MHTI Sumut : Deradikalisasi Upaya Mendistorsi Islam Kaffah

Medan ~ "Deradikalisasi merupakan upaya menghadang segala ide atau tindakan yang dianggap keras dan inkonstitusional, khususnya Islam yang bersifat politis, hingga kemudian muncul opini-opini negatif yang mendistorsikan Islam kaaffah" urai Jami'ah Syam DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Sumut (MHTI Sumut) dalam Diskusi Terbatas Dauroh Syar'iyah Syahriyah Mubalighoh yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia kota Medan, Sabtu 17/9.

Jami’ah berharap umat Islam tidak kabur dalam memandang Islam Politik (Islam Kaffah). Umat Islam harus memangdang Islam politik dengan benar. Dalam pandangannya, Islam Politik itu adalah Islam yang secara realitas mengurusi seluruh urusan dan permasalahan umat manusia. Islam bukan sebatas ritual ibadah, meski menurutnya ibadah merupakan amal sholih tapi dia memperjelas hawan Bahwa amal sholih (ibadah) yang paling kuat adalah upaya memperjuangkan Islam kaaffah dalam Naungan Khilafah. Karena dari sanalah seluruh kewajiban mampu terlaksana dengan sempurna.

Dia berharap kepada peserta (mubalighah) yang hadir untuk bisa menjelaskan hal itu kepada masyarakat. "Diamnya orang awam tentu berbeda dengan diamnya ulama’, muballighah dan tokoh. Karena mereka tahu, sehingga ketika tidak berjuang, diamnya mereka tidak akan dima’fu. Sebaliknya, ketika mereka berjuang, maka mereka akan mewarisi kemuliaan Nabi, sebagai warasatu al-Anbiya’" harapnya pada mubaligho.

Dipaparakannya, saat ini timbul ketakuakn Amarika sesungguhnya saat umat Islam menjadikan agamanya mengatur kehidupan. Menurutnya Amerika tidak mau umat Islam menjalankan Islam kaffah itu. karena bagi adalah Islam kaffah (politik) adalah ideologi rival terbesar. "Islam politik yang merupakan ideologi hari ini merupakan rival terkuat bagi negeri-negeri kafir seperti Amerika, karena mereka juga memiliki ideologi, Kapitalisme. Bila ISLAM diterapkan sebagai kekuasaan, ISLAM akan menjadi ADI DAYA BARU yang menggantikan posisi Amerika Serikat" ungkap Jamiah.

Sementara itu Sri Cahyo Wahyuni, S.Pi Aktivis Muslimah HTI Sumut lain yang hadir sebagai pembicara juga mempertegas apa yang disebut Jamiah. Kata dia, ketika umat islam berbicara tentang Islam berarti sedang berbicara tentang politik, karena Islam adalah sebuah ideologi. Ideologi merupakan pemikiran yang mendasar, yang tidak dibangun berdasarkan pemikiran lain (ushûl bukan furû‘). Akidah rasional yang mampu melahirkan sistem peraturan kehidupan (An Nabhany , 1953). Selanjutnya, politik berasal dari kata Siyasah “sasa, yasusu, siyasatan”, yang bermakna mengurusi urusan umat. Islam adalah satu sistem kehidupan yang unik, karena terpancar dan lahir dari aqidah yang unik, yaitu aqidah Islam yang digali dari proses berfikir. Oleh karenanya, optimismenya pada Islam dan umat islam di kurun waktu ke depan, Umat Islam siap menggantikan sistem kehidupan bobrok Kapitalis Demokrasi saat ini.

Acara berlangsung dengan hangat dan bersemangat. Ustadzah Sri Cahyo Wahyuni juga menyeru pada para Ustadzah dan Muballighoh untuk bergabung dan bergerak bersama menegakkan Syariah dan Khilafah. Diskusi yang bertempat di Hotel Garuda Citra Ruang Rajawali Medan ini, menghadirkan banyak mubalghoh di kota Medan diantaranya Juga pmpinan perwiritan. Tampak ada perwiritan Al-Hasanah, Al-Ikhlas, An-Nisa Medan. Mereka antusia mendapatkan penjelasan dari MHTI Sumut dalam acara yang bertajuk "Waspada propaganda Deradikalisasi untuk menghalangi Islam politik" itu.. (BL)