Generasi Islam Generasi 'Bebas Illnes'

 

Oleh: Rosmiati (Aktivis Muslimah Medan)


Baru-baru ini dunia sosial media sedang dihebohkan dengan berita pelecehan seksual berkedok penelitian oleh seorang mahasiswa akhir di sebuah PTN di Surabaya. Gilang melakukan aksinya dengan membungkus seluruh tubuh korban dengan kain jarik dengan dalih sedang melakukan riset akademik. Ia terindikasi mengalami fetis yaitu suatu kondisi perasaan senang yang bisa didapatkan seseorang sebagai respon terhadap objek yang sering kali tidak mengandung unsur seksual  di dalamnya.


Gilang tidak sendiran dalam hal ini, masih segar diingatan kita dengan kasus Reynhard Sinaga. Mahasiswa asal Indonesia yang dinobatkan sebagai predator seks terbesar oleh Inggis sebab terbukti telah memperkosa ratusan pria dan dia dijuluki sebagai predator seks. Sungguh miris. Mereka yang harusnya menjadi influencer peradaban kedepannya, menggantikan para peminpin-pemimpin bangsa ini, melanjutkan estafet perjuangan, menjadi konstruktor peradaban dengan kreativitas dan intelektualitas mereka. Namun tampaknya mereka yang diharapkan kelak akan menjadi pemimpin bagi ummat dan peradaban ini justru terjebak dan terjerumus kedalam lubang kemunduran dan terseret dalam arus liberalisasi yang membuat mereka semangkin hancur dan tidak bisa diharapkan untuk melanjutkan peradaban ini. Bagaimana mungkin kita dengan sukarela  memberikan peradaban ini pada tonggak yang rapuh. pada pemuda dan kaum intektual yang memiliki gangguan jiwa atau illine, maka yang terjadi adalah kerusakan.


Kerusakan ini bukan tanpa alasan, akar masalahnya terletak pada sistem sekuler kapitalis barat yang diterapkan dalam kehidupan negri ini. Aturan yang meniadakan peran tuhan dalam ranah publik ini telah menjadikan gaya hidup liberal dan permissive sebagai asas dalam pergaulannya. Maka kehidupan yang serba bebas, berkhalwat, campur baur, hedonis, mengumbar aurat, seks bebas dan materialisme merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan tanpa mempertimbangkan kemudoratan yang akan dihasilkan melalui aktifitas dan gaya hidup seperti ini.


Didalam sistem pergaulan kapitalis, hubungan pria dan wanita bukan untuk melangsungkan keturunan sehingga kesakralannya harus dijaga melalui hubungan pernikahan.  Menurut mereka hubungan laki-laki dan perempuan hanya untuk melakukan hubungan seksual semata. Sehingga mereka berusaha menciptakan sesuatu yang terindra untuk membangkitkan  nafsu seksulitas serta fikiran-fikiran yang mengandung hasrat seksual pria dan wanita, melalui film, novel, iklan, syair, aplikasi-aplikasi dan lainnya dan memproduksinya sebagai ajang bisnis  yang akan mendatangkan keuntungan besar bagi para pemilik modal dan bagi perut-perut buncit yang terus merasa lapar dan lapar meski dampaknya sangat buruk bagi generasi dan masyarakat. Mereka menggunakan media yang banyak diakses generasi untuk membuat aplikasi aplikasi, film-film dan tontonan-tontonan yang berisi konten konten  negative dan prilaku liberal yang menggambarkan budaya barat yang rusak. Sementara Negara berlepas tangan dan membiarkan para pemilik modal memproduksi konten-konten negatif yang merusak para generasi seperti porno dan membiarkan masyarakat mengaksesnya  secara mudah. Akhirnya lahirlah para pemuda yang rapuh dan kehilangan identitasnya sebagai seorang muslim yang teracuni  oleh gadget, adegan uwu di drama korea, novel dan film yg bertemakan LGBT. Dan terjebak pada pemenuhan seksual secara sembarangan, maka wajarlah jika penyimpangan seksual seperti LGBT, fetis, inces, dan berbagai penyimpangan seksual lainnya bermunculan dan tak bisa dibendungyang merusak generasi. 


Penerapan sistem Kapitalis sekuler ini telah berhasil menghancurkan generasi muda bukan hanya melaui akidahnya tapi juga akhlak serta pisikologisnya. Tak jarang kita jumpai pemuda yang berpendidikan tinggi tapi rentan mengalami mental disolder, kelainan seksual hingga menjadi kriminal. Semakin pinter tapi justru semakin nyungsep. 


Maka sudah saat nya kita meninggalkan sistem aturan kapitalis sekuler ini dalam kehidupan kita sebab ia sumber petaka dan kehancuran bagi kita, generasi dan peradapan kita. yang kita butuhkan saat ini adalah pengaturan yang bersumber dari sang pencipta kita dan bumi ini, ialah aturan islam yang melahirkan kemaslahatan bagi alam. Di dalam islam, dengan sistem Pendidikan yang berasaskan akidah islam akan mampu melahirkan  generasi bertakwa yang tidak hanya cerdasan dalam ilmu dunia tapi juga cerdas secara mental dan berakhlak mulia. yang mampu mengenali tugas dan fungsinya sebagai pemuda dan fungsinya sebagaihambanya Allah yg tunduk patuh menjalankan aturanNYA. Wallahu’alam.