Cengkeraman Kapitalisasi di Danau Toba, Warga Setempat Makin Jauh dari Kata Sejahtera




Sutiani, A. Md (Aktivis Dakwah Muslimah)

Tak henti-hentinya sistem kapitalisme membuat rakyat sengsara. Setelah berhasil menguasai dan mengeksploitasi kekayaan alam yang ada, kini dominasinya merambah pada tempat-tempat wisatanya. Inilah penyebab dari jauhnya masyarakat dari kata sejahtera.

Seperti yang sudah dijadwalkan, bahwa acara puncak dari Women 20 (W20) akan diselenggarakan di Danau Toba, Sumatera Utara, pada Juli mendatang. Sejumlah tokoh seperti Ratu Rania dari Yordania dan mantan istri Bill Gates, Melinda Gates, direncanakan akan hadir dalam acara tersebut. Tak hanya itu, terdapat juga nama populer lainnya seperti CEO Perbankan Dunia Melly Ellen Iskenderian, Direktur Bank Dunia Mari Elka Pangestu, Direktur Eksekutif UN Women Sima Sami Bahous dan tokoh lainnya. Acara ini rencananya akan berlangsung pada 19-21 Juli 2022 mendatang. (detik.com, 14/04/2022).

Dunia pariwisata memang sangat menggiurkan jika dibahas, karena selain mengandung nilai estetika yang indah, juga memiliki nilai keuntungan yang sangat menjanjikan dari setiap para wisatawan yang datang baik lokal maupun internasional. Namun di samping itu, kita perlu menelaah tujuan dari diadakannya acara-acara semacam ini, yaitu ingin mengenalkan fun, food dan fashion di tengah masyarakat Indonesia yang notabenenya adalah muslim agar nantinya dapat menyerap berbagai budaya dan kebiasaan yang mungkin saja sangat jauh atau bahkan bertentangan dengan Islam itu sendiri.

Pariwisata juga menjadi opsi untuk menggenjot ekonomi di Indonesia, karena pengaruh pandemi Covid-19, sektor ekonomi di negeri ini menjadi rapuh terlebih lagi utang yang kian membengkak, tetapi sayangnya, sarana pariwisata belum atau bahkan tidak memberikan rakyat sejahtera seutuhnya karena keuntungan semata-mata hanya diberikan kepada para pemilik modal.

Selain itu, sektor pariwisata menjadi andalan mempromosikan keindahan alam, cukup dengan memoles hotel, resort, properti, fasilitas, atau kawasan wisata. Sehingga hal ini dapat menggaet turis baik dari mancanegara maupun domestik. Bukan hanya itu saja, nyatanya Danau Toba menjadi salah satu penunjang ekonomi bagi masyarakat setempat. Maka, jika Danau Toba dialihkan ke asing, tentu ini menjadi masalah yang besar bagi warga setempat, karena mengakibatkan minimnya jumlah pemasukan yang mereka dapatkan.

Terlebih lagi kapitalisme tidak pernah benar-benar memberikan solusi tuntas kepada masyarakat. Pariwisata dijadikan ladang mengumpulkan pundi-pundi rupiah dengan berdalih penunjang pemasukan ekonomi di Indonesia. Namun entah mengapa rakyat setempat sangat jauh dari kesejahteraan. Sebab, ini semua malah akan menguntungkan para kapital.

Rakyat terpinggirkan, kerusakan sosial semakin mengancam. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengaruh yang diberikan oleh turis asing yang datang dengan fashion yang jauh dari nilai Islam. Tentu saja hal ini menjadi kekhawatiran dan lagi-lagi contoh budaya barat yang tidak baik yang akan mengancam kerusakan sosial.

Padahal dalam Islam, pariwisata bukanlah bagian pemasukan negara. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dikabarkan oleh Rasulullah Saw: “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air, dan api.” (h.r. Abu Dawud dan Ahmad).

Hadis tersebut menyatakan bahwa kaum muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api, dan bahwa ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu. Seperti pemanfaatan air, padang rumput, api, jalan umum, laut, danau, samudra, dan sungai. Sebab, semuanya itu akan dikelola oleh negara dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat untuk diberikan pelayanan dan fasilitas secara gratis.

Tak hanya itu, dalam sistem Islam, pariwisata dijadikan sebagai tujuan dakwah. Karena, faktor keindahan yang menjadikan seseorang hamba mencintai Rabb-nya yaitu bertafakur alam sehingga makin bersyukur dan meningkatkan ketakwaan atas karunia alam yang menakjubkan. Maka, sudah selayaknya kita kembali kepada Islam kafah, agar negeri ini terlepas dari cengkeraman asing dan rakyat hidup dengan sejahtera.

Wallahualam bissawab.