Gema Pembebasan dan AMMBU Aksi Tolak BBM : Negara Sudah Salah Atur


 

Medan - Seratusan massa dari Gema Pembebasan Sumatra Utara dan Aliansi Muffakir Mabda'i Bersama Umat (AMMBU) Selasa (13/9/22) menggelar demo menuntut perubahan sistem agar persoalan bahan bakar minyak (BBM) tidak menyengsarakan rakyat.

BBM, kata Abdurrahman merupakan kebutuhan pokok bagi rakyat. Semua aktifitas masyarakat selalu bergantung dengan adanya bahan bakar energi.

"Maka BBM harusnya diberikan dengan harga murah bahkan bisa gratis karena memang ini merupakan kebutuhan masyarakat, " ucap orator itu dari atas bak mobil terbuka yang dijadikan sebagai podium.

Para pendemo ini menggelar demo dengan cara berjalan kaki dari Lapangan Merdeka menuju Bundaran Majestik Jalan Gatot Subroto Medan sembari menyampaikan orasi.

Geruduk Kantor DPRD

Aksi demo itu berlanjut menuju Gedung DPRD Sumut Jl. Imam Bonjol Medan. Di depan kantor legislator ini mereka menggelar orasi.

Selang beberapa saat, ratusan massa dari driver online (Gojek, Grab, InDriver, Maxim) juga memadati kawasan Jl. Imam bonjol persisnya di depan Kantor DPRD Sumut.

Abdurrahman saat berorasi di Bundaran Majestik  memaparkan perihal tingginya harga BBM saat ini karena dipicu oleh kesalahan pemerintah dalam mengurus negara.

Seharusnya, katanya, pemerintah menerapkan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.

"Karena Allah SWT yg paling mengerti dalam hal pengurusan terhadap ciptaan-Nya, " kata pemuda yang mengaku perwakilan dari Pusat Studi Islam Kampus.

Rahman juga menyindir tentang perilaku rejim kapitalistik yang hanya memikirkan persoalan uang dalam penyelenggaraan negara.

Pengusaha Juga Terdampak

Sebelumnya, Zulham Effendi Siregar yang seorang pengusaha asal Kota Tebingtinggi mengaku dirinya juga terdampak atas kebijakan kenaikan BBM.

Dia mengatakan, kenaikan BBM itu semakin memperparah kondisi berusaha di negeri ini. Biaya produksi dan biaya operasional semakin tinggi sehingga berdampak luas ke semua lapisan masyarakat.

"Yang merasakan dampak kenaikan BBM ini bukan hanya masyarakat kecil, kami para pengusaha juga merasakan, " ucapnya.

Senada dengan orator sebelumnya, Zulham juga menuding pemerintah telah salah dalam mengurus negara.

Penipuan Kepada Rakyat

Sementara itu orator lainnya dari Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Sumatra Utara Rosyadi menyebut pemerintah melakukan penipuan kepada rakyat sendiri.

Slogan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, nyatanya tidak pernah terealisasi. Justru rakyat kerap menjadi korban para elit penguasa dan oligarki.

"Minyak dunia turun, justru pemerintah dalam negeri menaikkan harga BBM. Ini salah satu bentuk kezoliman, " katanya.

Dia juga memperkirakan dalam waktu dekat, harga gas dan tarif dasar listrik akan naik mengikuti kenaikan harga BBM.

Orator berikutnya, Ustadz Musdar Syahban di depan Gedung  DPRD Sumut memaparkan tentang beratnya beban masyarakat akibat kenaikan harga BBM.

"Termasuk para Ojol yang sekarang juga ikut aksi ini (ikut terbebani), " katanya.

Ustadz itu juga mengatakan kehidupan masyarakat tidak akan berubah akibat sistem yang rusak.

"Harus diganti dengan sistem terbaik yg berasal dari Allah SWT, yakni sistem Islam, " ucapnya.

Penguasa Agar Takut

Sementara itu, Ustadz Azwar Hadi Lubis dari Dewan Masjid Digital Indonesia mengingatkan para penguasa untuk takut kepada Allah SWT.

"Kami ketika di hari pembalasan nanti akan menuntut keadilan. Kami akan tuntut kalian karena telah menyengsarakan rakyat, " ucapnya.

Pada bagian lain Ustadz Azwar mengatakan aksi demo yang berlangsung itu adalah bentuk kasih sayang kepada rakyat.

Para pendemo, katanya rela bersusah-payah melakukan demo bahkan terkena sengatan matahari, semata mata karena ingin memperjuangkan agar kenaikan harga BBM dibatalkan.

Di tengah orasi, pihak DPRD Sumut akhirnya mengundang perwakilan pengunjuk rasa untuk masuk  menyampaikan pernyataan sikapnya di dalam gedung Dewan.

Meski sudah memasuki tengah hari, aksi masih terus berlangsung. Orator dari kelompok Gema Sumut dan komunitas driver online secara bergantian menyampaikan pernyataan sikap masing-masing.

Orasi berhenti sejenak tatkala terdengar kumandang suara azan sholat Zuhur. Seketika para pengunjuk rasa menggelar sholat berjamaah di ruas jalan tempat mereka berdemo. ()