RUPIAH MELEMAH, ASEAN GAMES MERIAH


Oleh: Meivina Tania, S.Pd (Pendidik umat dan generasi)

Kemeriahan Asian Games
Perhelatan akbar pesta olahraga untuk seluruh benua asia (Asian Games) digelar di Indonesia sejak tanggal  18 Agustus sampai 2 September 2018. Pembukaan dan penutupan Sea Games berlangsung meriah, megah dan banjir kekaguman serta pujian dari banyak pihak, salah satunya dari Presiden OCA, Sheikh al Sabah. Ia merasa yakin Indonesia mampu untuk menggelar ajang olimpiade dunia 2032, terbukti dengan suksesnya penyelenggaraan Asian Games 2018 ini.

Indonesia sebagai negara tuan rumah berhasil menduduki peringkat empat perolehan mendali. Dan masing-masing peraih mendali mendapatkan banyak bonus berupa uang mulai dari 1,5 miliar sampai 150 juta per orang. Bonus tersebut di luar dari biaya penyelenggaraan  Asian Games yang fantastis yaitu mencapai 30 Trilliun rupiah. Untuk event berskala dunia, Indonesia sukses menyuguhkan berbagai persembahan mulai dari tarian daerah, marching band, penyanyi nasional sampai kelas dunia, atraksi kembang api dan pertunjukkan spektakuler lainnya pada pembukaan dan penutupan Asian Games ke 18.

Berakhir sudah pesta olahraga seasia, masing-masing utusan kembali ke negaranya dengan berjuta kesan, pesan dan kisah menarik seputar Indonesia dan sambutannya di ajang Asian Games tahun ini. Para pendatang banyak yang berkomentar positif. Namun mereka tidaklah mengetahui bahwa nasib rakyat Indonesia terutama dalam hal ekonomi dan kesejahteraan sangat jauh dari gambaran betapa kaya rayanya Indonesia yang terbukti dari dana yang digelontorkan untuk satu event olahraga saja.

Indonesia pun kembali dihadapkan pada kenyataan banyaknya permasalahan di negeri ini. Yang mungkin butuh banyak dana yang harus dikeluarkan negara untuk mengatasi masalah rakyatnya, Penangganan korban gempa lombok juga belum tuntas, pengurangan subsidi untuk komoditas vital rakyat yang berdampak pada naiknya harga jual komoditi tersebut. Dan yang terbaru adalah kurs mata uang Indonesia terhadap dolar menembus angka 14.844 rupiah/dolar USD (31/8).

Pada 2018 sinyal bunga The Fed masih akan mengalami kenaikan 2 hingga 3 kali lagi. Karena itu nilai tukar rupiah berpotensi menembus level psikolog.

Akar Masalah Ekonomi Indonesia dan Dunia
Para ekonom dalam dan luar negeri terus mencari alternatif jalan keluar untuk krisis ekonomi yang ada di dunia. Tak satupun negara di dunia saat ini yang tidak mengalami krisis ekonomi di negaranya sekalipun itu negara super power seperti Amerika Serikat. Sebut saja Krisis ekonomi Amerika terparah tahun 1929-1939 akibat hancurnya pasar saham wall street. Atau krisis kredit pembelian rumah (KPR) subprime di AS pada 2007/2008 yang menimpa lembaga finansial raksasa AS,Lehman Brothers, Bear Stearns, Merrill Lynch, AIG, Freddie Mac dan Fannie Mae.

Untuk kasus rupiah melemah di 2018 banyak faktor yang mempengaruhi. Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan nilai tukar rupiah tidak stabil. Faktor pertama adalah rencana kenaikan suku bunga The Fed. Faktor kedua, adalah kebijakan fiskal negeri Paman Sam yang lebih ekspansi, seperti penurunan tarif pajak untuk penghasilan korporasi dan meningkatkan belanja infrastruktur faktor yang ketiga adalah risiko yang berasal dari sejumlah geopolitik yang terjadi, salah satunya ketidakpastian yang ditimbulkan karena perang dagang antara AS dengan China.

Krisis moneter 1998 dan 2008 yang terjadi di Indonesia terjadi akibat krisis moneter di Amerika Serikat sehingga rupiah melemah. Berbeda dengan tahun 2018 ini, rupiah melemah karena kondisi keuangan dan moneter Amerika Serikat sedang bagus, sehingga dolar menguat, begitu menurut para ekonom.

