FELIX SIAUW: LASKAR HIZBULLAH (CIKAL BAKAL TNI) PUN BERSIMBOL KALIMAT TAUHID



Pelarangan pengajian Ustadz Abdul Somad dengan dalih panitianya terindikasi sebagai anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) lantaran bertopi kalimat tauhid, dinilai sebagai kegagalan intelektual.
“Itu adalah kegagalan intelektual!” tegas Ustadz Felix Siauw dalam diskusi publik Tabloid Media Umat: Penghadangan Masif, Negara Semakin Represif? Kamis (13/9/2018) di Gedung Joang, Jakarta.
Ia menegaskan yang beratribut tauhid belum tentu HTI lantaran kalimat tauhid merupakan milik umat Islam termasuk HTI. “Sebelum digunakan oleh HTI, kalimat tauhid sudah lazim digunakan oleh penduduk di Indonesia, sehingga, mengidentikan kalimat tauhid sebagai anggota HTI, tidak masuk akal,” ungkapnya.
Felix juga menyebutkan cikal bakal tentara Indonesia juga menggunakan kalimat tauhid. “Padahal kalau mereka baca sejarah sedikit saja, tim Laskar Hizbullah yang dulu cikal bakal tentara Indonesia menggunakan kalimat _ Laa ilaaha illallah,” ujarnya.
Felix berharap agar masyarakat lebih bijak dalam menolak sesuatu. Ia juga meminta musyawarah lebih dikedepankan ketimbang aksi persekusi. Ia tak ingin kasus persekusi dan penolakan kian merambak .
Di tempat diskusi yang sama Direktur An-Nashr Institute, Munarman memaparkan dua hal yang bisa membuat kekuasaan langgeng. Yaitu hegemoni dan dominasi.
“Kekuasaan itu bisa langgeng dua hal. Pertama hegemoni, kedua dominasi,” Ia memaparkan, hegemoni adalah perang pemikiran. Jadi bagaimana orang yang anti Islam membangun wacana, membangun propaganda.
“Jadi bagaimana orang itu bisa ditundukkan tanpa kontak fisik,” ucapnya.
Ketika kekuasaan tidak mampu mengendalikan pikiran target, maka cara kedua adalah dominasi. “Yaitu dengan kekuatan fisik; dihadapi, dikerasi, dipersekusi,” tuturnya.
Menurutnya, cara fisik yang digunakan penguasa bisa melalui jalur resmi, yaitu hukum. Munarman memaparkan, hukum akan digunakan penguasa untuk menundukkan dakwah Islam.
Kemudian dalam acara yang dimoderatori Pemimpin Redaksi Tabloid Media Umat Farid Wadjdi hadir pula pembicara lainnya  yakni Cak Nur (Gus Nur),  Ustadz Ismail Yusanto ( Jubir HTI ) serta Ustadz Slamet Ma’arif  (ketua Persaudaraan Alumni 212).[] MU