berperilaku liberal-hedonis akibat tercekokinya pemikiran kapitalis-sekuler ala barat ini. Mereka disibukkan dengan aktivitas yang hanya mencari kesenangan duniawi saja tanpa batas, seperti melakukan aktivitas pacaran, berjoget ria di tik-tok, sibuk mempercantik/mempertampan diri, menghabiskan uangnya hanya untuk membeli merchandise idolnya meskipun harus merogoh kocek yang fantastis. Maka tak heran, ketika BTS meal diluncurkan, generasi muda Indonesia begitu gegap gempita menyambutnya. Inilah bukti suksesnya barat menghembuskan ide liberalnya di benak generasi muda hari ini melalui food, fun, dan fashion.

Padahal kehidupan hedonisme-materialistik sejatinya tak memberi makna kebahagiaan hakiki. Malah mengarahkan pada kehidupan yang sempit. Kehidupan yang dijalani hanya fokus untuk mencari kesenangan dunia semata. Tak melihat halal-haramnya perbuatan. Maka segala aktivitas yang muncul buah dari pemikiran ini hanya akan merugikan generasi. Potensi mudanya teralihkan pada hal-hal unfaedah. Padahal pemuda adalah tabungan negeri untuk membangun sebuah peradaban maju. Jika pemudanya hari ini sibuk memikirkan kesenangan diri, bagaimanakah wajah negeri ini kelak?  

Seharusnya generasi muda memahami makna kebahagiaan tersebut secara tepat. Bagi seorang muslim yang meyakini adanya hari penghisaban di hari akhir kelak, terikat dengan syariat Islam adalah hal yang paling utama untuk mendapatkan ridho Allah swt. Keridhoan Allah menjadi kunci seseorang sampai pada syurga-Nya. Oleh karena itu, seorang muslim begitu berhati-hati dalam berbuat. Semua perbuatannya disandarkan pada tolak ukur halal dan haram. Sehingga, aktivitasnya terjaga dari hal-hal yang tak diridhoi oleh Allah swt. Maka dari itu, seorang muslim merasakan ketenangan hidup karena merasa dekat dengan pencipta-Nya. Inilah wujud kebahagiaan hakiki sejati.

Dengan memahami ini, seorang muslim tak akan mengisi hidupnya dengan hal-hal yang menjauhkan diri dari keridhoan Allah tersebut. Pemuda muslim yang memahami hakikat dirinya adalah sebagai seorang hamba, maka meyakini Pencipta sebagai sosok yang patut disembah adalah sebuah keharusan. Ia akan mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya hanya untuk mendapatkan ridho Allah swt. Sehingga ia mengisi masa mudanya dengan melakukan aktivitas yang bermanfaat untuk dirinya maupun orang disekitarnya semata-mata untuk meraih cinta Allah swt.

Maka dari itu, seharusnya generasi muslim mencari sosok idol yang mampu menumbuhkan cinta pada Rabbnya. Tak ada sosok yang lebih layak dikagumi selain mengagumi kekasih Allah yang sudah pasti dicintai Allah. Dialah Rasulullah Muhammad Saw. Sosok teladan terbaik bagi semua ummat manusia. Jika ingin mendapatkan cinta Allah, tak ada jalan lain selain mengikuti jejak Rasulullah dalam menjalani kehidupan, yakni mengikuti risalahnya dengan menginternalisasikan aqidah Islam dalam diri. Maka kebahagiaan pun menyelimuti kehidupan.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh generasi muslim terdahulu. Ketika Islam diterapkan secara menyeluruh selama 13 abad lamanya dalam bingkai daulah Islamiyyah (negara Islam), peradaban gemilang ini melahirkan para generasi yang unggul. Mereka berkontribusi besar bagi kemajuan dunia. Dari tangan-tangan mereka, kita bisa menyaksikan adanya perkembangan ilmu pengetahuan sains dan teknologi saat ini. Tokoh-tokoh yang sangat populer di telinga kita seperti Ibnu Firnas, Ibnu Sina, al-Khawarizmi, Imam asy-Syafi’i, ar-Rozi, Ibnu al-Baytar, al-Kindi dst adalah sosok generasi unggul sekaligus para ulama yang menghabiskan masa hidupnya untuk mempersembahkan karya terbaik bagi dunia.

Aqidah Islamlah yang menjadikan generasi masa itu menjadi generasi yang bangkit dan produktif. Masa mudanya diisi dengan mendalami ilmu yang melahirkan ketaatan pada Allah. Sehingga segala potensinya dikerahkan untuk berkontribusi demi kemajuan peradaban. Inilah presentasi cinta murni yang sesungguhnya. Maka wajar, negara Islam masa itu benar-benar mercusuar dari segala bidang kehidupan. Maka sudah saatnya generasi muda hari ini beralih idol dengan menjadikan Rasulullah saw dan para pengikutnya menjadi sosok yang patut diikuti jejaknya dalam membangun peradaban dunia. Wallahua’lam bishowwab.