Ironi Nasib Perempuan di Era Kapitalisme



Oleh: Prayana (Aktivis Muslimah)


Nasib perempuan di era kapitalisme sungguh sangat menyedihkan dan memilukan hati. Perempuan dipandang sebelah mata, nasib perempuan jauh dari kata sejahtera dan bahagia, ini akibat dari sistem kapitalisme sekuler, sistem yang pandangan hidupnya hanya berlandaskan manfaat.


Banyak perempuan yang mendapat tindak kekerasan, pelecehan seksual, penganiayaan, kemiskinan, bahkan eksploitasi menghimpit kaum perempuan. Kekerasan seksual pada perempuan makin hari makin bertambah, bahkan ini bukan terjadi pada perempuan dewasa namun anak-anak juga menjadi korban. Kementerian perlindungan perempuan dan anak (PPA) Nahar memaparkan jumlah kasus kasus kekerasan seksual hingga periode Juli 2020 mencapai angka  2556 anak dari 4116 kasus. (depok.pikiran-rakyat.com, 24/7/2020).


Perempuan juga menjadi tulang punggung keluarga karena kebutuhan hidup, penghasilan kepala keluarga yang tidak mencukupi kebutuhan hidup, kebutuhan pokok yang mahal, biaya sekolah yang tidak sedikit jumlahnya. Sehingga mau tidak mau untuk memenuhi kebutuhan hidup, para perempuan ini harus pergi bekerja meninggalkan keluarga dan anak-anak, membuat anak-anak jauh dari jangkauan orang tua, semakin banyak anak-anak yang kurang kasih sayang dan perhatian. Sehingga semakin marak pula anak-anak bertingkah laku tak pantas dari mulai berbohong sampai terjerumus dalam kriminalitas serta pergaulan bebas. Angka perceraian pun semakin meningkat.


Lebih parah lagi perempuan tidak hanya diambil tenaganya tetapi juga dijadikan komoditas yang dapat di perdagangkan. Tak hanya itu perempuan juga dijadikan sebagai alat pencetak uang, yang sering kita jumpai bahwa iklan di televisi maupun di majalah selalu menjadikan perempuan sebagai media promosi. Kecantikan perempuan dijadikan aset iklan, model, film, video porno, penghibur, bahkan pekerja seks, yang dapat menyumbangkan pajak yang besar bagi negara.


Kapitalisme terus mengeksploitasi waktu, tenaga, pikiran dan bahkan tubuh perempuan menjadi uang, sungguh miris melihat nasib kaum perempuan, penguasa seakan-akan menutup mata dan hati nurani untuk dapat melihat penderitaan kaum perempuan.


Inilah rusaknya sistem kapitalisme sekuler segala sesuatu dijadikan keuntungan untuk kepentingan rezim, bahkan kaum lemah seperti perempuan pun dijadikan tambang emas untuk memperoleh keuntungan, seharusnya penguasa menjadi tameng dan pelindung bagi perempuan. Penguasa bahkan mendukung kondisi yang mendzolimi perempuan dengan membiarkan perusahaan-perusahaan mengeksploitasi pekerjanya, melegalisasi prostitusi sebagai jalan memperdaya perempuan.


Ini mengingatkan kita nasib perempuan pada masa jahiliah, dahulu kelakuan para kafir Quraisy sebelum datang Islam, perlakuan terhadap perempuan sangat keji karena tidak membiarkan anak perempuan untuk hidup, oleh sebab itu pada masa jahiliah setiap orang tua yang melahirkan anak perempuan akan membunuh anaknya, perempuan dipandang rendah, hina, budak nafsu, bahkan tidak berarti sama sekali.


Di dalam Islam kedudukan perempuan dan laki-laki sama, perempuan diciptakan sebagai pasangan untuk laki-laki, bukan sebagai budak atau harta yang bisa di perjual belikan. Sebagaimana laki-laki hak perempuan juga terjamin dalam Islam, baik haknya sebagai perempuan, agamanya, hartanya, kehormatannya, akalnya, bahkan jiwanya terjamin oleh Islam.


Di dalam Islam perempuan adalah makhluk yang mulia dan istimewa, keistimewaan perempuan antara lain sebagai berikut:


Pertama: Posisi Perempuan Sebagai Pendamping Laki-laki. Posisi perempuan di dalam Islam adalah sebagai pendamping laki-laki, perempuan tidak boleh direndahkan, dan didzolimi harus dihargai dan disayangi, kodrat perempuan dalam Islam bukan bawahan ataupun atasan yang dapat diperlakukan semaunya.


Kedua: Kehormatan Perempuan Dilindungi.

Di dalam Islam kehormatan perempuan sangat dijaga dan di lindungi, sesuai firman Allah:

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istri mu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah maha penyayang." (TQS. Al-Ahzab: 59).


Ketiga: Perempuan Sholiha Akan Masuk Surga Dari Pintu Mana pun. Sebagai mana terdapat dalam Hadist Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Apabila seseorang perempuan telah melaksanakan Shalat lima waktunya, menjalankan puasa, menjaga kemaluannya dan taat pada suaminya maka ia akan masuk surga dari pintu mana pun yang ia sukai.”


Keempat: Mendapatkan Mahar Ketika Menikah. Pernikahan adalah sesuatu yang dinantikan oleh setiap perempuan. Maka ketika menikah, seorang perempuan berhak menerima mahar dari laki-laki yang akan menikahinya, sesuai dengan firman Allah:

"Berikanlah mas kawin mu (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan, kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mas kawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambilah) pemberian itu yang sedap lagi baik akibatnya. " (TQS. An-Nisa: 4).


Kelima: Mengandung dan Melahirkan.

Sudah kodrat wanita untuk dapat mengandung dan melahirkan, Allah memberikan keistimewaan dan kepercayaan kepada perempuan, dan akan mendapatkan pahala yang besar, sesuai firman Allah:

"Kamu memerintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu dan bapaknya, ibunya mengandung dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. " (TQS. Al-Ahqaf: 15).


Keenam: Menyusui Anak. Setelah seorang perempuan mengandung dan melahirkan,  maka Allah memberikan keistimewaan yang lain lagi yaitu menyusui anak, serta mendapatkan pahala yang besar dari susuan yang diberikan kepada bayinya.  Sesuai dengan firman Allah:

"Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya." (TQS. Al-Baqarah: 233).


Ketujuh: Ibu Kedudukannya Lebih Tinggi Dari Ayah. Seorang perempuan ketika menjadi seorang ibu, maka derajatnya akan lebih tinggi dari ayah untuk anaknya, bahkan surga ada di bawah telapak kaki ibu. Bukankah wanita dimuliakan di dalam Islam. Dalam suatu riwayat tentang seseorang yang bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang harus di cintainya lebih dulu. Maka Rasulullah menjawab ibumu, hingga diulang sampai tiga kali dengan jawaban yang sama, dan setelah di tanyai yang keempat kali baru Rasulullah menjawab ayahmu.


Betapa mulianya perempuan di dalam Islam, hidup para perempuan sejahtera dan terjamin, negara menjadi perisai dan tameng dalam melindungi kaum perempuan, beda dengan sistem kapitalisme sekuler yang memanfaatkan kelemahan perempuan dan mendzolimi perempuan, maka dari pada itu mari kita hancurkan sistem kapitalisme dan kita ganti dengan sistem Islam yang Kaffah.


Wallahualam Bissawab.