Aqidah Islam, Al-Qur'an Berbahasa Arab



Oleh : Tommy Abdillah

(Khadim Majelis Ilmu Ulin Nuha)


Sejak awal turunnya Al-Qur'an 14 abad yang lalu orang-orang kafir Quraish di Mekkah menentang dan menolaknya sebagai Wahyu Allah SWT. Diantaranya adalah Abu Jahal la’natulllah ketika mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur’an karena kesombongannya tidak mau beriman dan pura-pura tidak mendengarnya tetapi ketika mengetahui sedikit saja ayat-ayat Al-Qur’an dari sahabat-sahabatnya maka mereka menjadikannya sebagai bahan olok-olokan.


Kini era digital tak ada ubahnya dengan dahulu, orang-orang kafir dan munafiq kelompok liberal juga sangat sentimen dengan semua yang berbau *"Arab"*, keberadaan Al-Quran yang berbahasa arab, menjadi masalah besar bagi mereka.

Bahasa Arab dijadikan celah untuk menggugat keotentikan Al-Quran dengan istilah desakralisasi Al-Quran.


Kelompok Liberal menggugat mengapa Allah memilih bahasa Arab untuk Al-Quran. Apa istimewanya orang Arab, sampai bahasanya digunakan untuk Al-Quran?. Mengapa bahasa Al-Quran bukan bahasa Inggris, bahasa Jerman atau bahasa Indonesia?


Terbukti dengan propaganda negatif yang liar untuk meragukan kesucian Al-Quran. Sebuah Tesis yang diterbitkan UIN Suska tahun 2004 silam yang berjudul, *Menggugat Otentisitas (keotentikan) Wahyu Tuhan.* Penulis dengan terang-terangan menolak kesucian Al-Quran. Pada tahun 2011 penulis menerbitkan buku dengan judul, Arah Baru Studi Ulum Al-Quran : Memburu Pesan Tuhan di Balik Fenomena Budaya.


*Allah Yang Berhak Menetapkan Bahasa Al-Qur'an*


Allah yang menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini dan Allah yang paling berhak untuk memilih siapa diantara makhluknya yang memiliki keunggulan melebihi yang lain. Ada milyaran manusia. Tentu saja, derajat mereka tidak sama. Allah berhak memilih, siapa diantara mereka yang berhak menjadi Nabi dan Rasul.

Ada ribuan bahasa di alam ini. Dan Allah berhak memilih bahasa mana yang paling layak untuk kitab-Nya.

Kita yang hanya berposisi sebagai makhluk hanya bisa menerima dan sama sekali tidak berhak mengkritik Allah.

Semacam ini Allah ajarkan dalam firman-Nya,


وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ


Artinya : "Tuhanmu menciptakan apa saja yang Dia kehendaki dan Dia memilih (sesuai yang Dia kehendaki). Mereka tidak bisa menentukan pilihan.” (QS. Al-Qashas: 68)


Metode berfikir yang benar terkait realita Al-Quran, bukan bertanya, apa keunggulan bahasa Arab sehingga Allah memilihnya untuk bahasa Al-Quran. Akan tetapi metode berfikir yang tepat, bahwa dengan Allah memilih bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran, itu sudah sangat cukup untuk menjadi dasar yang menunjukkan bahasa Arab memiliki banyak kelebihan.


*Keunggulan Bahasa Arab*


Bahasa Arab merupakan bahasa yang abadi dan kaya dengan kosa kata yang dapat menyebut satu jenis dengan beberapa penyebutan. Dengan perbendaharaan kata yang luas ini, Al-Quran mampu menjelaskan dan mendeskripsikan segala sesuatu dengan indah dan padat makna. Bahasa yang lain juga dengan mudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.


Allah menyebut bahasa Arab dengan bahasa al-Mubin artinya bahasa yang bisa menjelaskan.

Allah berfirman,


بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ


“Al-Quran itu turun dengan bahasa arab yang mubin.” (QS. As-syu’ara: 195).


Ibnu Faris (w. 395) seorang ulama bahasa menyatakan,


فلما خَصَّ – جل ثناؤه – اللسانَ العربيَّ بالبيانِ، عُلِمَ أن سائر اللغات قاصرةٌ عنه، وواقعة دونه


Ketika Allah Ta’ala memilih bahasa arab untuk menjelaskan (firman-Nya), menunjukkan bahwa bahasa-basaha yang lainnya, kemampuan dan tingkatannya di bawah bahasa arab.


