Hilangnya "Payung" Keluarga, Islam Solusinya



NURUL ISMI HAQKoordinator BMI Community Sumut

Dewasa ini muncul konflik antar anggota keluarga yang dipicu dari ketidakselarasan antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya. Contohnya saja, dari Keluarga Bahar yang melepaskan nama keluarga Bahar dari Juwita Bahar. Penyebab konflik ini dikarenakan Juwita lebih memilih ikut dengan kekasihnya dibandingkan dengan keluarga. Apa yang salah dengan ini semua?.
Selanjutnya, kasus pembunuhan istri dan dua anak tiri di Tangerang. Pembunuhan ini dipicu oleh sang istri yang meminta uang kepada suami untuk membayar kreditan mobil yang baru saja ia beli, sang suami pun gelap mata lalu membunuh istri dan kedua anak tirinya. 

Masih terdapat banyak lagi konflik yang terjadi didalam keluarga. Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, keluarga adalah orang-orang terdekat yang memiliki peran penting di dalam kehidupan. Namun mengapa hal-hal buruk masih bisa terjadi didalam keluarga? Hal ini tiada lain tiada bukan dikarenakan Islam hanya di pakai dari segi ibadah ritual saja. Sehingga konflik di dalam keluarga pun tak terhindari. Lantas, bagaimana Islam berperan penting didalam keluarga? 

Sebuah keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan karena setiap manusia tentunya berangkat dari sebuah keluarga. Jadi bisa disimpulkan bahwa keluarga adalah tempat dimana pondasi nilai-nilai agama diajarkan oleh kedua orangtua dan anggota keluarga lainnya kepada seorang anak.
Perlu penataan ulang bangunan sebuah keluarga yang menjadi unsur penting dalam kemajuan bangsa. Adapun payung pelindung yang hendaknya dimiliki oleh setiap keluarga muslim kini antara lain:

*Menanamkan ajaran Islam*

Meskipun tidak semua muslim mendapatkan keislamannya dari keluarga yang melahirkannya, tetap saja keluarga adalah tempat pertama dimana seorang anak belajar tentang agama Islam. Dalam sebuah keluarga, suami istri yang menikah akan menjalankan dan membangun rumah tangga dengan ajaran agama Islam dan hal tersebut juga akan diajarkan pada anak-anaknya.
Dari sebuah keluarga, seorang anak akan melihat bagaimana orangtuanya shalat, berpuasa, membaca alqur’an dan lain sebagainya. Sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah akan senantiasa menanamkan iman dan membentuk anak-anaknya menjadi pribadi dengan baik meningkatkan akhlak terpuji dan pergaulan dalam islam saat bergaul dalam masyarakat. Sebagaimana disebutkan dalam dalil berikut ini:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمً
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (TQS Al isra : 23)
Memberikan rasa tenang*
Keluarga adalah orang terdekat bagi setiap manusia dan tempat mencurahkan segala isi hati maupun masalah. Keluarga juga merupakan tempat berkeluh kesah bagi setiap anggotanya karena hanya keluargalah yang ada dan senantiasa memberikan perhatian kepada setiap orang meskipun keadaan keluarga setiap orang berbeda-beda. Dalam Alqur’an sendiri disebutkan bahwa keluarga yang sakinah adalah keluarga yang dipenuhi dengan ketentraman dan ketenangan hati.
*
Menjaga dari siksa api neraka*
Telah disebutkan sebelumnya bahwa keluarga adalah tempat dimana nilai-nilai Islam dan ajaran agama diajarkan untuk pertama kali dan dalam keluarga juga, orangtua serta anak-anaknya akan menjaga satu sama lain dari perbuatan maksiat dan saling mengingatkan. Seperti yang disebutkan dalam QS At-Tahrim ayat 6 bahwa seorang muslim harus menjaga dirinya dan keluarganya dari perbuatan dosa dan siksa api neraka.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari (kemungkinan siksaan) api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (TQS Altahrim : 6).
*Menjaga kemuliaan dan wibawa manusia*
Menjaga nama baik keluarga adalah tugas setiap manusia karena saat manusia berbuat kesalahan maka hal tersebut juga tidak hanya ditimpakan pada dirinya melainkan juga kepada keluarganya. Memiliki sebuah keluarga membuat seseorang bertanggung jawab tidak hanya pada dirinya tetapi juga kepada keluarganya.

Seorang pria maupun wanita bisa menjaga kehormatannya jika mereka menikah dan membangun sebuah keluarga sehingga pernikahan tersebut bisa membantu seseorang memenuhi kebutuhannya tanpa harus terperosok dalam maksiat seperti halnya perbuatan zina. Seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 187 dikatakan bahwa suami istri adalah pakaian satu sama lain dan hal tersebut artinya suami istri menjaga kehormatan keduanya satu sama lain.
*Melanjutkan keturunan dan memperoleh keberkahan*

Salah satu tujuan pernikahan dan membentuk keluarga adalah untuk memiliki keturunan yang baik dan saleh. Memiliki anak yang saleh dan shalehah adalah karunia dan berkah Allah SWT kepada setiap orangtua. Membangun sebuah rumah tangga dan keluarga pada dasarnya adalah jalan menuju keberkahan karena didalam keluarga ada orangtua dan ridha Allah SWT adalah juga merupakan ridha orangtua.
Wallahua'lambishawab.


Editor : Zayna Ghauts