2019; Demokrasi Radikal Vs Islam Radikal


Oleh : Rony Darwin

Setiap isme yang menginspirasi untuk berjuang menerapkan sistem yang diusungnya adalah radikal. Ia akan berhadap-hadapan untuk melakukan pertarungan mengalahkan lawan dengan berbagai jenis peluru pemikiran. Demokrasi radikal akan menembakkan peluru, politik harus dipisahkan dari agama. Politik adalah wilayah kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tidak boleh didominasi satu agama apapun. Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurna sehingga manusia tahu apa yang terbaik bagi manusia. Dengan akalnya, berjibaku dengan nafsunya, manusia membuat aturan atas nama rakyat dan demi keadilan. 
 Suara terbanyak dijadikan standar kebenaran, tidak peduli suara itu suara preman, koruptor, pengusaha hitam, ataupun pengelola judi dan tempat pelacuran. Yang penting jumlah kepala, tak penting isi kepala, apalagi iman di dada. Tapi tetap bawa-bawa nama tuhan, suara rakyat adalah suara tuhan!?! Ketika mereka kalah dalam jumlah suara, mereka akan katakan, "terkadang kita harus bersikap tidak demokratis untuk menjaga demokrasi", untuk menghancurkan lawan. Bisa dengan cara stigmatisasi, persekusi, bahkan kudeta militer. 

Sedangkan Islam radikal akan menembakkan peluru keimanan. Manusia adalah mahluk yang lemah, terbatas dan dipengaruhi oleh kepentingan sehingga tidak akan pernah bisa mengetahui kebenaran dan keadilan secara hakiki. Pemaksaan hanya akan berujung pada perbedaan, perselisihan yang akan dimenangkn oleh pihak-pihak yang memiliki kekuatan. Disinilah Allah menyempurnakan kasih sayangNya kepada manusia dengan menurunkan Al Quran dan sunnah RasulNya untuk menjelaskan tentang hakikat kebenaran dan keadilan. 

Sebagai pencipta, tentulah Dia Maha Tahu tentang ciptaannya, sebagaimana Dia Tahu betapa manusia itu cendrung memperturutkan hawa nafsu. Manusia itu selalu merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh dan nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Perjuangan ini adalah amal dakwah karena cintanya kepada Allah, rasulNya dan manusia.

 Mereka tidak rela manusia diekploitasi atas nama rakyat untuk kepentingan kapitalis yang menyebabkan hilangnya rasa kasih-sayang berganti individualistis. Hilangnya sifat gotong-royong berganti materialistis. Hilangnya ketaatan berganti hedonis. Mereka ingin mengajak kpd ketaatan, ketaqwaan yang dengan sebab itu Allah menurunkan keberkahannya dari langit dan bumi. Islam menjadi rahmatan lil 'alamin akan terwujud dg penerapan hukum-hukumNya.

 Ketika mereka menemui kematian, dan kiamat pun datang, jadilah mereka para bidadara dan bidadari surga. Begitulah peluru-peluru pemikiran demokrasi radikal dan Islam radikal akan berdesingan utk saling menyerang.

 Siapa yang menang? Kebenaran pasti akan mengalahkan kebatilan, seperti terbitnya sinar matahari menghapus gelapnya malam. Karenanya, jangan salah dalam menentukan pilihan keberpihakan. #IslamRahmatanLilAlamin