Jangan Takut Banyak Anak



Oleh: Nidya Lassari Nusantara (Penulis dan Aktivis Muslimah Medan)


Dilangsir dari Sumut Pos, 21 Desember 2018. "Keberhasilan KKBPK di kabupaten Langkat, ditandai dengan telah tercapainya beberapa indikator program KKBPK itu sendiri, diantara telah menurunnya angka kelahiran Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,56 dengan laju pertumbuhan penduduk menhadi 0,66." Ungkap ketua TPPKK Langkat, Hj Nuriadah Ngogesa diacara Penguatan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang juga dihadiri Bupati setempat.
Dalam ideologi kapitalis, tambah anak berarti menambah masalah. Pernyataan ini bukanlah tanpa alasan. Biaya hidup yang serba mahal menjadi biang keladinya. Biaya melahirkan saja sudah mahal apalagi biaya setelah si anak dilahirkan. Biaya makan, biaya berobat, biaya pendidikan dan biaya - biaya lainnya tidak mengenal kata murah. Semua itu menjadi momok bagi semua untuk takut punya anak banyak.
Pemerintah menyikapinya dengan program Keluarga Berencana cukup dua anak dan yang terkini adalah program Kampung KB. Tujuan dibentuknya kampung KB adalah meningkatkan peran pemerintah dan lembaga non pemerintah maupun swasta dalam memfasilitasi pendampingan dan pembinaan masyarakat untuk penyelenggaraan program kependudukan, Keluarga Berencana, serta pembangunan keluarga demi meningkatkan ketahanan keluaga.
Alangkah anehnya bila tujuan meningkatkan ketahanan keluarga dengan menekan angka kelahiran. Karena siapa yang akan mengelola kabupaten dengan luas ini bila angka kelahiran terus menurun. Langkat akan mengalami krisis penerus bangsa. Padahal Langkat merupakan wilayah dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang produktivitasnya menjadi lokomotif bagi kemajuan ekonomi. SDA Langkat bisa dilihat dari hasil produktivitas pertanian, buah - buahan, Industri, perikanan, pariwisata dan perkebunan, seperti Karet, Jagung, Kakao dan Kelapa sawit.
Hal ini jelas bertentangan dengan konsep Islam Surah An - Nisa ayat satu "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan - Mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadaNya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki - laki dan perempuan yang banyak Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama - Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silahturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu."
Dalam Islam, anak - anak adalah generasi penyeru kebaikan pewaris perjuangan yang akan mempertahan eksistensi Islam di muka bumi. Kelahiran seorang anak dimuka bumi berarti kelahiran aset masa depan agama, bangsa dan negara. Kelahiran anak tidak dibatasi jumlah satu, dua, tiga dan seterusnya kecuali ada hukum syara yang membolehkannya seperti seorang ibu menderita sakit yang membahayakan dirinya bila mengandung dan melahirkan.

Dalam Islam, anak bukanlah beban. Negara berkewajiban memakai sistem ekonomi Islam. Seluruh kebutuhan pokok setiap individu masyarakat harus dijamin pemenuhannya per Individu secara sempurna. Juga harus dijamin kemungkinan setiap individu untuk dapat memenuhi kebutuhan semaksimal mungkin. Melarang ribawi, penimbunan harta dan melarang asing menguasai investasi di sektor infrastruktur, pertanian, Industri dan teknologi. 
Negara berkewajiban menyediakan lapangan pekerjaan dan nafkah diserahkan kepada pihak suami atau laki - laki yang sudah baligh. Biaya pendidikan dan kesehatan juga dijamin oleh negara.

Lahirnya banyak pemimpin, Muhammad Al - Fatih penakluk Konstantinopel (Turki), Sholahuddin Al - Ayubi penakluk Palestina. Lahirnya banyak ilmuwan, Al - khwarizmi ahli mate - matika, Jabir ibn Hayyan masternya ilmu kimia yang diakui dunia dan masih banyak lagi.
Di bawah naungan Khilafah, semua diatur berdasarkan aturan Pencipta dunia dan seisinya, Allah Subhanawata'ala. Kelahiran anak adalah karunia dari Allah SWT. Jangan takut untuk memiliki banyak anak karena dengan kepemimpinan Islam, banyak anak banyak rezeki. "Dia memperbanyak harta dan anak - anakmu, dan mengadakan kebun - kebun untukmu dan mengadakan sungai - sungai untukmu. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?" (QS. Nuh: 12 --13).
Setiap anak sudah dijamin rezekinya maka bila biaya hidup yang menjadi masalahnya maka bukan angka kelahiran yang ditekan tapi ideologi kapitalis yang harus dimusnahkan.
Wallahualam bishawab.