MAKAR MEREKA TAK AKAN MENGHENTIKAN DAKWAH


Sejarah manusia tidak pernah kosong dari pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Para penyeru kebaikan senantiasa mendapat tantangan dan halangan dari para penyeru kebatilan serta dari orang-orang yang suka berbuat kerusakan dan bersikap pragmatis—hidup sekadar mencari kemanfaatan duniawi dan hawa nafsu semata.
Demikian yang dialami oleh seluruh nabi sekaligus menjadi sunnatullah bagi dakwah mereka. Al-Quran telah mengisahkan kepada kita bagaimana dakwah yang dilakukan oleh Nabi Musa as. yang mendapatkan tentangan keras dari Firaun. Demikian juga kisah para nabi yang lain. Mereka mendapatkan perlawanan dan penindasan tatkala menyampaikan risalah Allah SWT kepada umat.
Begitu pun Rasulullah saw. Sejak permulaan dakwah Islam, beliau sudah mendapat tantangan yang demikian keras dari masyarakat Quraisy. Dakwah Rasul saw. dan para sahabatnya mendapatkan perlawanan. Berbagai penganiayaan ditimpakan kepada Rasul saw. dan para sahabat beliau.
Keluarga Yasir ra. disiksa dengan siksaan yang sangat pedih. Istri Yasir, Sumayah, menjadi syahidah pertama dalam dakwah Islam. Abu Bakar ra. pun pernah dipukuli hingga wajahnya babak-belur karena seruan dakwahnya di hadapan orang banyak di samping Kabah (Sirah al-Halabiyah, I/475).
Rasulullah saw. sendiri pernah disiram dengan kotoran binatang, diludahi dan diperlakukan dengan perlakuan buruk lainnya.
Berbagai jenis perlakuan buruk dan siksaan ditimpakan atas kaum Muslim. Semua itu dilakukan untuk memalingkan kaum Muslim dari agama mereka. Inilah yang dinyatakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
Orang-orang kafir tidak pernah berhenti memerangi kalian hingga mereka mengembalikan kalian dari agama kalian (pada kekafiran) seandainya mereka mampu (TQS al-Baqarah [2]: 217).
Inilah karakter orang-orang kafir sejak dulu hingga sekarang dan bahkan sampai kapan pun.
Saat ini, misalnya, orang-orang kafir Barat pun berupaya melakukan propaganda negatif terhadap Islam dan kaum Muslim, khususnya para pengemban dakwah. Mereka membuat berbagai pertemuan untuk membahas sebutan yang pantas bagi Muslim yang berpegang teguh dengan agamanya; mulai dari gelar ekstremis, fundamentalis hingga teroris. Mereka—melalui para agennya, khususnya di berbagai negeri Muslim—menangkapi, memenjarakan dan menyiksa kaum Muslim dan para pengemban dakwah yang konsisten memperjuangkan tegaknya Islam.
Di negeri ini, pembungkaman dakwah dilakukan antara lain dengan membubarkan ormas Islam yang konsisten memperjuangkan penegakan syariah Islam secara kaffah.
Tidak hanya ormasnya, ajaran Islam pun diserang. Khilafah, yang nyata-nyata menjadi bagian dari khazanah Islam, dituding sebagai ancaman. Padahal Khilafah telah disepakati kewajibannya berdasarkan dalil al-Quran, as-Sunnah, Ijmak Sahabat, termasuk ijmak para ulama. Khilafah pun secara historis pernah menjadi bagian penting dalam kehidupan keseharian umat Islam, termasuk di Nusantara ini.
Semua itu mereka lakukan dalam rangka memalingkan kaum Muslim dari agama mereka. Ini sama persis dengan aktivitas kaum kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya sekitar 14 abad lalu.
Namun demikian, semua bentuk penyiksaan, penganiayaan dan perlawanan itu tidak membuat kaum Muslim goyah dan terpalingkan dari keimanan dan dakwah mereka. Semua itu tidak berpengaruh kepada kaum Muslim. Bahkan keimanan dan dakwah mereka semakin bertambah kuat. Insyaallah.
Sikap Kaum Muslim
Kaum Muslim telah memiliki modal yang luar biasa untuk menghadapi semua tantangan dan halangan dakwah Islam, yaitu modal keimanan. Mereka mengimani tujuan keberadaan mereka di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT (Lihat: QS adz-Dzariyat [51]: 56).
Mengimani Allah berarti membenarkan dengan pasti bahwa tidak ada yang patut disembah, tidak ada pembuat hukum yang layak ditaati, tidak ada yang harus ditakuti dan tidak ada yang selalu dirindukan keridhaannya selain Allah SWT semata.
Ketakutan mereka kepada Allah SWT dan azab-Nya yang sangat pedih mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran mereka kepada manusia dan siksaan mereka. Kenikmatan yang akan mereka peroleh kelak di akhirat lebih mereka cintai dan mereka harapkan daripada secuil kenikmatan yang hendak diberikan oleh para pembesar kekufuran.
