1 Keluarga Tewas Terbakar, Negara Harus Tanggung Jawab



[caption id="attachment_2936" align="alignleft" width="300"]Foto: Fachrul Rozy/Sumut Pos Jasad Budianto, petugas Pertagas, pasca kebakaran di ruko empat lantai miliknya di Marelan, Medan, Minggu (29/5/2016). Foto: Fachrul Rozy/Sumut Pos
Jasad Budianto, petugas Pertagas, pasca kebakaran di ruko empat lantai miliknya di Marelan, Medan, Minggu (29/5/2016).[/caption]

Medan | Pemadaman Listrik di Medan - Sumatera Utara sudah sering terjadi. Persoalan bertahun - tahun ini sungguh sudah banyak merugikan masyarakt di Sumut. Mulai dari kebakaran sampai pada kerugian materi yang tak terhitung jumlahnya. Untuk kebakaran sendiri tak jarang menelan korban nyawa. Mulai dari anak kecil hingga dewasa. Kejadian terbaru satu keluarga terdiri dari suami, istri dan seorang anaknya tewas terbakar dari satu rumah toko (ruko) berlantai tiga di kawasan Lingkungan IX Jalan Kapten Rahmadbuddin, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Minggu (29/5) dinihari.




Korban, pemilik ruko Budianto (40), istrinya Hartati (35) dan anak mereka Fahmi Azis (6), ditemukan tewas dalam satu ruangan kamar.

Sebelum peristiwa, menurut keterangan sejumlah warga di lokasi, di sekitar kediaman korban berlangsung pemadaman arus listrik.

“Budianto pun menggunakan mesin genset untuk menyalakan listrik, di ruangan lantai dasar rukonya,” kata Wisnu, warga di sekitar lokasi.

Setelah itu, Budianto naik ke lantai dua sekaligus beranjak tidur bersama istri dan anaknya. Sekitar pukul 01.30 WIB  listrik PLN kembali menyala.

Diduga karena sudah terlelap, korban tidak mengembalikan tuas penghubung genset listrik ke tombol PLN. Akibatnya terjadi korsleting (arus pendek).

[caption id="attachment_2937" align="alignright" width="300"]Rumah Korban Rumah Korban[/caption]

Kobaran api dari lantai dasar ruko dengan cepat menjalar ke seluruh ruangan. Warga di sekitar lokasi yang mengetahui kebakaran ini menghubungi petugas pemadam kebakaran. diduga karena terlalu banyak terhirup asap dan kekurangan oksigen, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Siapa yang bertanggungjawab atas kejadian ini? Apa karena pemerintah sudah menurunkan pemadam kebakaran ke lapangan lantas persoalan ini selesai? Mau berapa lama lagi ancaman terus terjadi pada masyarakat sumut karena ulah pemadaman listrik yang sungguh merugikan ini?

Sungguh kejadian ini membuat kita geram dengan sikap pemerintah yang tak kunjung usai menyelesaikan persolan listrik. Khususnya di Medan Sumatera Utara. Seperti kita ketahui, Krisis listrik ini terjadi karena adanya liberalisasi dibidang energi, tata kelola yang korup dan tidak amanah karena diterapkannya sistem kapitalisme. Selain masalah lain seperti korupsi dan efisiensi dalam pengelolaan. Karena, inti ajaran kapitalisme dalam persoalan ekonomi yang paling ‘suci’ adalah ekonomi pasar bebas; yakni pengelolaan ekonomi yang diserahkan kepada pihak swasta melalui mekanisme pasar bebasnya. Dengan alasan, semakin sedikit negara ikut campur dalam urusan ekonomi, akan semakin baik ekonomi negara tersebut.

Tentu saja dengan sistem Kapitalisme yang di terapkan sekarang pengelolaan listrik tak akan pernah mengarah pada kebaikan. Peran pemerintah hanya satu, yaitu bagaimana agar hak milik rakyat (umum) tersebut dapat dinikmati untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat, bukannya malah mengorbankan rakyat dengan harga yang mahal dan dilakukannya pemadaman seenaknya dengan alasan sistem transmisi tidak berjalan karena tidak optimalnya transmisi energi tersebut.(BR.Sindo,Analisa,int)