Selamatkan Muslim Uyghur dengan Khilafah


Oleh: Harda Eka Filhayati (Aktivis Muslimah Medan)
Sungguh kenyataan pahit harus kita alami lagi. Lagi-lagi diri ini tak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya dengan do'a. Belum tuntas masalah saudara/i kita yg berada di Palestina, Rohingnya, Yaman, dsb.
Kini kenyataan pahit, gambaran pahit, rasa yang tidak bisa lagi diutarakan melihat kondisi dan keadaan saudara/i muslim di Uyghur bernasib sama dengan saudara/i kita yang berada di Palestina, Rohingnya, Suriah, dsb.
Secerca harapan dari Negeri muslim terbesar di dunia ini pun tak ada respon dan iba melihat saudara/i nya di tindas dan dianiaya.

Suku Uyghur adalah salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok. Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yg tersebar di Asia tengah, menuturkan bahasa Uyghur dan memeluk agama Islam.
Masyarakat muslim etnis Uyghur di China turut menjadi sorotan serius dunia, kekejaman rezim China yg membantai muslim Uyghur turut membuka mata secara lebar, dengan kekejaman menghabisi dan berniat membuat Uyghur lepas dari akidahnya yaitu akidah Islam, juga membuat semua mata dan telinga yg turut menyaksikan geram dan berontak, khususnya di Indonesia.
Wakil ketua DPR RI Fadli Zon, yang juga menjabat sebagai wakil ketua umum partai Gerindra, mengecam dan mendesak pemerintah Indonesia untuk bersuara membela muslim Uyghur di Xinjiang yang sedang mengalami pelanggaran HAM.
"Dari pemberitaan media internasional, perlakuan diskriminatif dan tindakan represif pemerintah China terhadap muslim Uyghur sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Tapi sayangnya belum ada negara-negara Muslim, termasuk Indonesia yang berani mengecam tindakan pemerintah China" katanya di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Bungkamnya kepala negri muslim terbesar ini membuat masyarakat kecewa atas tidak kepedulian terhadap masyarakat muslim di Uyghur. Padahal, kata Fadli Zon apa yg dialami muslim Uyghur bukan hanya sekedar diskriminasi agama, namun juga sudah suatu tindakan pelanggaran HAM.
"Kerja sama ekonomi yg sedang di jalin Indonesia dengan China, tidak bisa menjadi alasan Indonesia untuk tetap diam atas nasib jutaan muslim Uyghur yang teraniaya" katanya.
Politik luar negri kita menganut prinsip bebas aktif. Sikap Indonesia jelas tidak bisa didikte oleh siapapun, termasuk oleh China. Diamnya penguasa membuat umat semakin akan memgambil langkah lebih besar untuk menyelamatkan umat.
China sendiri aslinya bukanlah sebuah negri besar. China mendapatkan wilayahnya yg sekarang ini dengan cara menjajah negeri-negeri di sekitarnya. Modusnya selalu sama, yaitu dengan mengirim jutaan imigran sebagai pekerja. Turkistan timur, Mongol, Tibet, dsb. Kini tinggal sejarah.
Muslim Uyghur adalah penduduk asli Turkistan timur, yaitu sebuah negara berdaulat yg saat ini telah dijajah oleh China. Awal China masuk ke Turkistan Timur dengan dalih membantu pembangunan Negara tersebut dan mengirim jutaan imigran sebagai pekerja nya, hingga akhirnya di jajah.

Dunia Butuh Khilafah
Nasib serupa seperti Uyghur juga dialami oleh muslim Rohingnya, Palestina, Suriah, Yaman, dsb. Semua penderitaan kaum muslim membuat berapa butuhnya umat terhadap sosok pelindung dalam naungan Khilafah.
Mengapa harus Khilafah? Tentu, karena hanya Islam membawa keselamatan bagi mereka. Kekuasaan Khilafah yang akan melindungi umat, menjaga fitrahnya, menyelaraskan hidupnya, bahkan menentramkan jiwanya. Sebab Khilafah adalah perisai/pelindung sejati umat Islam.
"Sungguh imam atau Khalifah itu laksana perisai. Kaum muslim kan berperang dan berlindung di belakang dia" (Hr.al-Bukhari dan Muslim).

Mengapa hanya alifah sebagai junnah (perisai)? Karena dialah satu-satunya yang bertanggung jawab.
"Imam atau Khalifah itu pengurus rakyat dan hanya dia yg bertanggung jawab atas rakyatnya" (HR.al-Bukhari dan Muslim)

Seorang pemimpin negara harusnya kuat, berani, dan terdepan, bukan orang yang lemah bahkan pengecut, karena urusan umat berada di tangan Khalifah.
Khalifah dan Khilafah harus di bangun dengan pondasi kekuatan iman dan akidah, yaitu akidah Islam.
Barulah tercipta Negara Islam dan pemimpin yang adil, tegas, berani, dan bertanggung jawab untuk melindungi umat.

Wallahua'lambishawab.