RUPIAH ANJLOK KAPITALISME BOBROK


Oleh : Nazril Firaz Al-Farizi
Pada hari Rabu (05/09) salah satunya berdasarkan situs Kursdollar.net pada pukul 14.00 WIB, nilai rupiah terhadap dollar AS telah tembus Rp15.047,26 dan terakhir pukul 18.00 WIB sedikit menurun kembali ke angka Rp14.987,24 lalu berdasarkan situs Reuters nilai rupiah pada hari yang sama sebesar Rp14.960,00 dengan titik tertinggi Rp14.999,00 dan masih banyak situs lainnya pun menampilkan angka yang berbeda-beda tapi nilainya hampir sama. Hal ini merupakan titik terendah lainnya setelah krisis moneter 1998 yang pada Juni 1998 lalu rupiah telah tembus Rp16.650 per dollar AS saat itu.
Pada tahun ini mata uang rupiah anjlok sebesar 9% dan hal ini merupakan mata uang dengan kinerja terburuk ke-2 di Asia setelah India dengan rupee-nya. Penyebab terjadinya pelemahan rupiah terhadap dollar dapat dihimpun dalam beberapa poin diantaranya:
1. Federal Reserve AS (The Fed, bank sentral AS) telah menaikkan suku bunganya untuk mengendalikan inflasi di AS dan dollar menjadi lebih kuat serta menaikkan biaya pinjaman, sehingga pasar di negara berkembang menjadi kurang menarik.
2. Karena pasar di negara berkembang menjadi kurang menarik, maka para investor melakukan investasi lebih banyak dalam aset keuangan berdenominasi dollar. Hal lain pun mendorong kurang berminatnya untuk berinvestasi pada aset-aset vital beresiko, maka hal ini mendorong para investor eksodus dari pasar negara berkembang ke pasar negara maju yang relatif aman.
3. Perang dagang China-AS ini pun sebagai salah satu penyebabnya, dimana Trump akan mengenakan tarif impor sebesar US$ 200 miliar terhadap produk China pada pekan ini. Hal ini berdampak negatif pada ekspor Indonesia mengingat China dan AS adalah dua negara tujuan ekspor terbesar Indonesia dalam komoditas biodiesel dan produk turunan dari minyak sawit mentah, dan ini akan merugikan permintaan terhadap rupiah dan menyebabkan pelemahan lebih lanjut.
4. Pengaruh lainnya adalah terjadinya krisis pada mata uang Lira Turki yang mana saat ini Turki tengah mengalami pemberian sanksi AS sebagai sekutu utama NATO-nya. Awal mula sanksi AS diberikan ini karena dipicu atas ditahannya seorang pendeta Kristen asal AS, Evangelis Andrew Brunson yang ditahan Turki sejak 2016 atas tuduhan terorisme karena turut melakukan upaya kudeta terhadap Erdogan. Trump mendesak Erdogan untuk membebaskan Evangelis, tetapi ditolak. Maka hubungan AS-Turki pun memburuk, akhirnya Trump memberi balasan ke ranah ekonomi yaitu menggandakan tarif impor baja dan alumunium asal Turki yang masuk AS. Hasilnya Lira Turki telah kehilangan nilainya lebih dari 45% tahun ini.
Langkah-langkah yang diambil rezim untuk mengatasi pelemahan rupiah ini diantaranya:
1. Bank Indonesia meningkatkan intervensi untuk menekan pelemahan nilai rupiah terhadap dollar dengan menjual mata uang asing serta membeli obligasi negara sebesar 80 triliun rupiah yang dijual oleh para investor asing.
2. Bank Indonesia pun menaikkan suku bunga sebanyak empat kali sejak Mei dengan total 125 basis poin agar bisa menarik kembali investor asing untuk membeli aset Indonesia.
3. Kebijakan lainnya adalah pengurangan impor berupa bahan bangunan manufaktur atas proyek-proyek infrastruktur ala Jokowi yang pada tahun ini jumlah proyek nasional sebanyak 227 proyek dan pengurangan impor barang non-strategis.
4. Melakukan peningkatan non-konvensional seperti meningkatkan penggunaan bahan bakar lokal, Biodiesel B20 berbasis minyak kelapa sawit untuk mengurangi impor bahan bakar. Bahan bakar Biodiesel B20 ini diperuntukkan bagi transportasi diesel bersubsidi (transport umum) seperti kereta api untuk menggunakan biodiesel 20% yang dicampur solar biasa. Pengurangan impor dan peningkatan penggunakan produk dalam negeri dilakukan untuk pengurangan perginya dollar ke luar negeri dan untuk menghemat devisa negara.
Itulah poin-poin hasil pengamatan dari berbagai sumber yang membahas tentang kondisi melemahnya nilai mata uang rupiah. Jika terus dilanjut, maka kita seolah sama saja seperti membahas masalah berikut solusinya pun hanya berputar di dalam lingkaran yang sama, bagai ekonom kapitalis saja.
Maka mari kita pandang masalah diatas dengan pandangan yang berbeda, yaitu menilai masalah diatas dari akarnya, dari dasar penyebab semua itu bisa terjadi secara berulang-ulang, terus-menerus. Maka akan kita dapati bahwa masalah mendasarnya adalah sistem Kapitalisme itu sendiri yang sudah menetapkan adanya bunga (riba), sistem uang berbasis kertas (fiat money), sistem keuangan non-riil dan sebagainya.
