Dauroh Muharram: Jahiliyah Modern menuju Sistem Islam

Medan ~ Peristiwa yang terjadi ditengah-tengah ummat saat ini hampir sama yang terjadi pada masa jahiliyah di kehidupan Rasulullah saw ketika di Makkah. Keadaan saat ini bisa disebutkan sebagai Sistem Jahiliyah Modern. Begitulah yang disampaikan Ustadz Widi S. Salman sebagai pemateri dalam acara bertajuk Dauroh Muharram: Hijrah mewujudkan islam rahmatan lil'alamin dengan syariah dan khilafah, Ahad (9/10) di Masjid Al Bukhori Jl. Eka Rasmi no.69 Medan Johor yang diselenggaran oleh HTI Medan Johor.

Kondisi kehidupan saat ini mirip seperti yang terjadi di zaman jahiliyah di masa Rasulullah SAW yang mengancam kehidupan ummat. Beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kehidupan ummat yang tentu juga pernah terjadi di zaman Rasulullah ketika di Makkah sebelum islam mewarnai kehidupan tersebut. Ada 4 aspek yang mempengaruhi kehidupan di masa jahiliyah seperti yang disebutkan Ustadz Salman kepada seluruh peserta dauroh yang hadir, diantaranya beliau sebutkan; 1. Aspek Akidah. Akidah ummat pada masa jahiliyah mereka menyembah berhala, malaikat, binatang, dll.Pada masa jahiliyah modern saat ini ummat masih ada yang mempercayai selain dari Allah swt, seperti yang sedang menjadi perbincangan di di media, kanjeng Dimas, Aa Gatot, dll.

2. Aspek Sosial. Dari aspek ini juga pada masa jahiliyah membuat moral masyarakat menjadi yang sangat bobrok, banyak terjadi kemaksiatan. Tentu saat ini kita sering menemukan moral masyarakat yang sudah sangat jauh dari nilai-nilai islam.

3. Aspek ekonomi. Didalam aspek ini kerusakan juga muncul karena menerapkan ribawi di tengah-tengah masyarakat. Semua transaksi ekonomi ummat selalu disodorkan dengan sistem ribawi. "Jelas sistem ribawi adalah sistem yang diharamkan oleh Allah", terang ustadz Salman.

4. Aspek politik. Bangsa arab pada masa tersebut bukan menjadi bangsa yang diperhitungkan apalagi menjadi bangsa yang disegani. Karena bangsa arab saat ini bukan menjadi pusat peradaban. Dari aspek-aspek di atas bisa dipastikan kondisi tersebut sangat persis terjadi pada masa zaman jahiliyah ketika islam belum hadir memberikan cahaya keimanan. Jahiliyah modern tersebut sudah melanda kaum muslimin terkhusus di tanah air, indonesia. Lanjut Ustadz Salman, dalam materinya yang berjudul Hijrah, Saatnya berubah, pengertian hijrah menurut syara' bermakna perubahan dari darul (negara) kufur menjadi darul al islam. Sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah dari Makkah hingga di Madinah al Munawarah. "Di tahun 1438 H ini kita menjadikan momen untuk melakukan perubahan hakiki dalam menyelesaikan permaslahan ummat secara tuntas dari segala aspek bukan hanya perubahan secara simbolis", tambah Ustadz Salman.

Beliau jelaskan juga untuk mewujudkan perubahan hakiki itu dapat dilakukan dengan 2 cara: 1. Adanya kekuatan politik internasional, yakni dengan mendirikan khilafah islamiyah untuk menyatukan seluruh potensi kaum muslimin seluruh dunia. 2. Menerapkan syariah islam secara kaffah dalam institusi khilafah. Dengan cara ini maka segala permasalah kaum muslimin dapat terselesaikan secara total. Sebagaimana dijelaskan Allah swt dalam wahyunya dalam surat al Maidah ayat 50 yang artinya "Hukum jahiliyahkah yang kalian kehendaki? Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada hukum Allah bagi orang yang yakin". "Saatnya kita hijrah dari sistem jahiliyah modern ini menuju sistem islam (khilafah) dan mari kita berjuang bersama dalam jamaah dakwah untuk memperjuangkan tegakknya khilafah", ajaknya. Selain itu,

Ustadz Musa Abdul Ghani sebagai pemateri selanjutnya menjelaskan dalam mewujudkan islam Rahmatan lil'alamin itu bisa diwujudkan dengan syariah dan khilafah seperti judul materi beliau sampaikan. Dalam pengertian Rahmat dalam ayat al Quran tentunya memiliki makna mewujudkan kemaslahatan dan mencegah kemafsadatan (kerusakan). "Islam rahmatan lil alamin ini hanya bisa terwujud dengan diterapkan syariah islam dalam sistem khilafah", terang Ustadz Musa.[]