Maulid, Titik Awal Meneladani Rasulullah SAW

 


Dakwahsumut.com,- Bulan Rabiul Awal sering disebut sebagai bulan Maulid yakni bulan kelahiran Rasulullah Muhammad Saw. Khadim Ma’had Sabiilul Mustanir Deli Serdang, Ustaz Marwan Rangkuti menyatakan di bulan Rabiul Awal menjadi titik awal untuk kembali meneladani Rasulullah Saw. “Mengambil syariah islam secara kaffah untuk diterapkan di seluruh aspek kehidupan,” jelasnya dalam Maulid Forum 1445 H, di Medan, Ahad (8/10/2023).


Ustaz Marwan menegaskan bila mencintai Rasulullah Saw maka sudah seharusnya juga mengikuti Rasulullah Saw. “Mengambil Al Quran dan Al Hadis sebagai sumber hukum, menjadikan syariat islam sebagai panduan kehidupan kita. Inilah yang harusnya menjadi sebuah makna baru dari setiap perayaan pelaksanaan maulid Nabi Muhammad Saw,” tandasnya dalam acara yang mengambil tema: Cinta Kepada Nabi Jalan Menuju Islam Kaffah itu.


Maka, tambah Ustaz Marwan, barang siapa yang mengatakan mencintai nabi, mengikuti (I’tiba’) kepada nabi, mengikuti sunnah nabi, sudah seharusnya mengambil satu-satunya aturan dalam kehidupannya yaitu syariah islam.


 “Mereka tidak lagi mengikuti aturan-aturan makhluk, mereka tidak lagi mengikuti pengajaran-pelajaran dan pemikiran selain nabi Muhammad Saw. Mereka akan meninggalkan filsafatnya aristoteles, plato, sokrates dengan pemikiran modernnya yaitu demokrasi,” tambahnya.


Ia menjelaskan, haram bagi kaum muslimin mengambil (selain hukum islam) sebagai pegangan hidup. “Karena itu adalah kebatilan yang nyata, inilah makna islam kaffah (totalitas), dan bentuk totalitas ini tidak akan sempurna jika tidak ada yang menjalankannya dan menjaganya,” jelasnya.


Di dalam forum yang sama, Khadim Majelis Ulin Nuha Kota Medan, Ustaz Tommy Abdillah menambahkan Rasulullah telah berwasiat kepada umatnya untuk berpegang teguh kepada islam, Al Qur’an, dan  As Sunnah. “Ku tinggalkan kepada kalian dua pusaka, jika kalian berpegang teguh kepadanya maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya yakni al quran dan sunnah,”dikutipnya dalam HR al hakim.


Ustaz Tommy menjelaskan, realitas banyaknya terjadi kerusakan di bumi saat ini dikarenakan ditinggalkannya warisan Rasulullah saw. “Maka dimana bentuk kecintaan kepada Rasulullah. Tidak ada alasan untuk kembali kepada islam kalau kita ingin mencintai Rasulullah Saw,” jelasnya kepada ratusan jemaah yang hadir di Masjid Al Jihad Medan.


Selain itu, di forum yang sama, Ulama Kota Medan, Tuan Guru Musa Abdul Ghani menjelaskan untuk menjadikan Rasulullah sebagai tauladan harus mengikuti cara dakwah Rasulullah Saw. “Hari ini Kita tidak cukup hanya sekedar shalat, kita tidak cukup hanya membaca al qur’an, kita tidak cukup hanya berzikir, kita harus melakukan dakwah seperti dakwah Rasulullah Saw,” tegasnya.


Ia menjelaskan, ada dakwah yang tidak ditinggalkan Rasulullah Saw yaitu Taskif (pembinaan). “Rasulullah membina dan mengkader para shabatnya. Maka kita sebagai umatnya harus mencontoh Rasulullah Saw, kita mencontoh beliau dengan memperbanyak kader-kader umat yang betul-betul paham islam, yang bener-bener memahami islam untuk diterapkan dalam kehidupan kita yaitu islam,” tandasnya.


Inilah ternyata, tambah Tuan Guru Musa, yang dilakukan Rasulullah, selain taskif ada juga tafa’ul (berinteraksi) dengan umat. “Rasulullah bertemu dengan kedua suku yaitu ‘Aus dan Khazraj. Kedua suku inilah yang menjadi penolong untuk dakwah Rasulullah dengan memberikan bai’at kepada Rasulullah di Madinah untuk menerapkan islam secara kaffah,”paparnya.


Tuan guru Musa menjelaskan, kalau memang benar-benar beriman, meneladani, dan mau mengikuti Rasulullah maka harus ikut juga dengan apa yang diterapkan oleh Nabi Muhammad Saw. “Apa yang diterapkan Rasulullah Saw yaitu islam yang datang dari Allah Swt, bukan Demokrasi dan Kapitalisme,”pungkasnya.[]Amar