Kaum Muslim harus tetap melaksanakan dakwah sebagaimana Rasulullah saw. dan para sahabat beliau meskipun mereka banyak menghadapi berbagai rintangan, ancaman dan bahkan penyiksaan dalam berdakwah. Pasalnya, dakwah merupakan sebaik-baik perkataan dan seruan. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik ucapannya daripada ucapan orang yang menyeru manusia kepada (agama) Allah dan beramal salih serta berkata, “Aku termasuk orang yang berserah diri.”  (TQS  Fushshilat [41]: 33).
Meskipun Rasul saw. dan para sahabat mengalami penderitaan yang luar biasa, mereka hanya diharuskan oleh Allah SWT untuk bersabar dan tetap berpegang teguh pada syariah-Nya. Diriwayatkan bahwa karena penderitaan yang luar biasa yang mereka alami, akibat berbagai macam siksaan dan penganiayaan orang-orang kafir, mereka sampai bertanya-tanya; kapan pertolongan Allah akan datang? Allah SWT lalu menurunkan firman-Nya:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang atas kalian cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan berbagai macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (TQS al-Baqarah [2]: 214).
Karena itu yang dituntut dari para pengemban dakwah dalam menghadapi semua tantangan, gangguan dan ancaman dalam dakwah adalah meneladani Rasul saw. dan para sahabat beliau. Mereka selalu yakin dengan pertolongan Allah SWT sehingga mereka selalu berkata:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan sebaik-baik Pelindung.” (TQS Ali Imran [3]: 173).
Selain meneguhkan tawakal kepada Allah SWT, sikap pengorbanan pun harus ditingkatkan. Sikap pengorbanan dalam melakukan dakwah, amar makruf nahi munkar serta dalam usaha menegakkan Islam, terdapat banyak hadis dari Rasulullah saw. Beliau, antara lain, bersabda:
«سَيَّدُ الشُهَدَاءِ حَمزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَلِّبِ وَ رَجُلٌ قَالَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرُهُ وَ نَهَاهُ فَقَتَلَهُ»
Pemimpin para syuhada ialah Hamzah bin Abdul Muthalib dan seorang laki-laki yang berdiri di hadapan penguasa yang lalim, lalu ia menyuruh penguasa itu berbuat baik dan melarangnya berbuat mungkar, kemudian penguasa itu membunuh dirinya (HR al-Hakim dan ath-Thabarani).
Beliau juga bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Siapa saja yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia berusaha mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Imam Nawawi menjelaskan hadis ini, “Sabda beliau Hendaklah kalian mengubah kemungkaran itu, merupakan perintah wajib yang telah disepakati oleh seluruh umat tanpa kecuali. Perintah amar makruf nahi munkar ini telah ditetapkan dalam al-Quran, as-Sunnah dan ijmak umat (Lihat: An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, II/21).
Dalam sebuah hadis Qudsi, Rasulullah saw. juga bersabda: Allah SWT pada Hari Kiamat akan bertanya kepada orang (yang tidak berani menyampaikan kebenaran), “Apakah yang membuat kamu tidak mau mengucapkan (kebenaran) terhadap keadaan ini dan itu?” Orang tersebut menjawab, “Karena takut (kemarahan) masyarakat!” Lalu [Dia] berfirman, “Akulah Yang lebih baik kamu takuti.” (HR Ibnu Majah).
Khatimah
Wahai kaum Muslim, kita tengah menghadapi tantangan dari musuh-musuh Islam. Kita harus mengenali siapa lawan dan siapa kawan.
Sangat jelas bahwa musuh kita saat ini adalah kekufuran yang menjelma pada negara penganjur kekufuran dan para bonekanya. Merekalah yang saat ini membuat berbagai makar untuk menghabisi Islam dan kaum Muslim. Karena itu kita tidak boleh terjebak dengan skenario global mereka yang bernafsu untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslim.
Karena itu pula kita harus tetap berjuang. Dakwah Islam tidak boleh terhenti. Upaya penegakkan syariah Islam dalam institusi Khilafah ala minhâj an-nubuwwah tidak boleh kandas. Di mata manusia, boleh jadi seakan dakwah dikalahkan. Namun, di sisi Allah SWT justru kemenangan dakwah semakin tampak. Pasalnya, cahaya Ilahi tak akan pernah padam. Tanda-tanda kemenangan semakin jelas. Sesuai janji Allah SWT, sebentar lagi pertolongan-Nya akan segera datang. Islam akan menjadi satu-satunya mabda (ideologi) yang menang atas semua ideologi lain. Percayalah karena Allah SWT telah berfirman:
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Orang-orang kafir itu berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah, tetapi Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya (agama)-Nya meskipun orang-orang kafir itu membencinya (TQS at-Taubah [9]: 32).
Allahummanshur man nashara ad-din wakhdul man khadala wa qatala al-Mu’minin. Amin. []
Hikmah:
Allah SWT berfirman:
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Mereka membuat tipudaya dan Allah membalas tipudaya (mereka). Allahlah sebaik-baik Pembalas tipudaya (TQS Ali Imran [3]: 54).


[Buletin Kaffah, No. 39, 18 Syaban 1429 H — 4 Mei 2018]