Bela Uighur, Seruan Jihad dan Khilafah Menggema di Tanjungbalai



Dakwahsumut.com, Tanjungbalai (27/12),
Seruan Jihad dan penegakan Khilafah menggema dalam Aksi Bela Muslim Uighur di Kota Tanjungbalai sebagai solusi atas Penindasan yang dilakukan Rezim China terhadap Muslim Uighur. Seruan itu datang dari berbagai orator dan disambut dengan semangat oleh para peserta lainnya dengan pekikan Takbir.


Ahmad Yasir sebagai Koordinator Aksi dalam orasinya menyerukan solusi permasalah China adalah Khilafah." Sejak Tahun 1924 M umat Islam tidak punya pemimpin seperti anak ayam kehilangan induk , Hanya Khilafah yang menyelesaikan masalah muslim palestina, Muslim Uighur, Takbir" pekik beliau. 

Ketua Pelajar Islam Indonesia(PII) Tanjungbalai Khairul Fajri dalam orasinya juga menyerukan Khilafah.
"Hari ini islam di dunia sedang di tindas dan bahkan ingin dibinasakan, Islam bukan Teroris, Teroris bukan Islam. Saudara saudara ku seiman Kita adalah mujahid/mujahidah, mari sama sama kita berjuang untuk islam. Satu satunya solusi untuk memempecahkan masalah kita ini adalah Mari tegak kan khilafah! Sebagai sistem pemerintahan kita, Khilafah..Khukafah..", pekik beliau.

Ketua Majelis Dakwah Tanjungbalai (MDI) Tanjungbalai Ustadz Muhammad Ali Rukun dalam orasinya juga menyerukan Jihad dan Khilafah sebagai solusi penindasan Muslim Uighur. "Sesungguhnya Imam itu adalah Perisai,  saat ini umat islam tidak punya perisai.maka  kita harus mengangkat seorang khalifah yang akan melindungi umat Islam, solusi dari permasalahan umat Islam diberbagai belahan dunia adalah Jihad dan Khilafah, siap Jihad.. ? siap Mati Syahid.siap menegakkan Khilafah ? Takbir", Pekik beliau. Para peserta aksipun memyambut hangat seruan tersebut dengan takbir.

Sementara Ketua PMMI Durrun Nafis Tanjungbalai ustadz Maulana Yusuf dalam orasinya juga mengecam Rezim China dan menyerukan agar para pemimpin takut pada Allah." Wahai para pemimpin takutlah pada Allah SWT. Karena sesungguhnya pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban nantinya", ungkap beliau. Selain itu Ust Yusuf juga menyerukan solusi permasalahan Uighur adalah Khilafah.


Hal yang sama juga disampaikan Ketua Forum Rohis Nusantara (Fornusa) Fahmi, beliau menyerukan khilafah dalam orasinya.

Begitu juga dengan Chairul Marpaung dari Lembaga Dakwah remaja(LDR) Tanjungbalai , beliau juga mengecam dan mengutuk Rezim China "Penindasan terhadap Muslim Uighur telah Menlanggar UUD 45 dan Pancasila, mana mereka yang mengaku paling pancasilais?", tanya beliau.  Chairul dalam orasinya  juga menyerukan solusi Uighur adalah Khilafah.

 "Sekali lagi meminta Pemerintah Indonesia untuk berbicara atas nama kemanusian dan mengecam Pembantaian yg terjadi di uigur dan kami meminta pemerintah indonesia untuk mengusir Dubes china dari indonesia.

Sekarang Kami bertanya pada rezim,
Apakah karna hutang rezim tidak mampu bersikap? Apakah memang betul hutang mampu menyumbat mulut rezim?
Mengapa kau keras kepada kami muslim dan lembek kepada mereka ?
Kalau kau tak mampu besikap biarkan kami berjihad membebaskan mereka saudara kami. Karna kami mengetahui bahwa mati adalah kepastian bagi kami.
Bahwa mati berjihad adalah jalan kami bertemu Allah.Bahwa mati berjihad adalah jalan kami menjadi penghuni syurga.
Siap berjihad untuk pembebasan saudara2 kita dari jajahan kafir..
siap...! Takbir..", pekik beliau.

Tidak kalah dengan Andika Mirza Ketua Gema Pembebasan Sumut juga dalam orasinya sengan suara lantang beliau   meneriakkan Khilafah sebagai satu-satunya solusi atas Muslim Uighur.
"Berita  yang beredar di Media sosial maupun media mainstream tentang penindasan Uighur bukanlah Hoax, Kejadian yg menimpa Muslim Uighur dan negeri" muslim lainnya, adalah bentuk penjajahan Kafir Barat. Untuk memusnahkan Muslim dan memadamkan cahaya Islam.
Ummat muslim bagaikan satu tubuh yg telah terpisah, dan sudah saatnya kembali bersatu, memperjuangkan kebangkitan Islam, dng menerapkan Syariah secara kaffah di bawah naungan institusi Khilafah 'ala minhaj nubuwwah.

Penegakan Khilafah wajib hukumnya bagi setiap muslim. Dan Khilafah tdk akan tegak tanpa kesadaran Ummat Islam akan pentingnya menerapkan Syariah Kaffah, dan berdakwah untuk tegaknya Institusi Khilafah." , ungkap beliau.

Muhammad Ridho sebagai Moderator Aksi dalam orasinya juga mengecam Rezim China. " Wahai para pemimpin jangan tidur, jangan diam ketika saudara kami dibantai khususnya di Uighur". Beliau juga menyuarakan Khilafah dalam orasinya. 

Sementara Ketua BKPRMI Tanjungbalai dalam orasinya mengecam tindakan rezim China terhadap Muslim Uighur. " Pada hari ini kita mendesak pemerintah Republik Indonesia agar segera mengentikan kezhaliman China terhadap Uighur, siap bela Islam ? Takbir," pekik beliau. Selain itu beliau juga menyerukan pemerintah agar mengusir Dubes China dari negara ini.

Selain itu tampak juga peserta aksi lainnya memberikan orasinya seperti  Ustadz Amar (Ketua Kupaz Tanjungbalai), Ustadz Afrizal (Ketua IKADI Tanjungbalai), Ustadz Tri Sandi Marpaung ( Fordapim), FPI Tanjungbalai dan lain-lain. Mereka semua mengecam Kezhaliman Rezim China. 


Aksi Damai yang dihadiri sekitar 500 Umat Islam yang tergabung dalam Aliansi Umat Islam (AUI) melakukan longmach dari Masjid Raya menuju Gedung DPRD Kota Tanjungbalai. Disepanjang jalan para massa mengecam dan mengutuk Rezim China dengan berbagai yel-yel seperti "Rezim China..!, Teroris..!, Dubes China..!, Usir..!".

Para peserta aksi diterima oleh sejumlah Anggota DPRD Tanjungbalai dan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan para peserta aksi. Pernyataan Sikap Aliansi Umat Islam (AUI)  dibacakan oleh Herman Ramadhan/Ade Wily dan didampingi pimpinam ormas lainnya seperti Ustadz Indra BMT(Ketua GPII Tanjungbalai), Ustadz Heri Candra (Tokoh Pemuda Islam Tanjungbalai) dan lain-lain dihadapan anggota DPRD Tanjungbalai.
Pihak DPRD berjanji akan menindak lanjuti Aspirasi AUI dan akan membuat pernyataan bersama dalam waktu dekat. ()ar