Breaking News: Korban Salah Tembak Densus 88 Diboyong Ke Jakarta

Dakwahsumut.com, Tanjungbalai,-Beni, 35, diduga korban salah tembak oleh Densus 88 AT pada penggerebekan terduga teroris di Kota Tanjungbalai beberapa waktu lalu, diboyong ke Jakarta.
Dede, 31, kepada Waspada, Rabu (23/5), mengatakan dia dikabari istri Beni, Delima, bahwa abangnya itu dibawa ke Jakarta untuk kepentingan perobatan luka tembak pada betisnya, Selasa (22/5) sore. Beni, kata Dede, direncanakan menjalani operasi pemasangan pen pada kakinya.
“Kemarin saya juga bertemu langsung dengan salah seorang anggota Densus 88 waktu mengantar Budi ke rumah, dikatakan Beni memang tidak bersalah, hanya korban peluru nyasar. Densus katanya siap menanggung pengobatan sampai sembuh,” kata Dede.
Namun menurut Dede, dia kurang percaya kalau abangnya itu korban peluru nyasar, melainkan memang diduga sengaja ditembak dari jarak dekat. Dugaan itu berdasarkan pengamatan bahwa dari sekian banyak orang di lokasi, cuma Beni yang tertembak dan tepat di betis.
Apalagi, tambahnya, Beni sendiri adalah abang dari terduga teroris Sya (tertembak di pinggang). Dia menduga Densus menganggap Beni bagian dari kelompok Sya, padahal bukan.
Sementara, diterbangkannya Beni ke Jakarta cukup mengundang tanda tanya dalam hati Dede. Kalau hanya operasi mengeluarkan peluru dan pemasangan pen pada kaki, banyak rumah sakit besar di Medan yang bisa melakukannya.
“Saya tidak tahu apa tujuannya dibawa ke Jakarta bersama istrinya, tapi saya berfikir positif saja untuk kesembuhan bang Beni,” ungkap Dede. Pagi tadi, ungkapnya, dia sempat berbicara dengan istri Beni via HP, bahwa mereka sudah di Jakarta. Beni di rumah sakit, sedangkan istrinya di hotel. Tak berapa lama HP non aktif hingga sore.
Rahmat Hidayat, 35, kepada Waspada juga heran atas pemberangkatan Beni ke Jakarta. Medan, ujarnya, kota terbesar ke tiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, banyak rumah sakit bonafit bisa melakukan operasi pemasangan pen di kaki.
Dia menduga ada ‘sesuatu’ di balik diboyongnya korban salah penembakan itu ke Jakarta. Dari analisanya, dia menduga Beni sengaja dijauhkan dari media supaya dugaan kesalahan penembakan itu tidak terlalu diekspose.
“Apa urgennya Beni dibawa ke Jakarta, selain biaya mahal, keluarga tak bisa menjenguk, di sini kita lihat seakan ada dugaan kesengajaan untuk menjauhkannya dari keluarga dan media untuk sementara waktu,” kata Rahmat. [] Waspada