Warga Medan Sambut Konferensi Islam Dan Peradaban Dengan Pawai Kenderaan Akbar

Dua hari menuju hari H lebih dari 300 orang hadir dalam agenda pawai kenderaan akbar dengan tema “Indonesia Milik Allah, Campakkan Demokrasi Tegakkan Khilafah”, yang diselenggarakan oleh HTI Kota Medan Jum’at (30/5). Agenda ini diadakan untuk menyosialisasikan acara Konferensi Islam dan Peradaban (KIP)1435H yang akan dilaksanakan 1 Juni 2014 di Gedung Selecta Kota Medan. Semangat para peserta pawai tidak surut meskipun rute yang ditempuh cukup jauh yakni menyusuri sepanjang jalan protokol Kota Medan dengan titik kumpul Masjid Raya Medan dan berakhir di Stadion Teladan Medan.

Dalam pawai kenderaan yang terdiri dari sepeda motor, angkotan umum, dan odong-odong (kenderaan santai di Medan) ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-qur’an dan do’a, selanjutnya diisi dengan orasi dengan kibaran ratusan bendera raya liwa yang dibawa oleh para peserta Selain itu juga dilakukan penyebaran buletin Al-Islam, leaflet / brosur publikasi KIP kepada masyarakat di sepanjang rute yang dilalui. Tidak sedikit masyarakat yang sangat antusias meminta leaflet yang dibagikan oleh para panitia dan mendokumentasikan aksi pawai ini karena memang agenda ini merupakan pawai kenderaan yg khas.

Dipenghujung pawai kenderaan ini ust Abu Sahlan membacakan Pernyataan HTI Konferensi Islam dan Peradaban “Saatnya Khilafah Menggantikan Demokrasi dan Sistem Ekonomi Liberal”. Dalam hal ini HTI Mengundang masyarakat khusunya wagra Medan – Sumut untuk hadir dalam acara itu menjadi saksi bagi bergeloranya keinginan umat membawa perubahan yang saat ini terjadi menuju terwujudnya kembali kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah yang akan menerapkan syariah secara kaffah. HTI juga Menyerukan kepada pemerintah untuk memandang acara ini sebagai bagian dari ekspresi dan aspirasi umat Islam yang dijamin oleh undang-undang serta mengajak aparat keamanan untuk mengamankan acara ini hingga bisa berlangsung dengan aman dan tertib.

Setelah membacakan Pernyataan HTI massa pun membubarkan diri dengan tertib . Tidak ada kemacetan berarti, lantaran sepanjang perjalanan, mereka hanya menggunakan separuh ruas jalan, sehingga kendaraan dapat dengan leluasa melintas dengan tertib. [] Ali/MI Sumut