Bagi Indonesia kondisi keuangan dan moneter Amerika Serikat baik atau buruk, tetap merugikan Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia mengadopsi sistem ekonomi kapitalis, mengikuti sistem ekonomi Amerika Serikat tetapi Indonesia sebagai pengekor bukan pemimpin sistem ekonomi kapitalis. Dengan standar mata uang dunia adalah dolar maka mata uang negara pengekor akan terus dan mudah terombang-ambing.

Kehancuran sistem ekonomi kapitalis sebuah keniscayaan karena sistem ekonomi ini bertumpu pada bunga uang (riba), menjalankan sektor non riil (saham, obligasi, surat berharga) yang sewaktu-waktu bisa terus dipermainkan oleh para spekulan di pasar saham seperti perjudian, terkadang menang terkadang kalah. dan tidak kuat nya standar mata uang dunia yaitu dolar yang cuma kertas bisa hancur dan tak berharga lagi (nilai intristik nya tidak sama dengan nilai ekstrinsik).

Wujudkan 'save heaven' ekonomi dunia
Agar Indonesia dan Dunia terbebas dari krisis keuangan dan moneter maka campakkan sistem ekonomi kapitalis yang berbasis ribawi. Hilangkan riba dalam setiap transaksi ekonomi. Bukan kah riba yang menyebabkan hampir semua negara semakin terlilit hutang? Bukan hutang pokoknya yang tidak sanggup dibayar, tapi bunganya yang bertambah terus setiap waktu penundaan pembayaran hutang, sama halnya dengan Indonesia yang berhutang kesulitan membayar bunga bukan hutang pokoknya.

Suburkan aktivitas ekonomi sektor riil (membangun jalan, sekolah, subsidi kebutuhan pokok rakyat dll), tinggalkan aktivitas ekonomi non riil (saham). Karena spekulasi dalam bursa saham berdampak pada hancurnya moneter suatu negara yang berimbas pada naik nya harga-harga kebutuhan pokok rakyat. Mungkin rakyat tidak begitu mengerti tentang moneter dan spekulasi di bursa saham. Yang rakyat butuhkan adalah bisa memenuhi kebutuhan pokoknya.

Maka negara harusnya memprioritaskan kas negara agar dibelanjakan untuk sektor riil rakyat sehingga terpenuhi kebutuhan pokok mereka. Jangan gunakan kekayaan negara untuk di pertaruhkan di bursa saham atau dibelanjakan untuk sesuatu prestise dan pencitraan saja. Rakyat butuh sandang, pangan, papan terpenuhi dan terjangkau. Bukan sekedar pujian dan janji manis.

Kembalikan standar mata uang dunia kepada emas, logam mulia. Standar emas ini telah sejak ratusan tahun digunakan oleh hampir kebanyakan wilayah di dunia pada masa lampau. Makanya dimasa lampau tidak rentan terkena krisis moneter ataupun krisis ekonomi. Islam juga memakai standar emas untuk mata uangnya dan terbukti selama 13 abad tidak terkena krisis moneter dan ekonomi. Terbukti sampai Khilafah ustmani sebelum runtuh kas negara surplus dan menyisahkan ratusan keping dinar dan dirham.

Sistem ekonomi islam sudah sejak lama dilirik dan dijadikan alternatif bagi krisis ekonomi yang terjadi di dunia saat ini. Bahkan para ekonom eropa dalam banyak seminar nya meyakini bahwa sistem ekonomi islam dapat menjadi solusi atas permasalahan ekonomi yang melanda dunia. Saat tahun 2009 eropa dilanda krisis akibat ketidakmampuan membayar hutang, dimulai dari yunani yang mengalami defisit anggaran dan menjalar ke negara lain di benua eropa tak terkecuali Inggris, sistem ekonomi islam ini lah harapan.

Selama sistem ekonomi kapitalis masih diterapkan maka selama itu juga tak satupun negara di dunia yang bisa selamat dari krisis ekonomi besar ataupun kecil. Dibutuhkan Kekuatan sistem ekonomi yang non ribawi, meniadakan sektor non riil dengan standar mata uang emas. Kekuatan sistem ekonomi ini harus ditopang oleh negara. Sebab negara yang dapat menjalankan secara sempurna sistem ekonomi dan sistem kehidupan lainnya dengan satu landasan ideologi yang sama berdasarkan aqidah yang lurus dan kokoh. Dan semoga negara yang menjadi safe heaven (syurga aman) ekonomi dunia segera terwujud. Wallahua'lambishawab.