LGBT Merusak Tatanan Keluarga



Oleh : Hasnah - Pemerhati masalah keluarga dan anak

Seorang perempuan kulit hitam mendapati guncangan dari dalam rumahnya. Dipikirnya, anak-anaknya yang tengah bermain di lantai dualah yang men

ciptakan goncangan tersebut hingga terasa sampai pada tempatnya di dapur. Namun ternyata guncangan tersebut bukan disebabkan anak-anaknya. Pasangannya , wanita  berkulit putih, dan anak mereka berhamburan keluar menghampirinya, dan mengatakan bahwa guncangan tersebut disebabkan sesuatu diluar.

Mereka pun berupaya untuk menyelamatkan diri dan pasangan sesama jenis ini memberi  instruksi pada anaknya supaya anaknya tidak cedera tertimpa barang-barang di dalam rumah. Baru sesaat kemudian, mereka mengetahui guncangan tersebut datang dari robot dinosaurus raksasa yang tengah melintas. Kisah ini merupakan cuplikan singkat salah satu episode Doc Mcstuffins, animasi yang ditayangkan disaluran Disney Junior. Dan Doc Mcstuffins bukanlah satu-satunya tayangan untuk anak yang menampilkan LGBT, ada Cartoon Network yang menampilkan karakter gay  dan juga Nickelodeon yang mengankat isu gay dalam tayangan program Loud House.

Isu LGBT yang hari ini banyak dibicarakan terkhusus di Indonesia setelah gugatan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi mendapatkan penolakan yaitu  meminta agar MK meluaskan makna asusila dalam KUHP yaitu pasal 284, 285, dan 292. Dengan harapan aktivitas kumpul kebo dan homoseksual bisa masuk delik pidana dan penjara. Setelah penolakan itu kini kaum LGBT justru semakin menampakkan identitas mereka, serta dukungan juga semakin banyak yang ditujukan ke mereka mulai  kalangan pejabat, aktivis HAM, public figure, dan masyarakat tentunya. Mereka benar-benar ingin membumikan LGBT, atas nama kebebasan dan hak asasi manusia yang dijamin kebebasanya, dan demokrasi memberi ruang seluas-luasnya untuk tumbuh kembang  LGBT. Belum lagi dengan banyaknya bukti kucuran dana asing untuk  aktivitas ini.

Sebagaimana cuplikan episode kartun anak yang telah dipaparkan sebelumnya, kaum LGBT tidak hanya diterima di kalangan dewasa namun juga mencari ruang penerimaan di kalangan anak-anak dengan mencekoki anak-anak akan pemahaman yang rusak ini, dengan adanya kartun-kartun tersebut mereka ingin memberikan pemahaman sekaligus gambaran bahwa sebuah keluarga bisa terbentuk dengan pasangan sesama jenis. Karena pada dasarnya bagi seorang anak, kelengkapan keluarga adalah apabila adanya kedua orangtua yaitu ayah dan ibu. Namun hari ini tidak menjadi masalah bagi anak apabila hanya ada ayah-ayah dan ibu-ibu. Dan anak-anak menganggap itu adalah suatu yang normal dan wajar. Kepolosan anak-anak kini dikotori dengan pemahaman yang rusak ini dan dipaksa untuk menerimanya.

Padahal sudah sangat jelas sekali kerusakan dari ide ini. Dimana ide ini adalah upaya barat untuk memerangi kaum muslimin dan menghentikan kebangkitan Islam. Hari ini LGBT sangat aktif dikampanyekan di negeri-negeri muslim. Sebagai kaum muslimin kita meyakini bahwa Allah SWT menciptakan dalam diri kita ketertarikan pada lawan jenis  dengan tujuan untuk melestarikan keturunan manusia dan LGBT telah menyimpang dari diciptakannya naluri ini. Karena sudah jelas tidak akan pernah akan lahir keturunan dari pasangan sesama jenis. Maka ancaman lost generation-lah yang akan kita hadapi jika LGBT dibiarkan.

Kalaupun mereka, dalam hal ini kalangan LGBT dan pendukungnya, mensolusikan masalah lost generation dengan sewa rahim, ini adalah ide yang merusak dan menghancurkan martabat wanita. Karena jelas saja mereka akan menyasar Negeri-Negeri muslim untuk mencari ibu sewaan karena di Negeri inilah jumlah penduduk yang besar yang didominasi kalangan perempuan dengan ekonomi yang rendah.  Tekanan ekonomi kapitalis akan memaksa  mereka untuk menjual harga diri apalagi dengan iming-iming yang besar. Akhirnya muncullah keluarga PALSU, orang tua PALSU, dan kita bayangkan apa jadinya anak-anak yang tumbuh di keluarga seperti ini.