Hal ini berbeda jika kita menggunakan sistem ekonomi Islam yang sayangnya dicampakkan oleh umat Islam itu sendiri. Sistem ekonomi Islam jelas mengharamkan bunga (riba) dan sistem mata uang pun akan berbasis emas (dinar) dan perak (dirham) serta tetap ada pula produksi uang kertas, tetapi posisi uang kertas di dalam sistem Islam bukan yang utama seperti sistem ekonomi Kapitalisme yang menempatkan uang kertas sebagai yang utama sementara emas dan perak hanya sebagai sandaran nilai banyaknya uang kertas itu sendiri. Hal ini sebetulnya sebagai imperialisme Barat yang hakikatnya ingin mendapat serta meraup emas dan perak sebanyak mungkin dengan menutupinya oleh sistem fiat money dan mengasumsikan nilai uang kertas sekian itu sama nilainya dengan emas dan perak sekian.
Maka sungguh mulianya aturan Islam menjadikan Dinar dan Dirham sebagai sistem keuangan yang justru kedua logam ini tahan inflasi dan sangat jarang terjadi fluktuasi harga-harga komoditas dikarenakan nilai intrinsik dan ekstrinsik emas serta perak tetap sama, ditambah sistem emas dan perak ini bersifat internasional.
Berikut adalah keuntungan dari sistem uang berbasis emas:
1. Sistem uang emas akan mengakibatkan adanya kebebasan pertukaran emas, mengimpor dan mengekspornya; yakni masalah yang menentukan peranan kekuatan uang, kekayaan dan perekonomian. Dalam hal semacam ini, aktivitas pertukaran mata uang tidak akan terjadi karena adanya tekanan luar negeri yang bisa mempengaruhi harga-harga barang dan gaji para pekerja.
2. Sistem uang emas, juga berarti tetapnya kurs pertukaran mata uang antar negara. Karena tetapnya kurs pertukaran mata uang tersebut, maka akan menyebabkan kemajuan/meningkatnya perdagangan internasional. Sebab para pelaku bisnis tidak akan takut bersaing dalam perdagangan luar negeri karena kurs uang tersebut tetap.
3. Dalam sistem uang emas, bank-bank pusat dan pemerintahan tidak mungkin memperluas peredaran uang kertas, karena secara umum uang kertas tersebut bisa ditukarkan menjadi emas dengan harga tertentu. Sebab, pemerintah-pemerintah tertentu khawatir jika memperluas peredaran uang kertas, justru akan menambah jumlah permintaan akan emas, sementara pemerintah sendiri tidak sanggup menghadapi permintaan tersebut. Oleh karena itu, untuk melindungi uang kertas yang dikeluarkan serta kehati-hatian pemerintah terhadap emas, maka pemerintah akan melakukan penyimpanan emas.
4. Tiap mata uang yang dipergunakan di dunia, selalu dibatasi dengan standar tertentu yang berupa emas, dan pada saat itu pengiriman barang, kekayaan dan orang dari satu negara ke negara lain menjadi sedemikian mudah. Sehingga masalah potongan serta kelangkaan uang bisa dihilangkan.
5. Tiap negara akan menjaga kekayaan emas, sehingga tidak akan terjadi pelarian emas dari satu negara ke negara lain, dan negara pun tidak akan memerlukan kontrol sekecil apapun untuk melindungi kekayaannya. Sebab kekayaan tersebut tidak akan ditransfer dari negara tersebut, kecuali karena adanya alasan yang sah menurut syara', yakni adakalanya untuk membayar barang atau gaji para pekerja.
[Taqiyuddin An-Nabhani, An-Nizham Al-Iqtishadiy Fil Islam, hal.630-631]
Permasalahan lainnya adalah mekanisme sistem ekonomi Kapitalisme yang mengharuskan negara untuk menjual aset agar mata uang dollar masuk ke dalam negeri dari para investor asing dalam rangka menguatkan nilai mata uang dalam negeri dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional/agregat. Ditambah dipaksa untuk melakukan pinjaman hutang untuk menutup defisit dan sebagainya yang kesemuanya itu adalah benar-benar jebakan sebagai bentuk penjajahan di ranah ekonomi. Lebih parah lagi, seluruh mata uang berbagai negara pun berpatok kepada nilai Dollar sebagai mata uang internasional serta Amerika sebagai adidaya saat ini yang mendikte seluruh negara di dunia.
Oleh karena itu sampai kapanpun krisis ekonomi ini akan terus berlanjut jika kaum muslim terus berpegang kepada sistem ekonomi Kapitalisme, karena akan terus bermain di dalam permainan yang telah dibuat oleh Amerika sendiri, dimana Amerika pun akan terus membuat dirinya seuntung mungkin dan negara lain serugi mungkin serta tetap memposisikan Amerika sebagai "America First" sebagaimana program utamanya terhadap dunia.
Maka hanya dengan Islam, kaum muslim akan bangkit, selamat, sejahtera dan keluar dari cengkraman permainan sistem Kapitalisme kafir Barat. Hanya dengan kembali kepada hukum-hukum Allah yang Maha Sempurna tak ada kekurangan dan celah sedikitpun, semua permasalahan akan terselesaikan dengan baik, karena Allah tahu permasalahan yang menimpa manusia dan solusinya seperti apa, karena Dia Maha Mengetahui Atas Segala Sesuatu. Oleh karena itu mari terus suarakan dan perjuangkan Islam agar tegak secara kaffah dalam naungan Khilafah dalam rangka melanjutkan kehidupan Islam.
"Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu." [QS. Al-Mujadilah : 7]
“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian” [QS. An-Nisa: 59]
Wallahu alam bishowab