Diantara sisi penunjangnya, bahasa arab merupakan bahasa yang sangat tua dan terjaga. Dan semakin tua sebuah bahasa, akan semakin kaya dengan kosakata, semakin sempurna gramatikalnya dan banyak simbol-simbol makna. 


Al-imam As-Suyuthi rahimahullah memuji kekayaan linguistik dalam bahasa Arab


لأنَّا لو احتجنا إلى أنْ نعبر عن السيفِ وأوصافه باللغةِ الفارسية، لما أمكننا ذلك إلا باسمٍ واحد؛ ونحن نذكرُ للسيفِ بالعربية صفاتٍ كثيرة، وكذلك الأسد والفرس وغيرهما من الأشياءِ المسميات بالأسماء المترادفة، فأين هذا من ذاك؟! وأين سائرُ اللغات من السَّعةِ ما للغةِ العرب؟! هذا ما لا خفاءَ به على ذي نُهية


Ketika kita hendak mengungkapkan kata pedang dengan bahasa Persi, kita tidak akan bisa menceritakannya kecuali hanya dengan satu kata. Sementara kita bisa menyebut kata pedang berikut sifat-sifatnya dengan banyak ungkapan dalam bahasa arab. Demikian pula kata singa dan kuda atau kata lainnya yang memiliki banyak sinonim. Sehingga bagaimana mungkin dua bahasa ini mau dibandingkan?. Bahasa mana yang lebih luas dari pada bahasa arab ?. Semua orang yang berilmu mengetahuinya.(2)


Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani rahimahullahu menjelaskan tentang keistimewaan Al-Qur'an :


والقران طراز خاص من التعبير ونظمه ليس على منهاج الشعر الموزون المقفى، ولا هوعلى منهاج النثر المرسل، ولا منهاج النثر المزدوج او النثر المسجوع، وأنما هو منهاج قائم بذاته لم يكن للعرب عهد به ولا معرفة من قبل.


Al-Qur'an memiliki gaya khusus dalam ta'bir (pengungkapan), mudhumnya (sejenis puisi) bukan mengacu pada metode syair yang bersajak, juga bukan mengacu pada natsar mursal ( prosa, kalimat yang tidak bersajak) bukan pula berdasarkan metode natsar muzdawij (prosa yang berpasangan) atau prosa yang bersajak. Gaya Al-Qur'an adalah metode yang berdiri sendiri. Orang-orang Arab tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu sebelumnya.(3)


Orang-orang Arab amat terpengaruh dengan Al-Qur'an hingga tidak menyadari dari sisi mana I'jaznya ini sehingga mereka berkata :


قَالُوا إِنَّ هَذَا لَسِحْرٌ مُبِينٌ


"Mereka berkata : Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata."(QS. Yunus : 76).


*Allah Menjaga Al-Quran*


Salah satu bukti kemukjizatan Al-Qur'an adalah Allah jaga dari upaya orang-orang kafir untuk memalsukan Al-Qur'an dengan cara menambah atau mengurangi kandungan ayat-ayat Al-Qur'an. Allah SWT berfirman,


إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ


Artinya : "Akulah yang menurunkan al-Qur’an dan Aku sendiri yang akan menjaganya."(QS. Al-Hijr: 9).


Salah satu cara Allah SWT dalam menjaga Al-Qur'an adalah menciptakan jutaan penghafal Al-Qur'an di seluruh dunia. Dengan cara seperti ini Al-Qur'an tetap terjaga. Al-Qur'an tersimpan dalam hafalan sebagian umat Islam. Seandainya seluruh mushaf Al-Qur'an yang ada di bumi ini hilang atau dibakar secara fisik maka hal tersebut tidak akan berpengaruh banyak terhadap keberadaan eksistensi Al-Qur'an hingga hari kiamat.


*Penutup*


Maha benar Allah atas segala firman-firman-Nya baik firman qauliyah maupun kauniyah. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mencintai Al-Qur'an dengan mempelajari kaidah ilmu tajwid, rajin membacanya, rajin menghafalkannya, rajin mendakwahkannya agar kelak Al-Quran dihari kiamat akan menjadi syafa'at.


Wallahu a'lam


Catatan Kaki :


1. Kitab As-Shahibi fii Fiqh Al-Lughah, juz 1, hal 4.


2. Kitab Al-Mazhar fii Ulum al-Lughah, juz 1, hal 254


3. Kitab As-Syakhsiyah Al-islamiyah, juz 1 hal 232