Tabligh dan Diskusi Akbar : "Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW"



Dakwahsumut.com,Binjai-,Ahad, 28 Juli 2019, Kajian Islam Kaffah Binjai mengadakan Tabligh & Diskusi Akbar dengan tema "Meneladani Kepemimpinan Rasulullah SAW" dengan pembicara yaitu Ust. Kusnady Ar Rozi dan Ust. H. Azwir Ibnu Aziz di Masjid At Thohirin Binjai yang dimulai pada pkl. 08.30 - 12.00 WIB.

Acara yang di hadiri lebih dari 300 orang tersebut bertujuan untuk menjelaskan mengenai kondisi di negara kita pada saat ini belum mencerminkan apa yang di contohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan melihat fakta dari Indonesian Corruption Watch (ICW) ada 29 kepala daerah yang terkena kasus korupsi. Belum lagi ada anggota dewan yang korupsi. Apalagi aturan-aturan yang ditetapkan oleh Pimpinan pusat, baik itu DPR RI atau DPRD yang tidak berpihak kepada umat Islam yang terkadang
mendapat persekusi.
i

Dalam pemaparannya Ust. H. Azwir Ibnu Aziz menjelaskan mengenai kepemimpinan Rasulullah SAW dan juga problematika pada saat ini dimana kita tidak mengikuti Rasulullah SAW. Perlu dipertanyakan kepada diri kita dengan melihat kondisi negara pada saat ini bahwa hampir sama dengan kondisi pada zaman Rasulullah dahulu. Misalnya hukum jahiliyah, zona
jahiliyah, pemikiran jahiliyah, dll. Lalu kemudian sampailah Allah SWT memberi petunjuk kepada Rasulullah SAW berupa panduan yaitu Al-Qur'an. Akan tetapi pada hari ini kita telah mencampakkan panduan yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam menegakkan kepemimpinan tersebut. Padahal Allah SWT telah membuat sebuah aturan yang sempurna di dalam Al-Qur'an yang mengatur seluruh aspek mulai dari masyarakat sampai negara dan tidak ada problematika yang tidak dapat diselesaikan oleh Al-Qur'an. Kalau kita mau menyongsong pertolongan Allah SWT,
ikut perintahNya, tinggalkan laranganNya, berimanlah kalian kepadaNya, begitulah pesan Ust. Azwir dalam pemaparannya.

Ust. Kusnady Ar Rozi menjelaskan mengenai Rasulullah SAW bukan hanya sebagai Nabi tapi sebagai kepala Negara. Islam bukan hanya mengatur manusia tapi juga mengatur Negara. Setelah Nabi SAW meninggal dunia, kepemimpinan negara dilanjutkan oleh para sahabat. Dan para ulama sepakat bahwa Khilafah itu wajib sepeninggalnya Rasulullah SAW. Khilafah
itu mengandung 3 esensi. Pertama, Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslimin. Kedua, Khilafah akan menerapkan Islam di dalam negeri. Ketiga, Khilafah akan mendakwahkan Islam ke seluruh dunia.

Agama dan kekuasaan/p
emerintahan itu ibarat saudara kembar. Agama adalah asas, sedangkan kekuasaan itu adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak ada asasnya maka akan hancur, dan sesuatu yang tidak ada penjaganya pasti akan hilang. Itu adalah ucapan Imam Al Ghazali dalam kitab al-Iqtishâd fi al-I’tiqâd.