Liberalisme Menyuburkan Penyakit HIV/Aids

 



Oleh: Hamidah (Aktivis Muslimah) 


Sungguh miris, di negeri yang mayoritas islam ini justru virus menakutkan menyebar dengan pesatnya. Virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia hingga dapat menyebabkan kematian. Siap mengancam siapa saja, tidak terkecuali bayi-bayi yang tak berdosa. Itulah yang terjadi terhadap bayi-bayi yang ada di Kota Medan, sebanyak 200 Bayi di Kota Medan terinfeksi HIV/AIDS.


Dilansir dari kompas.com, (23/12/2020). Jumlah kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara terus bertambah. Saat ini totalnya mencapai 21.000 kasus.


Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah menilai sosialisasi mengenai bahaya dan upaya pencegahan penyakit menular ini perlu ditingkatkan. Musa meminta Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Provinsi Sumut giat meningkatkan kesadaran masyarakat. 


Paham liberalisme atau kebebasan di masyarakat menjadi andil besar dalam tersebar luasnya penyakit menular yang berbahaya ini. Kehidupan liberalisme yang dianut oleh masyarakat mengakibatkan laju pertumbuhannya semakin menjadi-jadi tak terkendali. 


Asal muasal penularan penyakit HIV/AIDS ini adalah lewat hubungan seks bebas, itulah penyebab utamanya. Penularan lewat kehamilan yang menghasilkan bayi-bayi yang terpapar HIV/Aids adalah korbannya. Oleh karena itu, yang harus dicegah dan dihapuskan adalah seks bebasnya. Tidak cukup hanya sosialisai ke masyarakat, apalagi dengan membagi-bagikan alat kontrasepsi seperti kondom. Ini malah bisa mengakibatkan terus merebaknya penyakit HIV/AIDS.


Tutup semua tempat-tempat yang bisa memfasilitasi seks bebas, media-media massa yang bisa mengarahkan kepada syahwat, serta terapkan syariat islam bagi LGBT dan sederet hukum syara yang menjadi pencegah terjadinya seks bebas. Tentu saja penerapan ini membutuhkan dicabutnya demokrasi sebagai sistem yang menjadikan kebebasan sebagai pilarnya dan menggantikannya dengan sistem Islam Kaffah, yaitu khilafah Islamiyah.


Islam dengan sistem Khilafahnya akan mampu memberantas masalah penyakit HIV/AIDS ini sampai ke akar-akar nya. Islam punya sistem tata pergaulan antara laki-laki dan perempuan, mereka akan diatur sesuai dengan fitrah dan kodratnya agar tercipta interaksi yang sehat dalam kehidupan masyarakat. Islam melarang hal-hal yang bisa menggantarkan perzinahan terjadi sebagaiman firman Allah:


وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا


Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isra': 32)


Jangankan zina, yang mendekatinya saja di larang oleh islam, seperti aktivitas pacaran, khalwat, ikhtilat (campur baur yang tidak mahram ). Inilah tindakan preventif yang dilakukan oleh islam. Maknanya, Islam memiliki metode yang dapat mencegah penyakit ini agar tidak menular ke yang lainnya. 


Islam mengharamkan zina ataupun narkoba dan sejenisnya yang merusak akal. Oleh karena itu, Islam juga memberikan sanksi yang tegas bagi pelakunya. Negara pun memberantas sarana-sarana maksiat seperti lokalisasi, night club, diskotik, dan sejenisnya. Tidak akan ada sarana-sarana yang dapat dimanfaatkan untuk bermaksiat.


Tindakan yang dilakukan selanjutnya yaitu tindakan kuratif dengan pengobatan. Dalam hal ini HIV/AIDS merupakan virus yang berbahaya. Sama halnya dengan virus ebola atau flu burung. Maka, untuk pengobatannya perlu dilakukan dengan hati-hati. Seperti melakukan karantina total. Memberikan pengobatan gratis, berkualitas, dan manusiawi. Semua tindakan ini dilakukan untuk pengobatan termasuk mencegah agar virus ini tidak menjalar ke mana-mana.


Itulah solusi islam yang akan menghentikan laju penyakit ini. Berbeda dengan demokarsi dengan paham liberalismenya yang alih-alih menyelesaikan masalah, malah menambah masalah. 


Yakin tak mau ambil sistem islam??


Wallahu'alam Bisshowwab