Islam adalah agama yang sempurna yang mengakui  fitrah dan menjaga nasab manusia. Ide-ide yang rusak ini hanya akan bisa kita hapus dengan penerapan Islam, jadi tidak cukup hanya dengan slogan “memeluk anak erat-erat” tapi kita butuh penjaga, yang menjaga kita dan membentengi kita dari kerusakan, yaitu KHILAFAH, Ya KHILAFAH yang Mulia.

Nah bagaimana Khilafah menjaga keluarga dari serangan LGBT? LGBT dalam Islam termasuk penyimpangan, dosa besar dan tindakan kriminal (Al-Jarimah), Lesbianisme dalam kitab-kitab fikih disebut dengan istilah as-sihâq atau al-musâhaqah. Definisinya adalah hubungan seksual yang terjadi di antara sesama wanita. Tak ada khilafiyah di kalangan fuqaha’ bahwa lesbianisme hukumnya haram. Keharamannya antara lain berdasarkan sabda Rasulullah saw:
:السِّحَاق  بَيْنَ النِّسَاءِ زِنًا بَيْنَهُنَّ.  
“Lesbianisme (as-sihâq) di antara wanita adalah [bagaikan] zina di antara mereka (HR ath-Thabrani).”
Adapun homoseksual dikenal dengan istilah liwâth. Imam Ibnu Qudamah mengatakan bahwa telah sepakat (ijma') seluruh ulama mengenai keharaman homoseksual (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, XII/348). Nabi saw. telah bersabda:
"Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth". (HR Ahmad).
"Rasulullah saw. melarang laki-laki dan perempuan menyerupai lawan jenisnya.Nabi saw. melaknat laki-laki yang berlagak meniru wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki". (HR al-Bukhari).

Solusi Preventif Menghadapi LGBT
Pertama, mewajibkan negara untuk terus membina keimanan dan memupuk ketakwaan rakyat.
Kedua, Islam memerintahkan untuk menguatkan identitas diri sebagai laki-laki dan perempuan
Ketiga, Islam mengharuskan pemisahan tempat tidur anak-anak. Rasulullah saw. bersabda, "Suruhlah anak-anak kalian shalat pada usia 7 tahun, pukullah mereka pada usia 10 tahun jika tak mau shalat, dan pisahkan mereka di tempat tidur ". (HR Abu Dawud).

Keempat, Islam melarang tidur dalam satu selimut. Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki. Jangan pula perempuan melihat aurat perempuan. Janganlah seorang laki-laki tidur dengan laki-laki dalam satu selimut. Jangan pula perempuan tidur dengan perempuan dalam satu selimut". (HR Muslim).
Kelima, secara sistemis,  khilafah akan menghilangkan rangsangan seksual dari publik termasuk pornografi dan pornoaksi. Begitu pula segala bentuk tayangan dan sejenisnya yang menampilkan perilaku homoseksual dan lesbianisme atau mendekati ke arah itu.

Solusi Kuratif
Bagi para pemula, yang belum sampai melakukan hubungan seksual, maka menyembuhkannya bisa dilakukan dengan cara mengubah pola pikir dan pola sikap mereka terhadap homoseksual maupun lesbianisme.
Para pelaku dijauhkan dari lingkungan sebelumnya yang membuat mereka terjerat perilaku ini. Mereka harus dijauhkan dari pasangan mereka. Alihkan naluri atau gharîzah naw’ mereka ke naluri yang lainnya semisal gharîzah tadayyun (naluri beragama), yaitu dengan menyibukkan mereka dengan zikir dan beribadah kepada Allah SWT.

Bisa juga dengan menyibukkan mereka dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat atau bisa juga dengan mengajak mereka berpuasa. Pahamkan kepada mereka bahwa itu adalah dosa besar yang akan menjerumuskan mereka pada kehinaan, dunia maupun akhirat. Ajak mereka untuk bertobat atas seluruh dosa yang sudah dilakukan dan bertekad untuk berubah.
Adapun bagi pelaku yang sudah melakukan hubungan seksual, Islam menerapkan hukuman (persanksian) yang sangat tegas. Bagi pelaku sodomi, baik subyek maupun obyeknya dikenakan sanksi berupa hukuman mati.

"Siapa saja yang kalian temukan melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual) maka bunuhlah pelaku (yang menyodomi) dan pasangannya (yang disodomi)". (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi).

Wallahua'lambishawab.