Belajar Daring Membuat Generasi Di Sistem Kufur Jadi Mundur



Oleh Tasyati Nabilla (Aktivis Muslimah)

Lembaga pendidikan harus menjadi sandaran awal dalam mencerdaskan generasi liberal menjadi generasi tertata dalam ketakwaan, bukan menekan pemikiran peserta didik supaya jadi
intelektual, yang setiap belajar tak perlu asupan Ilmu yang terarah. Bagaimana tatanan pendidikan lebih bermakna? Sedangkan aturan pemerintah tak membuat keadaan memulih, malah menjadi rumit tidak karuan di kala masa pandemi ini.

Semenjak adanya pandemik ini, Proses belajar mengajar diterapkan secara daring (online). Melihat hal itu, Pengamat pendidikan Kota Medan, M. Rizal Hasibuan menyebutkan kelemahan dari sistem pembelajaran tersebut. Menurutnya, tanpa adanya belajar tatap muka di masa pandemik COVID-19 ini, maka akan mengalami kehilangan generasi penerus.

"Jika di dalam kondisi keterpurukan begini, tanpa ada belajar tatap muka, kita kehilangan generasi. Sangat disayangkan anak-anak didik kita melakukan pembelajaran tatap muka dan mengalami kemunduran karena pembelajaran daring itu penuh dengan kelemahan. Jadi, kita belum terbiasa," ucapnya, Senin. (sumut.idntimes.com, 17/5/21)

Kondisi sekolah daring yang berlarut larut tidak bisa dipisahkan dari penanganan pandemi yang cacat.  Masalah kualitas belajar mengajar ini memang tidak bisa dinaikkan. Karena itu, Justru seharusnya pemerintah terkait hal ini bisa memberikan metode yang tepat, bukan malah menyerahkan kepada sekolah dan para pengajarnya. Karena justru di konsep inilah tanggung jawab pemerintah terkait pendidikan dan masa depan generasi menjadi terarah.

Bukan sibuk selalu ingin ''new normal'', nyatanya keadaan tidak membaik malah menjadi dibuat rumit bagi pendidik dan pengajar. Kapitalis dibidang pendidikan, hanya mengutamakan keuntungan semata tanpa memperdulikan nasib anak bangsa. Hal ini banyaknya murid yang stres akibat memikirkan biaya online mengisi paket data, Dalam meningkatkan kualitas belajar yang baik dalam daring ini. Sehingga banyak diantaranya pelajar harus mencari cara lain dengan cara bekerja, untuk dapat ikut daring walau krisis ekonomi melandanya.

Ada juga yang harus bernasib malang karena kekerasan dari orang tuanya. Lantaran orang tuanya tidak sanggup  membiayai segala kebutuhan daringnya bahkan sampai menghilangkan nyawa anak tercintanya. Sungguh miris hidup ini jika terus menerus berada di sistem kufur, yang selalu tidak sejalan dengan pencapaian generasi cerdas bangsa ini.

Belum lagi bagi para pengajar, mereka harus menyesuaikan kualitas belajar bagi pendidiknya agar menyenangkan bagi pemerintah dan pihak sekolahnya. Atas pencapaian terbaik dari kinerja pengajarnya, padahal saat itu pengajar kualahan dan tak dapat menyesuaikan seperti sebelum pandemi ini ada. Sama sekali ribet dan menyusahkan, harus menyiapkan materi dengan waktu yang terbatas belum lagi harus menyatuhkan muridnya, yang saat daring banyak yang malas online, lantaran tak sejalan dengan tatap muka di sekolahnya.

Lain hal dengan daulah Islam, Khilafah Islam sejak awal akan serius mengkarantina mereka yang terkena wabah penyakit, sehingga sekolah tetap bisa berjalan dengan normal. Kalau pun akhirnya qadha Allah mengharuskan diselenggarakannya proses PJJ seperti sekarang ini, maka Khilafah Islam akan memberikan solusi terbaik bagi seluruh warga negaranya.

Semua kebutuhan dasar masyarakat harus dijamin negara, termasuk juga kebutuhan pada aspek pendidikan karena pendidikan adalah hak asasi bagi seluruh warga negara.

Sikap Negara Khilafah seperti ini berdasarkan sabda Nabi Saw., "Imam itu adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR al-Bukhari).

Belajar daring akan terasa mudah karena sistem Islam selalu mengutamakan kesenangan rakyat bukan kesengsaraannya. Pencerdasan akan berjalan lancar karena sistemnya bagus dan sesuai syara' yang berlaku. Maka jangan memakai sistem kufur yang jelas ikut arus kesengsaraan, apalagi dimasa pandemi ini.

Yang mengharuskan memakai biaya yang penuh, Jika tidak ada bisa saja anak didik jadi pengemis padahal pemimpinnya ada dan kewajiban itu harus dipenuhi bukan diabaikan. Mari kembalilah pada Islam yang sudah Rasul contohkan bukan pakai akalan manusia yang tak sejalan dengan tatanan kehidupan.


Wallahu'alam bissawab.