Problem Keluarga Dimasa Pandemi



Oleh : Putri Irfani
Aktivis Muslimah Medan


Pandemi Covid-19 memberikan dampak serius terhadap kehidupan manusia, termasuk pada bagian keluarga. Keharmonisan, ketentraman, penuh dengan kasih sayang adalah sesuatu yang sangat diidam-idamkan bagi setiap orang. Namun, mewujudkannya dalam masyarakat yang jauh dari nilai-nilai Islam seperti saat ini, tentu tidaklah mudah. Terlebih di tengah kondisi pandemi yang menerpa saat ini – bertepatan dengan bulan Ramadan– dalam kondisi pandemi, tentu tidak semua keluarga bisa melewatinya sebagaimana kondisi biasanya.  Mulai dari kasus pusingnya orang tua terhadap pendidikan anak karena daring, sistem ekonomi yang krisis, kesehatan yang terancam selama pandemi,  bahkan imbasnya mengharuskan para ibu berpikir keras mengelola keuangan serta ikut membantu mencari tambahan untuk menyambung hidup. 

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pandemi ini berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap relasi keluarga. Hanya saja, kita perlu mencermati apakah ini semua terjadi  semata-mata karena adanya masalah pandemi yang tak kunjung berakhir ? mari kita telisik lebih jauh.
Pertama, masalah konflik di dalam keluarga karena persoalan ekonomi yang mencekik sudah lama terjadi bahkan sebelum pandemi, kasus perceraian di Indonesia memang sudah tinggi.

Kedua, datangnya Covid 19 atau corona ini sesungguhnya adalah takdir dari Allah yang menimpa umat manusia di dunia, termasuk kaum muslimin. Karenanya dibutuhkan sikap keikhlasan dan tawakal untuk menghadapi ujian saat ini.
Ketiga, penyelesaian tuntas terhadap masalah pandemi ini bukan masalah yang berdiri sendiri, tapi akan berpengaruh kepada hal-hal lain. Maka, ketika penguasa atau negara abai terhadap dalam penyelesaian pandemi ini, pasti akan memunculkan masalah baru dan justru bisa menjadi semakin parah dari kondisi sebelumnya sehingga rakyatlah lagi-lagi yang akan menjadi korban.

Berbelitnya kebijakan yang diputuskan menjadikan masyarakat bingung dalam menjalani semua kebijakan yang ada. Seharusnya di tengah situasi yang semakin rumit, rakyat membutuhkan peran penuh penguasa dalam me-riayah, tapi apa daya faktanya penguasa berlepastangan terhadap urusan dan kepentingan rakyatnya, rakyat dibiarkan sendiri menyelesaikan urusannya yang sesungguhnya itu merupakan kewajiban negara. 

Situasi ini diperburuk dengan lemahnya pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam yang sempurna. Islam hanya dipahami sebatas ritual saja, hingga tak mampu berpengaruh dalam perilaku keseharian, baik dalam konteks individu, keluarga, masyarakat maupun Negara.
Dengan minimnya pemahaman Islam tersebut, ketika diuji kesulitan pada saat sepeti ini  tak sedikit individu muslim yang mengalami disorientasi hidup, hingga mereka mudah menyerah pada keadaan, bahkan terjerumus dalam kemaksiatan.

Apalagi dalam konteks keluarga, tak sedikit yang mengalami disharmoni bahkan disfungsi akut akibat himpitan ekonomi dan krisis, hingga keluarga tak bisa lagi diharapkan menjadi benteng perlindungan dan tempat kembali yang paling diidamkan.
Maka, sudah saatnya kita menyadari bahwa pandemi covid-19 saat ini yang terjadi semata-mata takdir dari Allah karena kita sudah terlalu jauh meninggalkan hukum-hukum Nya. Kini, kita harus berbenah dan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa melewti semua ujian tersebut, dengan kembali kepada hukum-hukum Allah sehingga keberkahan akan datang dari langit dan bumi. Semua itu bisa terwujud dengan menerapkan sistem pemerintahan Islam. Khilafah ‘ala min hajinnubuwwah. InsyaaAllaah. Wallahu a’lam bishshawab