Mempertegas Tuntutan Aksi Palestina



Oleh : Yusran Ramli
Kontributor @dakwahsumut

#Dakwahsumut - Semenjak Presiden AS, Donald Trump mengklaim Yerussalem sebagai ibu kota Israel, aksi penolakan  di seluruh dunia terus berlangsung. Sumatera Utara tidak ketinggalan. Meski jaraknya cukup jauh dari Palestina, namun ikatan Aqidah Islam mampu menggerakkan hati Kaum muslimin di Sumut untuk peduli dengan nasib saudaranya. Hari-hari di bulan desember ini menjadi hari-hari aksi pembelaan terhadap Palestina. Tanah suci bagi kaum Muslimin. Tidak Cuma di Medan, aksi juga berlangsung di daerah sekitar seperti Binjai dan Lubuk Pakam. Bahkan daerah yang cukup jauh seperti Tanjung Balai hingga ke Padang Sidempuan, Aksi Bela Palestina juga dilakukan.

Kaum muslimin wajar marah. Bahkan sungguh aneh bila ada yang mengaku muslim namun tidak marah tanah sucinya dinodai oleh orang lain. Imam Syafi’I berkata : Barangsiapa dibuat marah, namun ia tak marah, Ia adalah keledai.

*Mempertegas Tuntutan*
Meski tinggal di Sumatera Utara, kita juga penting memahami konstelasi politik internasional. Hal ini penting, agar bisa bersikap dengan benar. Opini yang dihembuskan oleh media barat, kerap mengecoh. Solusi yang mereka rancang terlihat baik, namun sejatinya perangkap halus yang memperpanjang penderitaan saudara kita. Termasuk solusi yang ditawarkan untuk Palestina.

Apa solusi persoalan Palestina? Dari media, kita hanya mendengar ada dua solusi bagi Palestina. Pertama, solusi satu negara dimana rakyat palestina dan orang yahudi hidup berdampingan di bawah pemerintahan sekuler yang berkuasa. Atau Solusi kedua dimana ada dua negara merdeka yaitu Palestina dan Israel.  Mana pilihan yang terbaik ?
Solusi satu negara sekuler dimana di dalamnya hidup berdampingan antara kaum muslimin dan orang-orang Yahudi adalah hasil rancangan Inggris. Setelah perjanjian sykes-picot pada tahun 1917, Inggris dan Prancis menjadikan Palestina sebagai “tanah bersama”. Perlawanan terhadap usulan ini terus dilakukan oleh kaum muslimin di Palestina. Pada tahun 1948, terjadi debat seru di PBB seputar masalah Palestina.  Keluarlah resolusi PBB No. 151 yang menetapkan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara yaitu negara Yahudi (Israel) dan Palestina. Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri di Kongres Amerika, Wiliam Fulbright yang melakukan kunjungan ke Republik Persatuan Arab pada tahun 1960, berkata, “ Amerika telah sepakat atas berdirinya dua institusi di Palestina : Yahudi dan Arab”. Maka bisa disimpulkan solusi kedua adalah rancangan Amerika.

Bisakah kaum muslimin berharap pada kedua solusi tersebut ? Salah satu Aksi Bela Palestina minggu lalu di Medan menyuarakan agar PBB segera bertindak.  Tuntutan ini rasanya perlu ditimbang ulang. Mungkinkah lembaga ini bertindak tegas terhadap negara yang ia _“bidani kelahiranya”?_ Belum lagi secara fakta, Israel adalah negara yang lahir dari “Ibu”  Inggris dan “Ayah” Amerika. Cukuplah sudah berbagai bukti PBB mendiamkan pelanggaran Resolusi PBB yang dilakukan Israel. Untuk melindungi Israel, AS sudah memveto resolusi PBB sebanyak 43 kali sejak tahun 1972 _(Republika.co.id, 21/12/17)._

Palestina adalah tanah khorijiah milik kaum muslimin. Ia menjadi milik Umat Islam sejak ditaklukkan pada masa pemerintahan Kholifah Umar bin Khattab hingga hari kiamat. Saat ini, permasalahn palestina muncul karena kehadiran negara Israel. Maka solusinya, dibutuhkan jihad secara fisik di kancah peperangan untuk menghilangkan negara Israel.  Solusi ini sudah dikemukakan oleh para ulama sejak awal. Pada muktamar yang diselenggarakan pada 26 Januari 1935 di Al Quds, Ulama Palestina telah mengharamkan perjanjian damai dengan Israel. Demikian juga Badan Fatwa Universitas al-Azhar asy-Syarif mengumumkan pada tahun 1957, bahwa berdamai dengan Israel dalam bentuk apapun, hukumnya haram. Hukum ini berlaku selama eksistensi Yahudi masih tegak di bumi Palestina, baik kondisinya kuat maupun lemah. Itulah sebabnya, tuntutan yang hendaknya disuarakan oleh kaum muslimin dimanapun, termasuk Sumatera Utara adalah Jihad. Menyeru kepala negara kaum muslimin untuk mengirimkan tentaranya ke Palestina. Penguasaan Israel atas bumi Palestina adalah tindakan fisik yang juga harus dilawan dengan tindakan fisik berupa pengiriman tentara.
Di samping itu, tentu saja umat Islam perlu disadarkan bahwa penguasaan Israel atas Palestina adalah bukti bahwa kita butuh Khilafah. Inilah negara yang telah terbukti mampu melindungi kaum muslimin dari serangan jahat orang-orang kafir.  Ke depan, inilah dua tuntutan yang hendaknya diserukan dalam Aksi Bela Palestina : Bebaskan Palestina dengan Jihad
dan Khilafah ! [ ]